REAKSI Jenderal Dudung Soal Aksi KKB Papua Bakar Pesawat Susi Air: Tak Segenting yang Kita Dengar

Reaksi KASAD Jenderal Dudung Abdurachman terkait aksi teror KKB Papua yang membakar pesawat Susi Air di Nduga. Tak Segenting yang Kita Dengar katanya.

KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD
KASAD Jenderal Dudung Abdurachman setelah Rapim TNI. Ia memberikan rekasi Soal Aksi KKB Papua Bakar Pesawat Susi Air. 

SURYA.co.id - Inilah reaksi KASAD Jenderal Dudung Abdurachman terkait aksi teror KKB Papua yang membakar pesawat Susi Air di Nduga.

Menurut Jenderal Dudung, situasi di lokasi kejadian tak segenting yang diberitakan.

Ia mengklaim bahwa situasi di sana masih kondusif karena ada komando kewilayahan.

"Tidak seperti segenting apa yang kita dengar sebetulnya. Di situ, komando kewilayahan di sana, kodim (komando distrik militer) maupun koramil (komando rayon militer) masih kondusif," ujar Dudung usai Rapim TNI AD di Markas Besar AD, Jakarta.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KSAD Dudung: Situasi di Nduga Tidak Segenting yang Kita Dengar'.

Dudung menyebutkan bahwa TNI AD menambah pasukan untuk mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens (37), yang merupakan warga negara Selandia Baru.

"Tinggal pasukan yang nanti akan dikirim, bagaimana untuk mengantisipasi. Ya mudah-mudahan pilot ini segera ditemukan," kata Dudung.

Namun demikian, Dudung merahasiakan satuan mana yang akan diberangkatkan, termasuk jumlah personelnya.

"Wah, itu rahasia. Tidak boleh," kata Dudung.

Selain itu, Jenderal Dudung juga mengecek langsung keberangkatan pasukan TNI tersebut di Bandara Halim Perdanakusuma.

"Pada hari ini saya akan ke Halim, saya ingin melihat pasukan yang akan diberangkatkan ke Papua, saya akan memberikan (dukungan) moril kepada mereka," kata Dudung usai Rapim di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta, Jumat sore, melansir dari ANTARA.

Ia menyebut pasukan TNI AD yang diberangkatkan ke Papua difokuskan untuk penanganan KKB Papua di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, yang menjadi lokasi aksi teror KKB beberapa waktu belakangan.

"Kayaknya, khususnya untuk Paro saja," imbuhnya.

Selain untuk mengevakuasi Pilot Susi Air, Dudung menyebut pemberangkatan pasukan TNI AD untuk mengejar KKB Papua yang melakukan pembakaran Pesawat Susi Air di Lapangan Terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Selasa (7/2).

"Kira-kira begitulah. Dua-duanya, target itu harus tercapai," ujarnya.

Meski demikian, Dudung enggan membeberkan jumlah pasukan dan satuan elite TNI AD mana yang diberangkatkan ke Papua karena merupakan rahasia demi menjaga keamanan.

Dudung menekankan bahwa pihaknya akan melakukan pendekatan humanis namun tetap tegas terhadap KKB di Papua sebagaimana arahan Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono.

Langkah Tegas Panglima TNI

Sebelumnya, aksi teror KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya yang membakar pesawat Susi Air jadi perhatian penuh Panglima TNI Laksamana Yudo Margono.

Laksamana Yudo Margono mengambil langkah tegas yakni mengirimkan pasukan untuk mencari mereka.

Pasukan tersebut dikerahkan untuk mencari dan mengevakuasi pilot pesawat Susi Air yang disebut-sebut sedang disandera KKB Papua.

"Iya nanti akan kita terjunkan pasukan kita untuk dievakuasi," kata Yudo kepada wartawan dalam rapat pimpinan (rapim) TNI-Polri di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Panglima TNI Kirim Pasukan untuk Evakuasi Pilot dan Penumpang Pesawat Susi Air di Papua'.

Yudo membantah mengenai kabar pilot dan penumpang pesawat Susi Air yang disandera oleh KKB setelah dilakukan pembakaran di Bandara Paro, Nduga, Papua.

Dia menyebut jika pilot dan penumpang langsung melarikan diri setelah insiden pembakaran tersebut.

"Dari mana itu infonya (disandera KKB), saya malah nggak dapat infonya," tuturnya.

Lebih lanjut, Yudo menegaskan hari ini pihaknya akan mengevakuasi pilot dan penumpang pesawat Susi Air yang kini belum diketahui keberadaanya.

"Saya belum ada informasi kalau yang di bawa itu. Nanti akan kita usahakan bisa evakuasi hari ini," ungkapnya.

Diketahui sebelumnya, Pilot Susi Air dan penumpangnya disandera setelah KKB Papua membakar pesawatnya. 

Lima orang penumpang yang disandera itu yakni Demanus Gwijangge, Minda Gwijangge, Pelenus Gwijangge, Meita Gwijangge, dan Wetina W yang masih bayi.

Kabar ini diakui Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TNPB-OPM) Sebby Sambom kepada Tribun-Papua.com melalui pesan Whatsapp.

"Sesuai laporan Egianus Kogoya, mereka telah melakukan aksi pembakaran pesawat Susi Air dengan nomor registrasi PK-BvY di lapangan terbang distrik Paro," kata Sebby dalam pesannya.

Menurut Sebby, pesawat tersebut dibakar pada pada pukul 06.26 WIT.

"Setelah pesawat tiba dari Mimika, Pasukan TPNPB langsung membakarnya," ujarnya.

Sementara untuk pilot dari pesawat tersebut, menurut Sebby sedang ditahan.

"Pilotnya kami tahan dan dia menjadi sandera kami, dan penyanderaan ini merupakan kedua kalinya yang kami lakukan," lanjutnya.

Menurutnya, penyanderaan pertama penyelenggaraan Tim Lorenz pada tahun 1996 di Mapenduma oleh beberapa Jenderal, antara lain Tn Jnd Kely Kwalyk, Daniel Yudas Kogeya, Tn Jend Silas Elmin Kogeya dan kawan-kawan sesuai fakta sejarah.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved