Berita Pamekasan

Pengusaha Pamekasan Jelaskan Penanganan Garam Agar Tidak Menetes, Harus Ditiriskan Sebelum Diangkut

Mohamad Fahri mengatakan, garam dibiarkan di tempat penampungan minimal empat hari setelah dipanen dari tambak garam.

Penulis: Muchsin | Editor: Deddy Humana
surya/muchsin
Truk mengangkut garam melintas di tikungan jalan raya Desa Bunder, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Selasa (19/9/2023) sekitar pukul 15.00 WIB. 

SURYA.CO.ID, PAMEKASAN – Ceceran air garam yang memanjang di jalanan Madura belakangan ini menjadi fenomena yang meresahkan. Konflik warga dengan armada truk pengangkut garam sudah terjadi di Bangkalan, sedangkan di Pamekasan masih menjadi analisa mengenai penyebab air garam menetes ke jalan raya.

Diduga tetesan air garam terjadi lantaran garam yang dipanen tidak dibiarkan terlebih dulu ditiriskan. Namun keburu diangkut ke atas truk, sehingga garam yang masih basah berpotensi menetes ke jalan raya.

Seorang pemerhati garam Pamekasan, Mohamad Fahri mengatakan, seharusnya garam dibiarkan di tempat penampungan minimal empat hari setelah dipanen dari tambak garam. Setelah itu baru diangkut ke atas truk untuk dibawa ke pabrik. Sehingga sebelum dinaikkan ke truk, garam mengering dan tidak akan menetes.

“Air garam menetes lantaran setelah dipanen, hanya dibiarkan dua hari di gudang penampungannya, setelah itu diangkut. Bahkan ada yang hanya satu hari dibiarkan, kemudian dinaikkan ke truk. Padahal garamnya belum kering betul dan membuat air garam menetes di jalan saat diangkut truk,” ujar Fahri kepada SURYA, Rabu (20/9/2023).

Menurut Fahri yang juga pengusaha garam dan pemilik tambak garam di Pamekasan ini, selama ini pihaknya membiarkan terlebih dulu garam lalu ditiriskan antara 4 hingga 5 hari. Setelah itu diangkut ke atas truk. Cara ini dapat mencegah, serta meminimalisir menetesnya air garam di jalan.

Fahri mengakui ada garam baru dipanen tidak dibiarkan terlebih dulu hingga beberapa hari sebelum diangkut ke truk. Itu karena beberapa pengepul garam dan sejumlah petani garam beralasan agar garam yang dipanen cepat laku dan uangnya dibutuhkan.

“Kami mengimbau kepada petani maupun pengepul garam, jangan karena hanya mengejar keuntungan, namun mengabaikan keselamatan orang lain. Tolong garam yang baru dipanen dari tambak dibiarkan dulu jangan keburu diangkut ke truk,” ujar Fahri.

Fahri menjelaskan, tetesan air garam yang jatuh ke jalan raya itu dampaknya berbahaya bagi pengendara di Pulau Garam. Bukan hanya kepada pengendara roda dua, namun juga roda empat. Karena sifat air garam itu pekat, berbeda dengan air biasa atau air hujan.

Diakui, di musim kemarau ketika air garam dari truk menetes ke jalan raya, beberapa jam kemudian mengering. Namun di malam hari, apalagi di pagi hari, jalan raya bekas tetesan air garam itu basah kembali, sehingga jalannya licin. Dan bila ada sepeda motor yang melintas dan mengerem mendadak, bisa tergelincir.

Farhi mengatakan, saat malam hari ia sering menjumpai tetesan air garam itu di kawasan Asemmanis, Jalan Jokotole Pamekasan. Karena beberapa truk pengangkut garam dari Sumenep berhenti sebentar di sana, untuk istirahat. Setelah truk berangkat, muncul tetesan air garam.

Menyinggung tetesan garam bercampur solar, ia memaklumi. Hampir semua truk pengangkut garam setelah pulang dari Surabaya memasok garam, langsung dicuci. Setelah itu bak truk dan kerangkanya disemprot dengan solar untuk menghindari karat. “Ketika jalan menikung atau berada di tanjakan, posisi truk miring, air garam menetes,” papar Fahri.

Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) Pamekasan, Imam Hidajat yang dimintai komentarnya mengatakan, untuk mencegah tetesan air garam dari truk garam, pihaknya sudah berkoordinasi dengan beberapa pengusaha angkutan dan paguyuban angkutan di Pamekasan.

Sosialisasi itu mengimbau pengusaha agar saat mengangkut garam, diusahakan jangan sampai air garamnya menetes ke jalan raya.

“Kami mohon kepada pengusaha angkutan maupun sopir truk, sebelum garam itu diangkut ke atas truk, sebaiknya bak bagian dalam dilapisi terpal. Agar sewaktu-waktu air garamnya menetes, tidak jatuh ke jalan raya namun tetap pada posisi tertampung di dalam bak truk,” kata Imam. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved