Siswa MTs di Lamongan Meninggal Dianiaya

UPDATE Kasus Meninggalnya Siswa MTs di Paciran Lamongan, Hari Ini 17 Saksi Diperiksa Polisi

Penyelidikan kasus meninggalnya seorang siswa MTs di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, hari Senin (28/7/2023) ini polisi periksa 17 saksi

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Hanif Manshuri
Para saksi terkait kasus meninggalnya siswa MTs di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Senin (28/8/2023). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Penyelidikan kasus meninggalnya seorang siswa MTs, MHN yang juga santri Ponpes Tarbiyatut Tholabah di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, kini sedang dikembangkan. Ada dugaan korban meninggal karena dianiaya.

Terkait hal tesebut, hari ini Senin (28/8/2023) ini, 17 orang saksi dari para santri dan pengajar diperiksa secara maraton oleh penyidik Sat Reskrim Polres Lamongan.

Sebelumnya, saksi orang tua korban juga sudah dimintai keterangan terkait kasus meninggalnya MHN.

"Hari ini ada 17 saksi yang sedang dimintai keterangan oleh penyidik," kata Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda Anton Krisbiantoro saat dikonfirmasi SURYA.CO.ID, Senin (28/8/2023) siang.

Belasan saksi dari kalangan ponpes, lembaga MTs dan pengasuh diminta keterangan dibagi di 5 ruang unit Sat Reskrim yakni unit I, II, III, IV dan unit PPA.

Kemungkinan para saksi yang dimintai keterangan masih akan bertambah. Karena saat ini baru pemeriksaan awal setelah saksi orang tua korban.

"Jadi saksi orang tua korban sudah dimintai keterangan oleh penyidik," ujarnya.

Ipda Anton mengaku, belum tahu pasti materi pertanyaan yang diajukan penyidik. Dan materi itu menjadi ranah penyidik yang belum final.

Ia mengatakan, bahwa perkara meninggalnya MHN masih proses penyelidikan. Selain itu, perkara meninggalnya santri MTs ini juga menjadi atensi pimpinan.

Pemeriksaan terhadap para saksi ini masih cukup panjang, karena masih akan ada banyak saksi yang menyusul akan dimintai keterangan.

Hari ini, di antara saksi yang dimintai keterangan adalah teman sekelas korban dan teman satu asrama.

"Ada beberapa pengasuh, guru dan juga ketua," ungkap Anton.

Sementara itu, SURYA.CO.ID mendapati satu di antara saksi yang dimintai keterangan unit IV adalah Ketua Pondok Putra, Danang Eko Saputra.

Danang inilah yang pertama kali menemukan korban sudah meninggal dunia, ketika ia membangunkan korban di kamar pengurus Ponpes menjelang salat subuh.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved