Wanita Sukabumi Tewas Usai Karaoke

FAKTA BARU Kekejian Ronald Tannur Terungkap saat Rekonstruksi, Sempat Rekam Dini Sera di TKP

Inilah fakta baru kasus penganiayaan Dini Sera Afrianti oleh anak anggota DPR RI, Ronald Tannur, hingga menyebabkan hilangnya nyawa korban.

Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Musahadah
Kolase Surya.co.id
Kekejian Ronald Tannur bertambah, dia terungkap sempat merekam Dini Sera Afrianti yang sedang terkapar setelah dianiaya di parkir basemen salah satu mal di kawasan Surabaya Barat. 

Dalam rekonstruksi, Ronald Tannur juga terekam sempat menangis menuju lokasi pakir.

Anak anggota DPR RI Edward Tannur itu juga mengenakan rompi kuning khas tahanan dan celana pendek berwarna hijau gelap.

Baca juga: Biodata Kompol Hakim Kapolsek Lakarsantri Surabaya yang Akan Dilaporkan Terkait Kasus Anak DPR

Sebagai informasi, GRT telah resmi ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan berujung tewasnya DSA, pada Jumat (6/10/2023) lalu.

Akibat perbuatannya, GRT dijerat dengan Pasal 351 Ayat 3 KUHP Tentang Tindak Pidana Penganiayaan yang menyebabkan kematian, dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara.

GRT dan DSA diketahui baru lima bulan menjalin asmara dan tinggal bersama di sebuah apartemen di kawasan Surabaya, Jawa Timur.

DSA yang merupakan seorang pemandu lagu, pertama kali mengenal GRT di sebuah tempat karaoke.

Sosok DSA pun diungkap rekannya yang enggan disebutkan namanya.

Menurut sumber tersebut, DSA berhenti dari pekerjaannya setelah berpacaran dengan GRT.

"Setelah kencan, lalu baper, terus lanjut pacaran. Kira-kira begitulah kisah Andini dan Ronald Tannur," ucapnya.

Tabiat Ronald Tannur

Edward Tannur tak menyangka, anak sulungnya yang polos itu, sampai melakukan perbuatan dan aksi nekat yang tak cuma melukai seseorang namun sekaligus menghilangkan nyawanya. 

Menurutnya, sosok GRT merusak anak pertama yang memiliki watak kalem, sopan, menurut, dan selalu mengayomi kedua orangtua. 

"Itu yang buat saya kaget. Anak pertama saya. Anak itu kalem sekali sopan sekali. Selalu melayani orangtua," ujar Edward Tannur kepada awak media di sebuah balai pertemuan kawasan Kecamatan Sukomanunggal, Surabaya, pada Selasa (10/10/2023) sore. 

Entah apa penyebabnya. Mengetahui pertama kali kasus sang anak pada pekan lalu, Edward Tannur hanya geleng-geleng kepala. Apalagi pada hari kejadian tersebut, dirinya sedang tidak berasa di Kota Surabaya. 

Edward Tannur (kiri), Ronald dan Dini Sera (kanan). Simak Nasib Edward Tannur Usai Anaknya, Ronald, Aniaya Dini Sera hingga tewas di Surabaya.
Edward Tannur (kiri), Ronald dan Dini Sera (kanan). Simak Nasib Edward Tannur Usai Anaknya, Ronald, Aniaya Dini Sera hingga tewas di Surabaya. (kolase SURYA.co.id)

"Tapi kok bisa jadi seperti itu, saya kok kaget. Kenapa ini. Kerasukan setan atau apa ini, sampai terjadi seperti ini. Saya enggak tahu. Saya tidak ada di tempat," jelasnya. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved