Kontroversi Ponpes Al Zaytun

SERANGAN Panji Gumilang ke MUI Dimentahkan, Menko PMK Ucap Ponpes Al-Zaytun Komune, Hari Ini Diputus

Panji Gumilang menyebut Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah keluar dari akhlak Islam. Begini tanggapannya!

Editor: Musahadah
kolase instagram
Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang saat hadir ke Gedung Sate, Jumat (23/6/2023) siang. 

 Sehingga nantinya, baik MUI atau pun pemerintah dapat mengambil keputusan yang tepat.

"Ya ini akan berproses baik fatwa maupun urusan penegakkan hukum dari pemerintah. Kita biarkan ini berjalan sesuai proses dan prosedur sehingga nanti pada waktunya, baik MUI maupun pemerintah akan mengambil sebuah keputusan yg tepat untuk mengakhiri kegaduhan itu," ungkap Amirsyah.

"Pemerintah hadir, MUI hadir. Akhiri polemik dan kegaduhan (Ponpes Al Zaytun)," tegasnya.

Al-Zaytun Bukan Sekadar Pondok 

Menteri Koordinator Pengembangan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyebut bahwa pondok pesantren Al Zaytun pimpinan Panji Gumilang bukan hanya pondok pesantren, tapi juga sudah merupakan komune.

Menurut Muhadjir, Al Zaytun memiliki sistem yang mirip negara dengan hirarki serta regulasi yang mengedepankan kepatuhan kepada pimpinan.

“Dari sisi pendidikan, karena itu ponpes, walaupun penilaian saya sementara Al Zaytun ini bukan hanya sebagai ponpes sudah merupakan komune,” kata Muhadjir usai melaksanakan salat Idul Adha di PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (28/6/2023).

"Sudah dibikin sedemikian rupa yang lebih mengedepankan kepatuhan kepada pemimpin, bahkan kepatuhan tanpa serve, itu ciri-ciri komune," tambahnya.

Perihal komune ini, Lanjut Muhadjir, bahwa di beberapa negara yang menganut sistem tersebut tak jarang terdapat penyimpangan yang cukup ekstrim, salah satunya di Amerika Serikat.

 Dijelaskannya, bahwa pernah terjadi aksi pembunuhan masal di salah satu kota bernama Waco lantaran warganya yang menganut sistem komune tersebut.

“Di Waco di Amerika Serikat terjadi pembunuhan masal, kemudian di Jepang pernah terjadi pelontaran gas sarin di kereta bawah tanah, itu tanda-tanda komune yang ekstrim,” ujar dia.

Namun terkait hal ini, ia mengaku tak menyalahkan apabila sistem komune itu diterapkan di tengah masyarakat selagi hal itu tak melanggar undang-undang yang berlaku di tanah air.

"Mudah-mudahan komune-komune yang ada di Indonesia ini termasuk di Al Zaytun tidak sampai sejauh itu," tuturnya. 

Selain itu, ia pun mengatakan bahwa akan berkoordinasi dengan kementerian terkait juga untuk memastikan pendidikan para santri tidak terganggu.

“Tapi di sana itu ada saya kira sudah tidak sekedar ponpes, namun kan di sana banyak santri banyak siswa yang harus kita selamatkan masa depan pendidikannya,” tuturnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved