Berita Probolinggo

Digempur Platform Belanja Online, Pedagang Pakaian di Pasar Gotong Royong Kota Probolinggo Menjerit

Para pedagang pakaian di Pasar Gotong Royong, Kota Probolinggo, menjerit akibat jumlah pembeli dan pendapatan mereka terjun bebas.

Penulis: Danendra Kusumawardana | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Lengangnya suasana blok pakaian di Pasar Gotong Royong Kota Probolinggo, Selasa (3/10/2023). 

SURYA.CO.ID, PROBOLINGGO - Para pedagang pakaian di Pasar Gotong Royong, Kota Probolinggo, menjerit akibat jumlah pembeli dan pendapatan mereka terjun bebas.

Bahkan, beberapa ada yang terancam gulung tikar.

Menurunnya pembeli dan penghasilan pedagang itu, disebut dipengaruhi oleh gempuran platform belanja online.

Seorang pedagang pakaian di Pasar Gotong Royong, Andrin (35) mengatakan, sepinya pembeli mulai ia rasakan sedari 2022.

Di beberapa waktu, tidak ada satu pun pembeli yang mampir ke lapaknya.

"Pembeli turun drastis dan mempengaruhi pendapatan. Bisa mendapat Rp 300 ribu dalam sehari rasanya sudah sangat bersyukur," katanya, Selasa (3/10/2023).

Warga Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo ini mengaku harus memutar otak dengan hasil minim yang didapat.

Sebab, Andrin harus menggaji karyawan serta membayar retribusi maupun listrik.

"Saya berharap Pemkot Probolinggo berupaya membantu meramaikan kembali Pasar Gotong Royong. Misalnya mengadakan acara yang menarik minat masyarakat," harapnya.

Pantauan SURYA.CO.ID, Pasar Gotong Royong di blok pedagang pakaian tampak lengang dari lalu-lalang pembeli.

Mayoritas pedagang juga hanya duduk di depan toko menunggu pembeli datang.

Pedagang lain, Khotibah (53) menyebut, menjamurnya aplikasi belanja online membuat dagangannya tak laku.

Selama 10 hari belakangan ini, pakaian yang dia jual hanya laku satu pcs saja.

"Pendapatan saya kurang. Saya sampai belum bisa membayar retribusi sebulan ini," terang Khotibah.

Jika penghasilannya dalam waktu dekat tak merangkak naik, dia mengatakan, menjual pakaian yang ada di toko saja. Niat mengkulak dagangan pakaian model baru diurungkan sementara.

"Saya terpaksa tidak mengkulak baju-baju. Saya memilih tetap menjual baju stok yang ada di tokonya," papar Khotibah.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved