Berita Trenggalek

Dulu Terkenal Angker, Telaga Mapahan Trenggalek Kini Diserbu Wisatawan untuk Healing

Satu tujuan wisata desa di Kabupaten Trenggalek yang patut menjadi rekomendasi untuk menghabiskan akhir pekan adalah Telaga Mapahan.

Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Rahadian Bagus
surya.co.id/sofyan arif candra
Telaga Mapahan, Desa Senden, Kecamatan Kampak Kabupaten Trenggalek cocok jadi rekomendasi healing murah akhir pekan 

SURYA.CO.ID | TRENGGALEK - Kabupaten Trenggalek tak pernah kehabisan spot destinasi untuk healing. Satu tujuan wisata desa yang patut menjadi rekomendasi untuk menghabiskan akhir pekan adalah Telaga Mapahan.

Terletak di Dusun Mbalang, Desa Senden, Kecamatan Kampak, Kabupaten Trenggalek, Telaga Mapahan menawarkan suasana yang asri khas pedesaan.

Sumber air yang jernih bertudung pohon beringin besar ditambah ikan-ikan yang bermunculan dari dalam telaga cocok sekali dijadikan tempat untuk melepas penat.

Pengunjung Telaga Mapahan juga bisa hand feeding atau memberi makan ikan secara langsung dengan membeli pakan ikan dengan harga Rp 2.500 per bungkus yang dijual di warung yang ada di Telaga Mapahan.

Jika ingin mengunjungi Telaga Mapahan, lokasinya tidak sulit dicari, berjarak 18 kilometer ke arah selatan dari pusat Kecamatan Trenggalek, Telaga Mapahan bisa terlihat dari ruas jalan utama Kecamatan Kampak menuju Kecamatan Watulimo.

Telaga yang berada di tanah kas desa ini juga masih berada satu desa dengan Ngerit Stone Park yaitu di Desa Senden.

Sehingga jika ingin ke Ngerit Stone Park, tidak ada salahnya untuk mampir ke Telaga Mapahan.

Kepala Desa Senden, Sumarji mengatakan tidak ada tiket untuk masuk ke Telaga Mapahan karena masuk dalam Ruang Terbuka Hijau (RTH).

"Kalau RTH tidak boleh dikomersilkan," kata Sumarji, Minggu (19/2/2023).

Telaga Mapahan sendiri dulunya merupakan tempat yang terkenal angker di Kecamatan Kampak, hingga orang-orang menyebutnya dengan 'Danyangan'.

Danyang sendiri merupakan sebutan roh halus yang menjaga atau mendiami sebuah tempat atau benda. 

Di lokasi tersebut banyak tumbuh pohon-pohon besar dan rumpun bambu yang tak terhitung jumlahnya.

"Dulunya tempat angker namanya Danyangan, kita buka tahun 2019 biar tidak menjadi tempat yang menakutkan," lanjut Sumarji.

Ia melihat, sumber air yang tak pernah kering dari zaman nenek moyangnya dulu bisa menjadi daya tarik tersendiri jika dijadikan tempat wisata.

"Selain itu tujuannya untuk menunjang pariwisata Goa Ngerit. Awalnya kita buka untuk outbound, pertemuan klub mobil Jeep, klub motor trail, hingga sekarang seperti ini," terang Sumarji.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved