Berita Pasuruan

Bacakan KUA-PPAS 2024, Bupati Pasuruan Proyeksikan Ada Defisit Anggaran Hingga Rp 196 Miliar

Padahal pada 2023, target pendapatan Rp 3,51 triliun sehingga diproyeksikan ada penyusutan pendapatan sekitar Rp 60 miliar.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Deddy Humana
surya/galih lintartika
Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf membacakan Nota Pengantar Rancangan KUA-PPAS)tahun 2024 di Gedung DPRD Kabupaten Pasuruan, Senin (7/8/2023). 

SURYA.CO.ID, PASURUAN - Kekuatan APBD Kabupaten Pasuruan tahun 2024 terancam menurun dibandingkan tahun 2023. Kemungkinan itu dipengaruhi sokongan dana pusat yang diperkirakan mengalami penurunan.

Dan turunnya transfer dana dari pusat itu juga akan mempengaruhi pendapatan dan belanja daerah di Kabupaten Pasuruan. Hal itu terungkap dalam dalam paripurna Nota Pengantar Rancangan Kebijakan Umum APBD- Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) tahun 2024, Senin (7/8/2023).

Bupati Pasuruan, Irsyad Yusuf menjelaskan, Pendapatan Daerah tahun 2024 diproyeksikan mencapai Rp 3,45 triliun. Padahal pada 2023, target pendapatan sudah Rp 3,51 triliun. Sehingga diproyeksikan ada penyusutan pendapatan sekitar Rp 60 miliar.

Disampaikan Gus Irsyad, sapaan akrabnya, pendapatan tersebut dipengaruhi beberapa hal. Salah satunya, transfer pusat dan transfer antar daerah yang dimungkinkan akan mengalami penurunan.

“Dalam APBD 2023 murni, target perolehan dana transfer pusat dan antar daerah menembus Rp 2,64 triliun. Proyeksi dana transfer pusat dan antar daerah pada 2024, kemungkinan hanya Rp 2,43 triliun,” terangnya.

Menurut Gus Irsyad, menyusutnya pendapatan daerah ini akan berdampak pada menurunnya belanja daerah. Ia menguraikan, belanja daerah pada 2024 diproyeksikan hanya menembus Rp 3,65 triliun.

Angka tersebut bisa jadi jeblok hingga 6,68 persen, dibandingkan belanja pada APBD 2023 murni. Sebab pada 2023, Pemkab Pasuruan memproyeksikan belanja daerah Rp 3,91 triliun.

“Ada penurunan pendapatan yang diproyeksikan bisa didapatkan. Hal ini berpengaruh terhadap belanja daerah, yang akhirnya juga mengalami penurunan,” sambung Ketua DPC PKB Kabupaten Pasuruan ini.

Ia menyebut, turunnya dana transfer dari pusat dan antar daerah mempengaruhi kekuatan keuangan daerah. Yang akhirnya berpengaruh pada belanja daerah.

“Dengan perbandingan antara pendapatan dan belanja pada 2024 itu, anggaran daerah mengalami defisit. Besarnya defisit anggaran yang terjadi mencapai Rp 196 miliar dan ditutup dengan pembiayaan netto,” tutupnya. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved