Asah Jiwa Sosial dan Budaya, SD Muhammadiyah 7 Jagir Surabaya Gelar Kolab dengan Sanggar Alang-Alang

“Sangat menyenangkan belajar di sini. Saya bisa berkreasi menggambar dan mengetahui alat musik tradisional. Jika Sanggar Alang-alang makin banyak kegiatannya, ini bisa menjadi tempat anak-anak Indonesia belajar seni,” ungkap Aiko.

Bukan hanya anak-anak yang senang. Didit Hape juga bersyukur mengikuti kegiatan itu.

“Sanggar ini sudah berdiri sejak 1999. Kami mengajarkan empat hal utama, yaitu etika, estetika, norma, dan agama. Semoga dengan kegiatan ini dapat bermanfaat untuk anak-anak,” kata pria yang pernah menjadi reporter stasiun televisi itu.

Di akhir kegiatan, Didit Hape dan istri, Budha Ersya yang ikut mengembangkan Sanggar Alang-Alang memberikan apresiasi kepada anak-anak yang berhasil menyelesaikan gambar terbaiknya.

Mereka memberi hadiah dan kenang-kenangan berupa kalung karya anak-anak sanggar.

Wali kelas 4 Ibnu Haytam, Maskun, menjelaskan, melalui kegiatan ini, mereka berharap anak-anak dapat merasakan secara langsung kondisi sosial budaya yang ada di sekitarnya.

Dengan begitu, jiwa kepedulian terhadap lingkungan dapat tumbuh dengan baik.

“Ini juga untuk mengasah kreativitas dan keterampilan motorik melalui aktivitas menggambar dan mewarna serta bermain angklung di Sanggar Alang-alang,” tutur Maskun.

Achmad Zainuri Arif
Kepala Sekolah Inovatif SD Muhammadiyah 7 Jagir Surabaya