SD Negeri di Solo Jateng Hanya Terima Satu Siswa pada PPDB 2023, Begini Respons Dinas Pendidikan
Sebuah sekolah dasar negeri di Solo hanya menerima satu siswa pada PPDB tahun 2023, begini respons dari Dinas Pendidikan setempat.
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Sebuah sekolah dasar (SD) negeri di Solo Jawa Tengah mendapat sorotan pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun 2023.
Pada PPDB 2023 kali ini, SD negeri itu hanya menerima satu siswa.
Adapun, satu siswa SD negeri di Solo tersebut diterima pada seleksi PPDB 2023 jalur offline.
Padahal, lokasi sekolah terbilang strategis, berada di tengah kota.
Sekolah itu yakni SD Negeri Tumenggungan 28 Solo.
Atas penerimaan siswa baru tersebut, pihak sekolah buka suara membeberkan alasan.
Dilansir Surya.co.id dari Kompas.com, SD Negeri Tumenggungan 28 ini menerima satu siswa jalur offline dan satu siswa jalur zonasi.
Namun, siswa jalur zonasi mengundurkan diri.
"Untuk anak akhirnya kami satu (siswa). Karena yang zonasi mungkin karena banyaknya pemberitaan akhirnya malah mundur.
Jadi kami hanya (menerima) satu siswa untuk yang offline," kata Kepala SDN Tumenggungan No 28, Lelly Maria kepada wartawan di Solo, Jawa Tengah, Senin (17/7/2023).
Padahal lokasi SD Negeri Tumenggungan 28 ini berada di pusat kota Solo, di Jalan Ronggowarsito, nomor 243 Timuran, Banjarsari, Solo.
Lelly menilai, penyebab berkurangnya siswa yang mendaftar ke SDN Tumenggungan 28 ini karena jarak perkampungan yang jauh dari sekolah dan jumlah anak usia kelas satu yang berkurang.
"Jauh dari perkampungan penjenengan (kalian) sudah melihat sendiri.
Monggo bisa melihat lingkungan sekitar kondisinya seperti apa.
Jadi utamanya adalah kondisi lingkungan perkampungan hanya sedikit. Jumlah anak yang masuk kelas satu di perkampungan tersebut juga hanya sedikit," kata dia.
Kendati hanya menerima satu siswa, pihaknya akan tetap memberikan haknya dengan kegiatan belajar dan mengajar seperti siswa lainnya.
"Iya, tetap akan kita layani dengan proses belajar dan mengajar yang sama," ungkap dia.
Lelly mengungkapkan, jumlah keseluruhan siswa dari kelas 1 hingga VI di SDN Tumenggungan No 28 ada sebanyak 55 orang.

Lebih jauh, Lelly menambahkan, pihaknya akan melakukan kolaborasi pembelajaran.
Hal ini untuk mengantisipasi agar siswa kelas satu yang hanya satu orang tidak merasa sendiri dalam belajar.
"Kan kurikulum merdeka ada fase A, fase B.
Nanti pandai-pandainya guru kelas satu akan berkolaborasi dengan guru kelas 2 supaya anak tidak terlalu merasa sendirian," terang dia.
Dinas Pendidikan Kota Solo Buka Suara
Sementara itu,ddilansir Surya.co.id dari TribunSolo.com, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Solo telah melakukan evaluasi dan analisis terkait sejumlah sekolah dasar negeri (SDN) yang kekurangan siswa baru.
Namun terkait tindak lanjut untuk sekolah-sekolah yang didapati kekurangan murid, masih menunggu koordinasi termasuk dengan Wali Kota Solo apakah akan di-regrouping.
Kadisdik Kota Solo Dian Rineta mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan laporan penyebab tujuh SDN yang kekurangan siswa didik baru di tahun ajaran 2023 ini, termasuk SDN Tumenggungan yang hanya mendapat satu murid.
Sebagai informasi ada tujuh SDN di Solo yang kekurangan siswa baru.
Antara lain SDN Tumenggungan hanya ada satu anak, SDN Bumi 1 ada tiga anak, SDN Yosodipuro ada lima anak, SDN Pringgolayan ada lima anak, SDN Carangan ada lima anak, SDN Sumber V ada enam anak, dan SDN Nayu Barat 1 ada sembilan anak.
"Saya sudah berkoordinasi kepada kepala sekolah bersangkutan dan meminta mencari informasi kependudukan sekitar sekolah.
Dalam arti sekolah-sekolah (SDN) yang kekurangan siswa itu ada tujuh lokasi," ujar Dian Rineta saat ditemui di Kantor Dinas Pendidikan Solo, Senin (17/7/2023) siang.
"Saya meminta untuk menginventarisasi di sekitar lokasi ada sekolah apa saja, sekolah negerinya berapa, sekolah swastanya berapa.
Terus area sekolah itu area apa, apakah perumahan, atau kantor, dari situ kita akan mengambil analisa termasuk jumlah penduduk yang produktif," tambahnya.
Baca juga: Banyak Siswa Tak Dapat Sekolah Negeri, Kom I DPRD Kota Blitar Minta Dindik Jatim Evaluasi PPDB SMA
Diakui Dian memang di sekitar lokasi sekolah terdapat sedikit anak usia sekolah, hal itu karena banyak penyebab.
"Saya minta teman-teman sekolah menghubungi RT RW atau kelurahan untuk memastikan di lingkungan sana ada anak sekolah atau tidak ada anak sekolah, kalau ada anak yang tidak sekolah kan kita tarik untuk sekolah," katanya.
"Dari koordinasi tiga hari dengan sekolah-sekolah itu ada tiga hasil, untuk SDN Tumenggungan kita tahu lokasinya berada di sekitar sentral bisnis dan rumah sakit," ungkap Dian.
"Jadi artinya lingkungan di sana minim penduduk usia sekolah. Kepala sekolah dan guru sudah melaporkan kepada saya tadi pagi, mereka sudah proaktif dan muter memastikan di sana tidak ada anak usia sekolah yang tidak sekolah," sambungnya.
Fakta-fakta di lapangan itu juga telah disampaikan Dian Rineta kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
"Kami pun juga telah menyampaikan laporan kepada Bapak Wali kota termasuk soal hasil PPDB seperti apa. Oleh karena itu kami juga menunggu arahan beliau nantinya seperti apa," tambahnya.
Meskipun SDN Temanggungan minim siswa baru bahkan total siswa hanya mencapai 55 anak, Dian Rineta belum bisa mengambil keputusan untuk regrouping.
"Tetap berlanjut, pendidikan kan untuk semua. Jadi nanti kan dari hasil analisa bisa kita lihat, tapi kita juga harus memperhitungkan apakah siswa dan orang tua keberatan dengan apabila diregruping. Takutnya bisa membuat anak yang putus sekolah, makanya harus dianalisa lebih lanjut," tegasnya.
"Untuk SDN Temanggungan masih kita kaji dulu, apakah akan di regrouping atau tidak. Lantas kalau diregrouping nanti dengan sekolah mana," pungkasnya. (Kompas.com/TribunSolo.com)
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.