Berita Trenggalek

20 Tahun Saeni Jadi Pande Besi untuk Bantu Sesama Petani di Trenggalek, Produknya Sampai Luar Pulau

Saeni, pria di Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek ini mengaku niatnya menjadi pande besi adalah untuk membantu sesama petani.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Sofyan Arif Candra Sakti
Saeni (50) warga Desa Jajar, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, mengaku berniat menjadi pande besi untuk membantu sesama petani. 

"Rata-rata arit atau pisau buatan saya, saya jual Rp 70-90 ribu. Paling mahal saya ingat Rp 120 ribu," jelas Saeni.

Saeni enggan mematok harga yang tinggi, karena ia sendiri tahu bagaimana suka dukanya menjadi seorang petani.

Untuk tetap bisa memproduksi alat pertanian yang terjangkau, namun tetap dengan kualitas yang bagus, ia rajin mencari bahan baku di pengepul rongsokan.

"Cari besi rongsokan di Gondang (Tulungagung), di sana banyak onderdil mobil yang orisinil tapi sudah rusak, seperti per mobil bekas," terangnya.

Hingga saat ini, Saeni mengaku hanya melayani pesanan lokal masyarakat dari berbagai kecamatan di Kabupaten Trenggalek.

Namun tak jarang pula, arit atau alat pertanian lain buatannya dibawa sampai ke luar pulau, seperti Sumatera atau Kalimantan, oleh orang-orang Trenggalek yang merantau ke sana.

"Kalau pulang, mereka langsung pesan, nah pas balik ke perantauan pas sudah jadi," tambah Saeni.

Sebenarnya ia bisa menyelesaikan pesanan satu arit atau pisau dalam waktu satu hari saja, namun karena pesanannya kadang kala sudah antre, ia tidak bisa menerima pesanan yang mendadak atau minta jadi satu hari kemudian.

Saeni tidak pernah menganggap garapannya adalah yang terbaik, namun ia menjamin ketajaman dari arit, pisau, wangkil atau alat pertanian lain produksinya.

"Kalau sudah merasa paling baik, orang itu tidak akan berkembang, makanya saya tidak mau merasa jadi yang paling baik," tandasnya.

Saeni sendiri tak segan untuk menularkan ilmunya ke orang lain yang bukan sanak saudaranya, ia justru senang jika ada orang-orang atau anak yang lebih muda ingin belajar pande besi kepada dirinya.

"Sudah ada 2-3 orang yang kesini (belajar Pande Besi) sampai bisa," jelasnya.

Ia tak khawatir pelanggannya akan lari ke orang-orang tersebut, jika memang garapannya lebih bagus.

"Pande besi ini sangat bergantung pada penglihatan, lurus tidaknya besi yang kita tempa dan sepuh. Sementara saya semakin tua dan penglihatan semakin berkurang. Kalau ada yang lebih muda lalu garapannya lebih bagus, ya sangat wajar," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved