Kontroversi Ponpes Al Zaytun

SOSOK Imam Supriyanto Pendiri Al Zaytun yang Sebut Panji Gumilang Dibekingi Intelijen, Ini Orangnya

Ini lah sosok Imam Supriyanto, Pendiri Ponpes Al Zaytun yang menyebut Panji Gumilang dibekingi intelijen. 

Editor: Musahadah
kolase youtube kompas.com/tribunnews
Imam Supriyanto, pendiri Ponpes Al Zaytun yang sebut Panji Gumilang dibekingi intelijen. 

SURYA.CO.ID - Ini lah sosok Imam Supriyanto, Pendiri Ponpes Al Zaytun yang menyebut Panji Gumilang dibekingi intelijen. 

Pernyataan keras Imam Supriyanto ini diungkapkan saat berbincang di konten GASPOL akun offisial YouTube Kompas.com pada Rabu (5/7/2023).

Dikatakan Imam, sebetulnya Al Zaytun didirikan sebagai salah satu program Negara Islam Indonesia (NII) Komandan Wilayah (KW) 9. 

Imam Supriyanto mengaku sempat menjadi menteri dalam kabinet pemerintahan NII KW 9 pimpinan Panji Gumilang.

Panji Gumilang, lanjut Imam, sebelumnya adalah Gubernur Komandemen Wilayah 9 yang meliputi Jakarta, Bogor, dan Tangerang.

Baca juga: SIASAT Panji Gumilang Agar Punya 256 Rekening Bank, Mahfud MD: Agak Mencurigakan, Dianalisis PPATK

Sementara Depok masuk ke Jawa Barat yang merupakan bagian NII Komandemen Wilayah 7.

"Nah Panji Gumilang ini kemudian pemimpin nasional, menjadi Imam,  ya presidennya NII yang keenam sejak Imam Kartosuwiryo. Sebelumnya ada Kahar Muzakar, Agus Abdullah, Abu Daud, lalu Adah Jaelani," jelas Imam Supriyanto.

Terkait dengan kehadiran anggota Interpol atau BIN (Badan Intelijen Negara), menurut Imam, itu bermula dari adik Panji Gumilang, MYR Agung Sedayu yang memang anggota BIN. 

"Waktu itu Panji Gumilang bilang, ini Yusuf kalau bersama kita, hubungan dengan luar negeri akan aman. Banyak koneksi kita. Sekarang dia dipercaya sebagai ketua Lembaga kemakmuran Masjid. Karena yayasan ini berpotensi saya ambil alih, dia sudah alirkan aset-aset ke Lembaga Kemakmuran Masjid, bukan lagi ke Yayasan. Dia masih aktif sebagai BIN," kata Imam.

Menurut Imam Supriyanto, yang tahu keberadaan MYR Agung Sedayu sebagai anggota Interpol dan BIN di Al Zaytun itu hanya dirinya dan Panji Gumilang.

"Baru sekarang-sekarang ini saja dibuka, orang mulai tahu. Mungkin juga sudah ada gejolak di tubuh Al Zaytun," katanya.

Imam mengatakan, termasuk akses ke Moeldoko Kepala KSP, itu Agung Sedayu yang punya hubungan baik. 

"Sering hadir di beberapa acara, datang saat acara Bela Negara, ceramah di 1 Muharam. Dengan kewenangan Pak Moeldoko, Panji Gumilang itu diberi akses kapan waktu ada gangguan dari pihak luar yang mengancam keamanan Al Zaytun, kontak saja ke Kapolres, Kapolda atau Mabes Polri. Nah informasi Pak Moeldoko ini yang melanjutkan adalah MYR Agung Sedayu, yang banyak komunikasi. Agung Sedayu sudah membuat perangkat untuk mengamankan Al Zaytun. Peralatan intelijen itu sudah cukup lengkap. Alat untuk ngejam handphone, pelacak sinyal itu sudah ada. Kan kata Pak Panji dalam waktu 5 menit saya bisa tahu nomor handphone, ciri orang, siapa identitasnya. Sekarang punya buzzer. Jadi kayak mau perang saja," tutur Imam Supriyanto.

Ketika itu, menurut Imam, NII KW 9 memiliki misi untuk merekrut sumber daya manusia yang berkualitas berbasis akademik. Lalu  kata Imam, misi lainnya adalah menghimpun sejumlah barang dari jemaah NII. 

"Segala apa yang dimiliki oleh anggota itu diserahkan ke NII, ke Panji Gumilang. Makanya ada orang punya warisan, dijual, punya usaha dijual, apa-apa dijual. Sampai dikumpulkan dengan kurs emas itu kita hitung tuh hampir 2 ton emas di zaman itu. Itulah yang dipakai untuk membangun Al Zaytun berikut operasionalnya," tutur Imam Supriyanto.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved