Berita Gresik

Presiden Jokowi Tinjau Proyek Smelter Gresik, Berharap Bisa Mendorong Industri Mobil Listrik

PTFI mendukung percepatan pengembangan industri hilir, transformasi ekonomi nasional, serta agenda ekosistem kendaraan listrik

Penulis: Sugiyono | Editor: Deddy Humana
surya/mochammad Sugiyono
Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (depan kiri) ke proyek Smelter di KEK JIIPE, Kecamatan Manyar-Gresik, Selasa (20/6/2023). 

SURYA.CO.ID, GRESIK - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) meninjau proyek pembangunan smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Kecamatan Manyar – Gresik, Selasa (20/6/2023).

Dari pabrik smelter, Jokowi berharap muncul pabrik turunan yaitu industri kendaraan listrik. Sehingga dapat mendorong Indonesia menjadi negara maju.

Dalam kunjungannya Jokowi melihat langsung perkembangan proyek smelter yang sudah mencapai 72,5 persen dari target 74,27 persen pada akhir Juni 2023.

Ia menyampaikan turunan produksi dari smelter akan terintegrasi menjadi barang jadi dengan ekosistem besar. Salah satunya ekosistem kendaraan listrik yang dapat mendorong Indonesia menjadi negara maju.

“Ke depan, kita memiliki daya saing. Smelter merupakan pondasi untuk menjadi negara maju, karena dari yang bertumpu pada konsumsi sekarang bertumpu pada produksi,” kata Jokowi dalam rilis Humas PTFI, Rabu (21/6/2023).

Sementara Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas mengatakan, capaian pembangunan smelter tidak terlepas dari dukungan luar biasa pemerintah, mitra perusahaan, dan putra-putri terbaik bangsa, khususnya masyarakat Gresik.

“Smelter ini akan memungkinkan PTFI mendukung percepatan pengembangan industri hilir, transformasi ekonomi nasional, serta agenda ekosistem kendaraan listrik,” kata Tony.

Tony menambahkan, PTFI terus menyelesaikan beberapa pekerjaan yang mencakup concrete beton smelter, instalasi baja, pembangunan jetty dan wharf pelabuhan, serta pembangunan fasilitas desalinasi.

Pembangunan konstruksi fisik dijadwalkan selesai pada akhir Desember 2023, kemudian akan melalui tahap pre-commissioning dan commissioning selama lima bulan untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa kendala dan memulai kegiatan operasionalnya pada akhir Mei 2024.

Menurut Tony, pembangunan smelter PTFI ini bernilai USD 3 miliar atau setara dengan Rp 45 triliun. Hingga saat ini, proyek smelter telah menghabiskan USD 2,2 miliar atau setara Rp 33 triliun.

“Setelah beroperasi penuh, smelter ini akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produk 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun,” katanya. ******

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved