Polisi Alihkan Arus Lalu Lintas Saat Laga Derbi Jatim Persebaya vs Arema FC Digelar di GBT Surabaya

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Satlantas Polrestabes Surabaya menyiapkan sejumlah skema pengalihan arus lalu lintas ketika laga derbi Jatim Persebaya vs Arema FC berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya pada Sabtu (23/9/2023) besok.

Wakasatlantas Polrestabes Surabaya, AKP Aristianto Budi Sutrisno mengatakan, pengalihan arus lalu lintas roda empat dari Jalan Benowo tidak akan bisa masuk ke Jalan Singapore dan Jalan Jawar.

"Semua kami alihkan menuju jalan Tol Tandes. Jadi akses tol menuju GBT dibuka. Kemudian turun sebelum Tol Romokalisari. Nanti ada petugas di sana mengarahkan dan arah ke GBT," kata Aristianto, Jumat (22/9/2023).

Lebih lanjut Aristianto mengatakan, selain lewat Romokalisari juga bisa menggunakan jalur Teluk Lamong melewati Terminal Osowilangon. Dari situ belok kanan putar balik ke atas jembatan turun ke GBT.

Baca juga: Hampir 5 Ribu Personel Gabungan Kawal Laga Derbi Jatim Persebaya vs Arema FC di Stadion GBT Surabaya

"Jadi tidak ada roda empat menuju ke GBT, semuanya harus melewati akses tol dan Teluk Lamong. Penerapan pengalihan berlaku mulai pukul 10.00," jelas Aristianto.

Menurut Aristianto, ada dua titik penyekatan, pertama di simpang lima Jalan Benowo dan simpang tiga Romokalisari.

Kemudian ada juga dua titik screening tiket. Pertama di depan Polsek Pakal kedua di pergudangan Maspion.

"Jadi tidak ada yang bisa melakukan cash on delivery (COD) tiket di depan portal akses ke GBT, semua yang melewati Jalan Jawar harus bertiket," tegasnya.

Aristianto menggambarkan, kalau dari arah Banyuurip menuju Stadion GBT, kendaraan roda empat sampai di bundaran Karangpoh belok kanan arah Margomulyo, Kalianak menuju Romokalisari.

"Bila tidak ingin lewat tol bisa lewat Teluk Lamong lurus mentok belok kiri. Belok kiri ada Terminal Osowilangun, jembatan belok kanan nanti ada arah menuju GBT," terangnya.

Aristianto mengungkapkan, penjagaan di setiap titik pengalihan arus melibatkan tokoh masyarakat setempat. Sehingga warga bisa tetap masuk.

"Dengan adanya tokoh masyarakat setempat akan tahu itu warganya atau bukan," pungkas Aristianto.