Berita Ponorogo
Sepak Terjang AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia Selama Menjabat Kasatreskrim Polres Ponorogo
Diusia yang masih muda, AKP Nikolas Bagas Yudhi telah menjabat sebagai Kasatreskrim Polres Ponorogo. Lantas seperti apa sepak terjangnya?
Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, PONOROGO - AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia telah menjabat Kasatreskrim Polres Ponorogo kurang lebih 8 bulan. Pria kelahiran Yogyakarta itu, mulai mengabdi di Bumi Reog pada Juli 2022 lalu.
Lalu bagaimana sepak terjangnya? Usia AKP Nikolas memang masih muda, 30 tahun. Tetapi dia sudah menjabat Kasatreskrim Polres Ponorogo.
Saat di Bumi Reog, setelah 2 bulan AKP Nikolas bahkan sudah dihadapkan dengan kasus cukup besar.
Adalah kasus penganiayaan yang berujung meninggalnya santri salah satu pondok terbesar di Ponorogo.

Baca juga: Profil AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia, Putra Asli Yogyakarta yang Jadi Kasatreskrim Polres Ponorogo
Saat itu, kasus penganiyaan ini cukup disorot sebab viral di media sosial, lantaran pengacara kondang Hotman Paris ikut memviralkan kasus tersebut.
AKP Nikolas juga harus bekerja keras. Apalagi rentang waktu di mana korban meninggal dunia dengan dilaporkan cukup lama, yaitu 2 pekan
“Ya itu menjadi tantangan yang paling besar selama saya 8 bulan di Ponorogo. Apalagi itu bulan kedua saya masuk Ponorogo dan kemudian mendapatkan informasi perihal Instagram dari Hotman Paris,” ujar AKP Nikolas, Selasa (28/3/2023).
Apalagi, kata dia, menyangkut dengan salah satu pondok terbesar di Indonesia.
Dia menjelaskan, bahwa ini sebuah tantangan bagi dia sebagai Kasatreskrim yang baru menjabat.
Dia yakin dan percaya bisa menuntaskan kasus penganiayaan ini.
Menurutnya cukup menguras tenaga. Di satu sisi, pihaknya harus mengejar waktu. Pasalnya setelah 2 pekan kejadian baru dilaporkan.
“Ya kami juga harus berpikir mengenai pembuktian pada saat itu kami harus terbang ke Palembang, di mana beberapa anggota pada saat itu juga phobia dengan ketinggian,” terang AKP Nikolas.
Sehingga mau tidak mau penyidik untuk tetap naik pesawat. Karena berkaitan dengan kecepatan. Walau pun di pesawat, penyidik yang ada hanya menahan kecemasan.
AKP Nikolas berhasil mengungkap kasus tersebut, dengan melakukan komunikasi yang intens. Sehingga pihak Ponpes Gontor selama ini tetap kooperatif. AKP Nikolas mengaku, memberikan pengertian untuk kepentingan penyidikan untuk polisi.
“Juga menjawab keadilan bagi masyarakat ya dari pihak ponpes kooperatif. Kasus itu selesai dari pelaporan hingga penetapan tersangka tidak sampai 1 pekan,” beber AKP Nikolas.
Kecepatan dalam penyelesaian kasus penganiayaan ini, juga karena kesolidan yang dibangun oleh AKP Nikolas sendiri. Lantaran bapak dengan 1 orang anak ini meniadakan sekat antara dirinya dengan anggota.
Contohnya adalah saat mengerjakan surat-menyurat atau pun diskusi kasus, dia lebih suka mengerjakan pekerjaan itu bersama dengan anggota di ruangan mereka. Juga mengadakan touring bersama serta kuliner.
“Komunikasi-komunikasi tidak ada batas, sehingga anggota tidak ada keraguan atau ketakutan menyampaikan unek-unek masalah baik sifatnya dinas maupun non-dinas,” tegasnya.
Dunia Sempit, Bertemu Pengasuh Akpol di Ponorogo
AKP Nikolas tidak pernah terlintas bakal berdinas di Ponorogo. Ketika mendapatkan TR, AKP Nikolas hanya membayangkan Ponorogo adalah kabupaten yang berada di ujung Jawa Timur.
Dia mengaku, sebelum resmi menjadi Kasatreskrim Polres Ponorogo, baru sekali menginjakkan kaki di Ponorogo. Tahun 2018 silam, saat buka bersama. Dia bertugas sebagai Spripim Kapolda Jatim ikut dalam rombongan tersebut.
Saat masuk ke Ponorogo, AKP Nikolas berpikir bahwa dunia itu kayaknya sempit dan kecil. Pasalnya, dia bertemu kembali dengan Kapolres Ponorogo, AKBP Catur Cahyono Wibowo yang mana itu adalah pengasuh dia pada saat taruna.
“Ternyata saya bertemu lagi di sini, tidak pernah terbayangkan. Bahwa beliau itu dulu orang yang berbeda ketika masih pangkat AKP, dengan ketika sudah menyandang pangkat AKBP. Ya kalau dulu beliaunya garang, usil, sekarang orangnya banyak senyum, friendly tetap,” urainya.
Trik Hadapi Balon Udara dan Petasan
Balon udara dan petasan seolah menjadi permasalahan tahunan bagi Polres Ponorogo. Sejarah mencatat beberapa waktu lalu ada 2 korban meninggal dunia karena membuat petasan.
Hal itu juga menjadi atensi khusus bagi AKP Nikolas.
Dia mengaku telah melakukan operasi pekat. Hasilnya pun telah ada, karena berhasil mengungkap sekitar 25 kg bahan petasan.
Pun upaya represif, salah satu upaya pencegahan. Dia telah membuat video imbauan yang didalami juga terdapat testimoni baik dari pelaku maupun korban.
“Kami viralkan, harapannya bisa menggugah. Oh berarti dari korban dulu juga kecewa. Juga kami petakan, mana yang memang berpotensi. Dengan begitu saya percaya bisa diatasi,” pungkasnya.
profil AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia
AKP Nikolas Bagas Yudhi Kurnia
Kasatreskrim Polres Ponorogo
Polda Jatim
SURYA.co.id
AKBP Catur Cahyono Wibowo
Resmi Diputuskan, UMK Ponorogo 2025 Lebih Tinggi dari Usulan, Disnaker: Naik 7,5 Persen |
![]() |
---|
Gelar Operasi Pasar Bersubsidi Jelang Nataru, Pemkab Ponorogo Sediakan Ribuan Kilogram Bahan Pokok |
![]() |
---|
Diakui Jadi Warisan Dunia, Reog Ponorogo Bakal Ditarikan Serentak di Seluruh Dunia Pada 22 Desember |
![]() |
---|
Polisi Gerebek Gudang Kosong Tempat Penyimpanan Barang Hasil Curian di Ponorogo, Pelaku Masih ABG |
![]() |
---|
Jelang Libur Nataru, Para Sopir Bus di Terminal Seloaji Ponorogo Jalani Cek Kesehatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.