Jasad Dicor di Semarang

KEHIDUPAN GETIR Husen Tersangka Mutilasi dan Cor Jasad Bos Galon, Ungkap Perlakuan Keluarga

Terungkap kehidupan getir Muhammad Husen, tersangka pembunuh, pemutilasi dan pengecor jasad bos galon Irwan Hutagalung di Semarang.

kolase youtube dan instagram
Kolase foto Muhammad Husen, Tersangka Mutilasi dan Cor Jasad Bos Galon. Kehidupannya ternyata getir. 

Mereka bertanya kebenaran berita tersebut. 

Hampir seluruh pelanggan tidak percaya atas tindakan Husen yang membunuh bosnya.

"Secara fisik agak kurang karena Mas Kuncir tubuh sisi kirinya agak cacat, terutama tangan."

"Sehingga kami kaget dia bisa melakukan tindakan seperti itu," ujarnya.

Jessie mengaku selain kenal Husen juga kenal korban Irwan Hutagalung

"Kuncir selain lucu ya pendiam, kalau korban memang cuek," terangnya.

Diterangkan Jessie, Kuncir bekerja di Warmindo selama 4 bulan.

Dia keluar pada Februari 2023, lalu pindah kerja di Salatiga. 

Penyebab keluar dari tempat kerja itu lantaran Kuncir merasa menjadi sasaran amarah bosnya.

"Bukannya bela bos, Kuncir memang salah menangkap saja, bos marahi mungkin maksudnya menasihati," paparnya. 

Kuncir lantas pindah kerja di Salatiga di bidang yang sama yakni menjadi penjaga warung. 

Dia bekerja di sana tak lama karena setelah itu pindah ke usaha galon milik korban, AHS Arga Tirta di Mulawarman Raya, Tembalang, Kota Semarang

"Karena tempat kerja di galon dekat dengan sini, Kuncir ya sering main ke sini," beber Jessie kepada Tribunjateng.com, Kamis (11/5/2023).

Sebelum peristiwa pembunuhan terjadi, Husen sempat berulang kali main ke bekas tempat kerjanya.

Di tempat itu, dia bertemu dengan Jessie dan tukang parkir tempat tersebut.

Dalam pertemuan itu, Husen sempat bercerita mendapatkan perlakuan kekerasan oleh bos galonnya.

"Dia cerita ke tukang parkir, bukan ke saya, tapi secara fisik saya lihat tangannya ada bekas sulutan rokok."

"Saya pribadi tidak tanya karena Kuncir lebih suka memendam masalah, ia cerita kepada orang tertentu saja," cetusnya.

Jessie mengatakan, terakhir berkomunikasi dengan Kuncir persis sehari selepas peristiwa pembunuhan yakni pada Jumat (5/5/2023) malam.

Husen datang ke tempatnya bekerja dengan membawakan satu bungkus rokok Surya.

Ia sempat menolak pemberian tersebut tetapi Kuncir tetap memberikannya.

Selepas itu, ia pergi entah ke mana. 

Ia tak lama di tempat tersebut lantaran Jessie sedang sibuk melayani pelanggan di Warmindo yang ramai.

"Saya juga sempat WhatsApp ke korban mau order 4 galon, 2 gas, tapi sudah centang satu."

"Malamnya Kuncir ke sini bawa rokok," terangnya. 

Kendati sebentar di Warmindo, Jessie sempat melihat sorot wajah Kuncir berbeda dengan biasanya.

Wajah Kuncir seperti alami beban berat.

"Aku orangnya tidak tegaan, ngelihat gitu sebenarnya tidak tega," tuturnya.

Jessie mengungkapkan, Kuncir memang memiliki rasa terhadapnya. 

Hal itu ditunjukkan dengan perlakuan berbeda yang diberikan kepadanya.

"Dia baik sekali."

"Pintar gambar, makanya sering gambar wajah saya."

"Wallpaper komputer kantor juga dipasang wajah saya," ungkapnya.

Jessie sebagai teman tentu kaget atas peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh Kuncir.

Hanya saja, dia menilai kondisi Kuncir memang sudah sangat marah atau dendam.

Kuncir juga menganggap sudah tidak memiliki keluarga.

Meski, sebenarnya ada ayah dan saudara kandungnya di Banjarnegara.

Kondisi tersebut mungkin menjadi pendorong atas perbuatan nekatnya.

"Orangnya baik tidak begitu, mungkin dia dendam banget," imbuh Jessie. 

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved