SD Negeri di Solo Jateng Hanya Terima Satu Siswa pada PPDB 2023, Begini Respons Dinas Pendidikan
Sebuah sekolah dasar negeri di Solo hanya menerima satu siswa pada PPDB tahun 2023, begini respons dari Dinas Pendidikan setempat.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
"Saya meminta untuk menginventarisasi di sekitar lokasi ada sekolah apa saja, sekolah negerinya berapa, sekolah swastanya berapa.
Terus area sekolah itu area apa, apakah perumahan, atau kantor, dari situ kita akan mengambil analisa termasuk jumlah penduduk yang produktif," tambahnya.
Baca juga: Banyak Siswa Tak Dapat Sekolah Negeri, Kom I DPRD Kota Blitar Minta Dindik Jatim Evaluasi PPDB SMA
Diakui Dian memang di sekitar lokasi sekolah terdapat sedikit anak usia sekolah, hal itu karena banyak penyebab.
"Saya minta teman-teman sekolah menghubungi RT RW atau kelurahan untuk memastikan di lingkungan sana ada anak sekolah atau tidak ada anak sekolah, kalau ada anak yang tidak sekolah kan kita tarik untuk sekolah," katanya.
"Dari koordinasi tiga hari dengan sekolah-sekolah itu ada tiga hasil, untuk SDN Tumenggungan kita tahu lokasinya berada di sekitar sentral bisnis dan rumah sakit," ungkap Dian.
"Jadi artinya lingkungan di sana minim penduduk usia sekolah. Kepala sekolah dan guru sudah melaporkan kepada saya tadi pagi, mereka sudah proaktif dan muter memastikan di sana tidak ada anak usia sekolah yang tidak sekolah," sambungnya.
Fakta-fakta di lapangan itu juga telah disampaikan Dian Rineta kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Kami pun juga telah menyampaikan laporan kepada Bapak Wali kota termasuk soal hasil PPDB seperti apa. Oleh karena itu kami juga menunggu arahan beliau nantinya seperti apa," tambahnya.
Meskipun SDN Temanggungan minim siswa baru bahkan total siswa hanya mencapai 55 anak, Dian Rineta belum bisa mengambil keputusan untuk regrouping.
"Tetap berlanjut, pendidikan kan untuk semua. Jadi nanti kan dari hasil analisa bisa kita lihat, tapi kita juga harus memperhitungkan apakah siswa dan orang tua keberatan dengan apabila diregruping. Takutnya bisa membuat anak yang putus sekolah, makanya harus dianalisa lebih lanjut," tegasnya.
"Untuk SDN Temanggungan masih kita kaji dulu, apakah akan di regrouping atau tidak. Lantas kalau diregrouping nanti dengan sekolah mana," pungkasnya. (Kompas.com/TribunSolo.com)
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.