Berita Blitar

Gubernur Jatim Minta Bupati Blitar Terbitkan SK Tanggap Darurat untuk Bantu Warga Terdampak Ledakan

Gubernur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi ledakan akibat racikan petasan di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Ponggok, Kabupaten Blitar

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: irwan sy
Pemprov Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meninjau lokasi ledakan akibat racikan petasan di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar pada Selasa (21/2/2023). 

“Saya sudah koordinasikan juga dengan Ibu Bupati. Semua korban yang dirawat di rumah sakit Blitar  tolong dalam coverage APBD Kabupaten. Sedangkan kalau ada yang butuh dirujuk ke RS Saiful Anwar atau RSUD Dr Soetomo, maka akan dicover APBD Pemprov Jatim,” pungkasnya. 

Dalam kesempatan ini, Khofifah juga menyerahkan bantuan dampak bencana kepada 13 orang yang berada di Dusun Tegalrejo, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok serta 3 orang saat menjenguk di RS Srengat. 

Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Toni Harmanto menyatakan bahwa 3 korban yang kondisi tubuhnya tersebar kini sudah diidentifikasi. 

Pihaknya memastikan bahwa Polda Jatim akan melakukan operasi petasan ilegal dalam beberapa hari ke depan.

Operasi ini diadakan sebagai pengingat pada masyarakat agar menghindari kegiatan yang menyangkut alat peledak dan prantik pembuatan mercon ilegal. 

"Ketiga korban sebelumnya sudah dalam proses identifikasi oleh pihak kepolisian. Menjelang Ramadan ini kita harus memerangi praktik pembuatan mercon ilegal. Beberapa hari ke depan kami akan mengadakan operasi, tujuannya mengingatkan pada masyarakat agar menghindar kegiatan pembuatan mercon," ungkapnya.

Ia pun menjelaskan bahwa bahan ledakan itu termasuk dalam kategori low explosive.

Tetapi itu bukan berarti daya ledaknya kecil.

Low explosive dapat dippicu oleh panas dan api saja, sedangkan peledak high explosive harus diledakkan dengan detonator.

"Menjawab pertanyaan masyarakat mengapa ini low explosive tetapi dampaknya besar. Low explosive itu peledak yang bisa dipicu oleh panas atau api. Kalau high explosive, yang memicu harus detonator. Ini harus diwaspadai karena terdapat miskonsepsi bahwa daya ledak low explosive itu kecil, padahal sama berbahayanya," tutupnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved