Jasad Dicor di Semarang
KESEHARIAN Husen Tersangka Mutilasi dan Cor Majikan Diungkap Ayah, Tetangga Terperanjat: Masa?!
Keseharian Muhammad Husen, tersangka mutilasi dan pengecoran jasad bos depot air isi ulang di Semarang, diungakp oleh ayah dan tetangga
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Terungkap keseharian Muhammad Husen, tersangka pembunuhan di Semarang, Jawa Tengah.
Muhammad Husen kini menjadi sorotan usia membunuh bosnya sendiri, Irwan Hutagalung.
Husen memutilasi korban dan mengecor jenazah Irwan di tempat usaha milik korban.
Usai melancarkan aksinya, tersangka pergi ke Banjarnegara sebelum akhirnya berhasil diringkus.
Warga Sambong, Punggelan Banjarnegara itu mengaku tidak menyesal membunuh korban.
Sebab ia memiliki dendam kesumat terhadap Irwan.
Aksinya membunuh majikan secara sadis itu pun mengagetkan keluarganya.
Bukan hanya itu, para tetangga di kampung halamannya pun dibuat kaget bukan main.
Mereka tidak menduga bahwa Husen telah melakukan pembunuhan yang keji.
Melansir Kompas TV, kediaman orang tua Muhamad Husen berada di Dusun Gemilang, RT 2 RW 5, Desa Sambong, Banjarnegara, Jawa Tengah.
Ditemui tim Kompas TV, keseharian orang tua Husen yakni Narsidi adalah seorang petani.
Narsidi tak menyangka akan banyak petugas kepolisian yang datang ke rumahnya pada Selasa (09/05/2023) siang kemarin.
Para petugas tersebut mencari keberadaan sang anak, Muhamad Husen yang didiuga menjadi tersangka pembunuhan pemilik usaha air minum isi ulang yang jenazah ditemukan dicor dan dimutilasi di Tembalang, Semarang.
Ayah dari Husen ini tak menduga hal tersebut terjadi, karena menurutnya sang anak tidak banyak tingkah.
Husen disebut telah merantau sejak 10 bulan lalu dan tidak pernah pulang, bahkan pada saat lebaran.
"Sudah merantau sekitar 10 bulan, selama 10 bulan saya tidak menerima kabar, (husen) dihubungi juga nggak bisa.
Saya tidak mau bicara banyak, takutnya saya melewati batas," kata Narsidi, orang tua Husen.
Baca juga: NASIB Pedagang Angkringan yang Diajak Happy-happy Husen Seusai Mutilasi dan Ngecor Jasad Bos Galon
Saat Husein dikabarkan menjadi terduga pelaku pembunuhan, warga sekitar tempat tinggal orang tua Husen tidak menyangka.
Warga juga sempat melihat banyak petugas mendatangi kediaman keluarga Husen.
"Sempat kenal, (husen) di rumah biasa saja, nggak aneh-aneh.
Sudah lama banget nggak ketemu.
Ketangkapnya nggak di sini, katanya ditangkapnya di Purwanegara.
Kaget banget, nggak nyangka, masa iya sampai kayak gitu," ujar Fitriansah, tetangga Husen.
Menurut informasi, Husen ditangkap oleh pihak kepolisian tidak di kediaman orangtuanya.
Ia diringkus di tempat teman Husen di wilayah Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, pada Selasa (09/05/2023) petang.
Tersangka Ngaku Sering Dipukuli Korban
Muhammad Husen tega menghabisi nyawa bosnya Irwan Hutagalung karena kerap dianiaya.
Hal itu membuat tersangka menaruh dendam pribadi kepada bosnya.
Melansir TribunJateng.com, Irwan bekerja dengan korban sekitar satu bulan, yakni sejak awal bulan Ramadan.

Baca juga: TAK MENYESAL Mutilasi dan Cor Jasad Bos Galon, Husen Malah Senang-senang Cari PSK, Ucap: Saya Puas
"Saya sakit hati kepada korban karena sering dipukuli. Dipukuli karena setiap ada kesalahan kecil, pasti dia main tangan, seperti pas ada pesanan galon salah kirim.
Namanya orang baru, mungkin salah jualin harganya, mesin RO rusak buat pengisian air," ungkap Husen.
Husen mengungkapkan, bosnya sangat baik saat awal merekrut dirinya.
Ia berhenti bekerja di Warmindo dan pindah ke toko air minum itu.
Namun, ia menilai perlakuan bosnya berubah menjadi kasar seiring berjalannya waktu.
Sementara saat ditanya Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengenai dirinya yang tidak memilih keluar dan berhenti dari pekerjaan itu, Hasan mengaku diancam akan dibunuh oleh bosnya.
"KTP saya pertama ditahan; kedua, saya diancam kalau sampai keluar dari kerjaan itu, saya yang dihabisin. Saya mau dibunuh," akunya.
Setelah melakukan pelarian ke kampung halamannya di Banjarnegara, ia ditetapkan polisi sebagai tersangka mutilasi dan pengecoran terhadap bosnya di Jalan Mulawarman, Tembalang, Kota Semarang.
Ditanya soal pembunuhan sadis itu, dirinya dengan santai mengaku merasa puas dan sama sekali tidak menyesali perbuatannya.
"Enggak nyesel. Saya puas karena dendam saya sudah terlampiaskan," ungkap Hasan.
Dengan enteng, ia menceritakan proses pembunuhan tanpa ampun.
Usai aksi kejam itu, ia membawa kabur uang korban sebanyak Rp 7 juta dan sepeda motor Yamaha Byson milik korban dalam pelarian ke rumah temannya di Banjarnegara.
"Atas kejahatannya, tersangka dijerat Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman 20 tahun penjara," tandas Kapolres.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.