Klarifikasi Hartomo Kepala Dusun yang Dituduh Diduga Minta Rp 1 M ke Nenek Jumirah, Lakukan ini
Inilah sosok Hartomo, kepala dusun yang disebut minta uang Rp 1 miliar ke Jumirah. Pengakuannya beda, ada kesalapahaman?
Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Inilah sosok Hartomo, kepala dusun yang diduga meminta uang Rp 1 miliar kepada Nenek Jumirah.
Setelah sekian lama, akhirnya Hartomo, kepala dusun yang disebut-sebut oleh Nenek Jumirah buka suara.
Kepala Dusun Hartomo diduga meminta uang sebesar Rp 1 miliar usai Nenek Jumirah mendapat uang ganti rugi jalan tol Yogyakarta-Bawen.
Lantaran hal itu, Nenek Jumirah ketakutan hingga mengungsi ke tempat lain.
Nama Nenek Jumirah pun viral dan ramai diperbincangkan akhir-akhir ini.
Banyak yang menaruh simpati kepada perempuan tersebut.
Tidak sedikit juga yang merasa geram dengan perilaku sang kepala dusun.
Namun baru-baru ini, Hartomo buka suara dan memberikan klarifikasi.
Ia menceritakan versi lain dari kasus penagihan Rp 1 miliar tersebut.
Hartomo membantah soal isu dirinya memintah jatah uang.
Adapun ia mengaku hanya melakukan silaturahmi dan menjalankan tugasnya.
Diketahui, Hartomo merupakan Kepala Dusun Balekambang, Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.
Melansir Kompas.com, ia dan seorang warga bernama Naryo mengaku tak punya niat untuk meminta uang ke Jumirah.
Hartomo justru ingin membantu Jumirah mengembalikan uang yang bukan haknya.
Dirinya juga membantah melakukan aksi teror di rumah nenek penerima ganti rugi Tol Yogyakarta-Bawen sebesar Rp 4 miliar itu.
"Saya datang dengan niat silaturahmi dan mediasi agar uang kelebihan dikembalikan sesuai amanah dari tim.
Tidak benar saya datang menggedor pintu atau minta uang Jumirah," paparnya.
"Bahkan saya ditawari uang Rp 50 juta itu tidak mau, karena tugas saya hanya diminta memediasi agar uang negara dikembalikan.
Baca juga: Nenek di Banyuwangi Jadi Korban Penipuan Bermodus Bantuan, Perhiasan Raib
Saya tidak minta sepeser pun," tambahnya, Kamis (13/4/2023).
Hal senada juga diungkapkan Naryo. Menurutnya, tudingan terhadap dirinya dan Hartomo tidak benar.
Naryo mengaku hanya menjadi saksi saat penyerahan uang ganti rugi kepada keluarga Jumirah.
Namun atas tudingan yang beredar membuat namanya tercemar.
"Saya malah dituduh meminta uang.
Padahal, saya hanya menjadi saksi dan membujuk agar mau mengembalikan," terangnya.
Penjelasan versi Hartomo
Sementara itu, Hartomo menjelaskan, dirinya ditunjuk menjadi saksi saat pembagian uang bagi keluarga Jumirah.
Saat itu uang yang diberikan kepada keluarga Jumirah sebesar Rp 4 miliar.
Rinciannya, Rp 3 miliar untuk uang lahan dan Rp 1 miliar atau tepatnya Rp 902 juta untuk uang tanam.
"Tapi yang Rp 1 miliar itu belum dibagikan dan dibawa Jumirah, saya tidak tahu alasannya," paparnya.
Kemudian, beberapa anggota keluarga Jumirah mengadu soal perbedaan jumlah uang tanam.
Baca juga: DUDUK PERKARA Nenek di Semarang Diminta Kembalikan Uang 1 M, Kades Sebut Salah Totalan Pohon Jati
"Saat itu, ada keluarga Jumirah yang menyampaikan kalau pohon jati yang ukurannya kecil, tapi kok menerima uangnya banyak. Bahkan paling banyak di Kandangan.
Padahal di lahan lain yang pohonnya besar-besar menerimanya tidak sebanyak Jumirah," jelas Hartomo.
Setelah itu, Hartomo mencoba melaporkan hal itu ke tim appraisal agar dilakukan pengecekan.
Hasilnya, lanjut Hartomo, ada kesalahan soal penggolongan tanaman dan kompensasinya.
"Harusnya tanaman kecil Rp 50.000 tapi dianggap tanaman sedang Rp 400.000, jadi selisih Rp 350.000," paparnya.
Hartomo lalu diminta tim appraisal untuk melakukan mediasi agar Jumirah bersedia mengembalikan uang kelebihan sebesar Rp 902 juta.
"Pak Naryo ini yang menjadi saksi pengukuran.
Jadi dia juga dilibatkan karena mengetahui penghitungan yang dilakukan tim," ujarnya.
Pengakuan Jumirah
Seperti diberitakan sebelumnya, Jumirah mengaku didatangi sejumlah orang yang meminta uang kelebihan dari ganti rugi sebesar Rp 1 miliar.
Jumirah pun terkejut dan menolaknya.
Alasannya, saat penghitungan itu dirinya menuruti permintaan petugas, namun sekarang justru dianggap ada kelebihan.
"Orang-orang pada datang minta uang Rp 1 miliar, alasannya untuk tim karena ada kelebihan bayar.
Baca juga: DUDUK PERKARA Nenek di Semarang Diminta Kembalikan Uang 1 M, Kades Sebut Salah Totalan Pohon Jati
Terus terang saya takut, padahal saya tidak bersalah.
Semua hitungan saya manut sama petugas, kok malah sekarang seperti ini," ungkap dia.
Dia pun mengaku sempat menawar dengan membayar Rp 50 juta.
"Tapi jawabnya, kalau hanya segitu ya anggota tim tidak dapat semua.
Lha saya ini tidak tahu apa-apa, proses sudah dilalui kok malah seperti saya yang salah," jelas dia.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.