Mahasiswa Fisip Ubhara Mengkaji Penerapan Smart City di Pemkot Surabaya

Tiga mahasiswa FISIP, Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, melalui PKM-RSH mengkaji tentang Smart City sebagai upaya pembanguna Kota Surabaya.

Editor: Musahadah
istimewa
Mahasiswa FISIP, Universitas Bhayangkara (Ubhara) melalui PKM-RSH mengkaji tentang penerapan Smart City sebagai upaya pembangunan di Kota Surabaya. 

SURYA.CO.ID I SURABAYA - Smart City atau kota pintar menjadi konsep yang diterapkan sejumlah kota untuk  mengelola sumber daya secara efisien dan efektif, agar masyarakat merasa aman dan bahagia. Dalam perkembangan Smart City terdapat beberapa hal penting yakni, manusia, teknologi, proses dan data.

Untuk mengetahui cara Pemkot Surabaya menerapkan konsep ini lah, tiga mahasiswa FISIP, Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya, Laili Dwi Agustina, Nur Fitri Ana Melati dan Febian Ragil Prawesti,  melalui PKM-RSH mengkaji tentang Smart City sebagai upaya pembangunan kota.

Dalam kajiannya, mereka wawancara pihak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) serta Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Kota Surabaya.

Galuh, Staf Koordinator Pembangunan, Bappeda Litbang Kota Surabaya mengatakan ada beberapa program yang telah dilakukan terkait penerapan Smart City, khususnya dalam pelayanan publik digital.

Dia mencontohkan Aplikasi SSW Alfa dan platform e-commerce lokal khusus produk UMKM seperti E-Peken.

Baca juga: Cegah Pencurian Kendaraan Bermotor, Ubhara Luncurkan Sistem Keamanan Sepeda Motor

Selain itu, ada juga pengembangan ruang publik berbasis teknologi berupa transportasi massal berbasis roda seperti Surabaya Bus dan Wira-Wiri Surabaya yang sering dijumpai warga kota Surabaya.

“Dengan menggunakan aplikasi GOBIS yang dapat diakses mudah, warga Kota Surabaya sudah dapat menggunakan transportasi tersebut dengan efektif dan efisien,” katanya.

Sementara itu, Yanuar, staf Bidang Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Disperpusip Kota Surabaya memaparkan tentang aplikasi SIPUS, Mobil Perpustakaan Keliling dan E-Arsip.

“Inovasi tersebut memiliki fungsi agar masyarakat Surabaya lebih mudah mengakses sumber-sumber informasi tentang perpustakaan maupun kearsipan” ujarnya.

Menurut Laili Dwi Agustina, penerapan Smart City yang dilakukan Bappeda Litbang dan Disperpusip Kota Surabaya memiliki faktor pendorong keberhasilan yang sama yakni komitmen kuat dari Wali Kota Surabaya dan seluruh organisasi pemerintah daerah.

“Di sini juga ada keterlibatan masyarakat secara aktif dalam setiap proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Surabaya,” terang mahasiswa Administrasi Publik Ubhara.

Dijelaskan Laili, keberhasilan ini diukur berdasarkan feedback positif masyarakat, serta pencapaian indikator- indikator pembangunan kota yang telah diterapkan.

Nur Fitri Ana Melati menerangkan ada juga hal-hal yang menghambat penerapan Smart City di Bappedalitbang dan Disperpusip Kota Surabaya yaitu hambatan eknologi untuk meningkatkan infrastruktur teknologi di beberapa area.

“Ada juga resistensi budaya yang dimana sebagian masyarakat belum sepenuhnya siap atau enggan menerima perubahan teknologi,” ujar mahasiswa Administrasi Publik Fisip Ubhara.

Dalam mengatasi hambatan tersebut, Bappedalitbang dan Disperpusip Kota Surabaya menyiapkan beberapa cara, di antaranya menggelar pelatihan dan edukasi untuk meningkatkan literasi digital di kalangan masyarakat dan pegawai pemerintah.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved