Sambang Kampung

Kampung Tempat Lahir Soekarno Bersolek Jelang Festival Peneleh, Dimural Life Story of Bung Karno

Kampung rumah lahir Bung Karno di Jalan Pandean IV, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, tengah bersolek jelang Festival Peneleh

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Sugiharto
Para pemural sedang menggambar cerita hidup Bung Karno di Kampung Rumah Lahir Bung Karno di Jalan Pandean IV, Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Senin (3/7/2023). 

Total, dinding yang dilukis oleh Edy dan tiga orang teman pelukis memiliki panjang 13,5 meter dan tinggi 3 meter. Dikatakan Edy, melukis di story of life dari Soekarno ini memiliki sejumlah tantangan.

Terutama adalah ia dan teman-temannya harus banyak melakukan riset sejarah. Pasalnya, visual yang disajikan harus sesuai dengan kondisi pada waktu itu. Sehingga riset benar-benar dilakukan oleh para pelukis mural.

“Seperti bapak dari Soekarno biasanya pakai bajunya apa, jadi kami visualkan. Begitu pula dengan sekolah Belanda pada masa itu seperti apa, ternyata pakai dasi, ya kami gambarkan pakai dasi,” ungkapnya.

Guna memudahkan para wisatawan untuk memahami mural tersebut, dikatakan Edy, narasi akan dicantumkan di setiap frame murah yang digambarkan. Agar edukasi sejarah dari kehidupan Soekarno bisa lebih tersampaikan.

“Targetnya tanggal 5 Juli, semua muralnya selesai. Harapan kami bisa mengedukasi wisatawan dan menambah rasa nasionalisme dan menanamkan cinta sejarah Indonesia dan para pahlawan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua RT 4 RW 13 Kelurahan Peneleh, Kecamatan Genteng, lokasi kampung lahir Bung Karno, Faridah mengatakan bahwa mempercantik kawasan ini juga dilakukan untuk menyambut Festival Peneleh.

Sebab, sentra dari kawasan wisata sejarah Peneleh adalah rumah lahir Bung Karno ini. Sehingga upaya memaksimalkan potensi yang akan harus dilakukan.

“Selain menambah mural, juga kami tambahkan untuk pusat oleh-oleh dan merchandise. Saat ini store-nya sedang dikerjakan. Nanti yang mengisi produk jualannya adalah pemuda pemudi sini,” tegas Farida.

Selain itu, pihak kampung juga akan membuatkan instalasi tanaman hidroponik. Yang mana sayuran hidroponik ini diharapkan bisa menjadi oleh-oleh bagi wisatawan.

“Intinya, kami ingin agar warga kami lebih produktif sehingga bisa mengungkit ekonomi warga. Karena per hari kunjungan wisatawan bisa 50 orang lebih. Kalau setiap wisatawan membawa oleh-oleh dari kami, maka betapa ekonomi akan terangkat,” pungkas Faridah.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved