Opini

Kerjasama PDIP-PPP di Pilpres 2024, Bukan Sekedar Romantisme Politik

pertemuan PDI Perjuangan dan PPP di Kantor DPP PDI Perjuangan Jalan Diponegoro 58., Minggu 30 April 2023. Para pengurus pusat Partai Persatuan Pembang

Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Aryo Seno Bagaskoro. 

Alasan ideologis ini rupanya menjadi gagasan yang berusaha diketengahkan oleh PDIP dalam pengusungan Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024. PDIP rupanya tidak ingin alasan praktis-pragmatis menjadi basis ambisi asal menang.

Kehendak ini misalnya, terbaca dalam pemilihan diksi kerjasama partai politik alih-alih menggunakan diksi umum koalisi. Pilihan diksi kerjasama partai politik ini berulang kali disampaikan oleh para pimpinan PDI Perjuangan, jauh sebelum peristiwa hari ini terjadi.

Dalam sistem presidensial yang dianut oleh Indonesia, konsep koalisi memang sebenarnya tidak ada. Konsep koalisi lebih familiar diterapkan di negara-negara dengan sistem parlementer yang mengijinkan wakil-wakil parpol di DPR untuk mengangkat dan memberhentikan Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan.

Secara praktek, gagasan koalisi seringkali juga dilakukan semata-mata dalam bingkai orientasi mencapai kekuasaan. Gambarannya, Partai A melakukan koalisi dengan Partai B dan C demi memperbanyak ceruk pemilih, menambah daya logistik, atau setidak-tidaknya guna memenuhi ambang batas pencalonan presiden (Presidential Threshold).

Jarang kita menemukan kesamaan platform pemikiran, landasan kesejarahan, dan program perjuangan dari konsep koalisi dalam pengusungan kandidat.

Maka inisiatif PDIP dalam membawa gagasan kerjasama partai politik sebagai kerangka kerja pemenangan yang berbasis historis-ideologis perlu diapresiasi. Setidaknya, ada angin segar dalam perjuangan politik gagasan yang tidak melandaskan diri dalam logika pragmatis melulu.

Dalam alam demokrasi, kerjasama parpol yang diinisasi oleh PDIP bersama dengan PPP, bisa mengajak publik untuk mengidentifikasi dan menangkap identitas partai politik (Political Identity) yang secara umum sedang memudar di tengah arus besar pragmatisasi politik yang sedang terjadi.

Kemesraan PDIP dan PPP yang sedang dijalin tidak semata-mata romantisme politik. Secara jangka panjang, potret kerjasama parpol ini dapat menjadi bentuk pendidikan politik yang bernas sebagaimana amanat UU Parpol.

Sekali lagi, publik dapat mengakui ketajaman politik Megawati Soekarnoputri dalam membumikan pemikiran politiknya dalam bentuk tindakan. Tidak semata-mata mencari kemenangan, tetapi juga menggugah kesadaran.

Menarik untuk ditunggu, dalam bingkai orkestrasi kerjasama politik, kekuatan politik mana lagi yang akan bergabung dalam duet Bang-Jo untuk mengusung Ganjar Pranowo.

*Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik FISIP Universitas Airlangga, Eks Juru Bicara Tim Pemenangan Eri-Armuji di Pilkada Surabaya 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved