Dulu Ditolak, Semerbak Harum ‘Mutiara’ Pantai Selatan Kini Angkat Derajat Nasib Nelayan Jawa Timur

Sebelumnya ditolak keras, semerbak harum ikan tuna yang jadi ‘mutiara’ Pantai Selatan Jawa kini berhasl mengangkat derajat nasib nelayan Jawa Timur

Penulis: Mujib Anwar | Editor: Adrianus Adhi
Surya.co.id/Mujib Anwar
Deretan kapal nelayan tengah bersandar di dermaga Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap di Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Selasa (22/11/2022). 

Takdir menyebut, tahun 2022 ini, harga ikan tuna besar mencapai Rp 65 ribu per kilogram. Harga tersebut naik hingga Rp 15 ribu dibandingkan tahun sebelumnya yang cuma Rp 50 ribu.

Sekali melaut selama 10 hari bisanya dapat menangkap 5 ton tuna dengan berbagai ukuran. Setelah dijual, uang yang didapat sekitar Rp 30 juta. Dalam sebulan, nelayan spesialis ikan tuna biasanya dua kali berlayar.

Setelah dikurangi berbagai macam kebutuhan, setiap ABK rata-rata membawa pulang uang hingga Rp 2 juta.

“Makanya, dengan menangkap ikan tuna menjadikan kami, para nelayan makin sejahtera,” tegas pria yang tinggal di Blok D Perumnas Sendangbiru ini, seraya mengaku, bahwa semua kebutuhan hidup untuk istri dan empat anaknya sudah bisa tercukupi.

Hal senada disampaikan tiga nelayan lainnya, Eko, David dan Rudi. Mereka mengaku dapat berkah dari menangkap tuna.

Dengan penghasilan di dapat sekarang, ketiganya dapat mencukupi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari dan menyekolahkan anaknya.

“Makanya kami berharap tangkapan terus melimpah, agar berkah lewat ikan tuna menyertai,” ucap Eko.

Selain nelayan, pedagang ikan di kios dan lapak serta pemilik gudang yang ada di area PPP Pondokdadap juga mendapatkan berkah dari banyaknya tangkapan ikan tuna oleh nelayan.

Hj Sofiatun, seorang pedagang ikan tuna mengatakan, setiap hari dirinya mampu menjual 2 kwintal ikan tuna di kiosnya. Harganya, untuk baby tuna dijual Rp 30 ribu per kilogram, sedangkan big tuna harganya mencapai Rp 60 ribu per kilogram.

Selain tuna, ikan cakalan dan tongkol juga dijual di lapak milik ibu satu anak ini.

“Alhamdulillah, dari hasil jualan ikan, khususnya tuna setiap hari saya dapat keuntungan antara Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu,” ucapnya, disela-sela melayani pembeli.

Makin besarnya tangkapan ikan tuna di Pondokdadap juga diamini Rifai, pemilik Gudang BAJ. Di gudang inilah setiap harinya puluhan ton ikan yang selesai dilelang ditampung.

Dijelaskan Rifai, dari puluhan ton ikan berbagai jenis, mulai tuna, cakalan, albakor, hingga layur yang ditampung di gudang miliknya, lebih dari separuh adalah tuna.

Ikan tuna dengan komoditas tinggi tersebut dikirim ke sejumlah tempat, yakni Muncar Banyuwangi, Bali dan Jakarta.

“Tiap hari saya kirim 10 sampai 20 ton ikan tuna,” terangnya, didampingi dua anak buahnya, Dwi Suliswanto dan Khoirul Anam.

Agar kualitas tuna yang ditangkap tetap terjaga, Takdir mengaku menggunakan cara tradisional yang sudah turun temurun. Yakni, membuang insang dan isi perutnya dan mengisinya dengan es.

Namun hal ini, kata Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring dinilai kurang. Selain kualitas yang bagus, ikan tuna juga harus benar-benar dijaga kesegarannya.

Untuk itu, mulai tahun 2022 ini, Pemkab Malang memberikan bantuan 30 unit coolbox kepada nelayan pemilik kapal jukung. Satu coolbox bisa menampung 3-5 ekor ikan big tuna yang beratnya bisa mencapai 50 kilogram per ekornya.

Selain bagian dalam di beri es, bagian luar juga harus diberi es, sehingga kualitas benar-benar bagus dan terjaga kesegarannya.

“Dengan kualitas grade A ini, harga tuna pasti akan lebih mahal. Jika misalnya nelayan bisa menangkap big tuna tiga ekor saja, dengan berat mencapai 50 kilogram per ekor dikalikan harga saat ini yang mencapai Rp 60 ribu per kilo, sudah berapa uang yang di dapat?, bisa tembus Rp 9 juta,” ungkap Victor.

“Nilai tambah keekonomian inilah yang akan menjadikan nelayan semakin sejahtera,” imbuhnya.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring (Surya.co.id/istimewa)

PAD Meningkat

Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap Kabupaten Malang, Mufid Supriyanto menjelaskan, UPT Pondokdadap milik Pemprov Jatim yang berada di Dusun Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang merupakan satu-satunya unit pelaksana teknis di Jawa Timur yang melaksanakan lelang di Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

Produk ikan yang dilelang adalah tuna, tongkol dan cakalan (TTC) hasil tangkapan nelayan yang menggunakan 649 kapal lokal, ditambah 159 kapal andong dari nelayan Sinjai di musim tertentu.

“Yang banyak (dilelang) adalah tuna,” tegasnya.

Tuna menjadi idola, karena nilai ekonomisnya tinggi dan termasuk kualitas ekspor. Mufid menyebut, ikan tuna hasil tangkapan nelayan Sendangbiru diekspor ke sejumlah negara, seperti Eropa, Amerika dan Jepang.

Mufid lantas membeber data untuk menegaskan tingginya nilai keekonomisan ikan tuna.

Dari data potensi perikanan milik Pemprov Jatim, berdasarkan sentra industri perikanan khususnya tuna di selatan Jawa Timur diketahui, jika 2021, volume produksi ikan mencapai 11.250.430 kilogram, dengan nilai produksi Rp 180,9 miliar, pada 2022 ini volume produksi hingga November sebesar 10.559.772 kilogram, dengan nilai produksi mencapai Rp 226,8 miliar.

Ini berarti, volume produksi tahun 2022 turun 651.658 kilogram dibandingkan 2022. Meski demikian, nilai produksi di 2022 naik hingga Rp 45,9 miliar dibadingkan tahun sebelumnya.

Sementara berdasar volume produksi khusus tuna, jumlahnya naik terus. Jika 2019 mencapai 1.622.531 kilogram, pada 2020 naik menjadi 1.745.123 dan saat 2021 meningkat jadi 1.987.580.

Untuk nilai produksi khusus tuna naik turun. Tahun 2019 mencapai Rp 47 miliar, di 2020 turun jadi Rp 40,5 miliar dan pada 2021 naik menjadi Rp 57,4 miliar.

“Data tersebut menunjukkan ada perubahan mindset di nelayan untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya nilai ekonomis. Ini berbeda dengan sebelumnya, dimana nelayan ingin produksi banyak, tapi tahun ini lebih mempertimbangkan nilai ekonomis dari produk ikan yang ditangkap,” tukasnya.

Hal itu, kata Mufid, sesuai dengan program Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), agar penangkapan ikan dilakukan secara terukur. Dalam artian, sumber daya laut dan ikan tidak dikuras secara besar-besaran, tapi tetap mensejahterakan dengan nilai tambah keekonomisan yang di dapat masyarakat.

"Ini penting agar kesejahteraan nelayan makin meningkat," tegasnya.

Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring menambahkan, sejak 2021 penangkapan ikan tuna big size dan baby tuna memang lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini terlihat dari capaian retribusi pelelangan ikan yang masuk ke pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Malang. Jika 2019 sebelum pandemi Covid-19 retribusi sebesar Rp 2,3 miliar, 2020 ketika pandemi turun menjadi Rp 1,6 miliar, dan pada 2021 naik tajam menjadi Rp 4 miliar.

“Tahun ini (2022), hingga per 21 November capaian retribusi pelelangan ikan sudah mencapai Rp 4,5 miliar,” rincinya.

Besarnya capaian retribusi tersebut, lanjut Victor, tak lepas dari cukup besarnya transaksi ikan tuna dan sebangsanya yang mencapai 37 persen.

Terlebih jumlah tangkapan juga terus naik. Jika 2020 ke bawah yang ketangkap di bawah 1.000 ton, tahun lalu 3.000 ton, pada tahun ini mencapai 3.500 ton.

Selain itu, dengan kualitas produksi yang terus meningkat, harga tuna juga naik. “Jika tahun lalu, harga Rp 30 ribu sampai Rp 35 ribu sudah cukup bagus. Sekarang harganya bisa tembus antara Rp 40 ribu hingga Rp 65 ribu,” imbuh Victor.

Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap Kabupaten Malang, Mufid Supriyanto
Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap Kabupaten Malang, Mufid Supriyanto (Surya.co.id/Mujib Anwar)

Peran Penting JLS

Nilai ekonomis yang didapat nelayan Sendangbiru, Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, akan semakin meningkat lagi dengan keberadaan Jalur Lintas Selatan (JLS). Terlebih, jika jalan sepanjang 1.546,78 kilometer yang menghubungkan provinsi di Pulau Jawa, mulai Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur ini tersambung semua.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, proyek infrastruktur jalan JLS yang dibangun dan melintasi wilayah Jawa Timur panjangnya mencapai 684 kilometer. Jalan nasional tersebut melintasi delapan kabupaten, mulai Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, Blitar, Malang, Lumajang, Jember hingga Banyuwangi.

Dari 684 kilometer tersebut, sekitar 400 kilometer di antaranya proses pembangunannya sudah berjalan dan selesai. Saat ini, sedang berlangsung pembangunan sejumlah titik lain yang belum selesai.

Keberadaan JLS diharapkan memberikan multiplayer effect bagi peningkatan ekonomi masyarakat Jawa Timur. Dengan begitu, masyarakat bisa lebih sejahtera dan terentas dari kemiskinan.

Kepala UPT Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap Kabupaten Malang, Mufid Supriyanto menjelaskan, UPT Pondokdadap milik Pemprov Jatim membenarkan hal itu.

Menurutnya, keberadaan JLS memang sangat berdampak pada meningkatnya perekonomian warga di sepanjang Pantai Selatan Jawa, terutama dengan terbukanya akses ke tempat wisata dan sentra ekonomi lain, seperti tempat penghasil perikanan dan pertanian.

“Apalagi jika akses (jalan arteri) dari titik-titik perekonomian ke JLS juga ikut diperbaiki dan kondisinya makin mantap,” tegasnya.

Hal itu, kata Mufid, sangat penting. Dia lantas mencontohkan akses jalan dari PPP Pondokdadap di pantai ke JLS yang masih kurang bagus. Sehingga kendaraan besar seperti kontainer tidak bisa langsung masuk ke pelabuhan untuk mengangkut hasil tangkapan ikan nelayan ke berbagai wilayah di Indonesia dan di ekspor ke luar negeri.

“Padahal akses jalan yang kurang bagus ke JLS itu hanya 500 meter. Sementara, akses dari JLS ke kota (Malang) jaraknya dua jam,” bebernya.

Karena tak bisa dilewati kendaraan kontainer, yang bisa lewat maksimal hanya truk jenis engkel saja.

Untuk itu, pihaknya berharap, akses jalan dari JLS ke pelabuhan perikanan dapat segera ditingkatkan, agar masyarkat, khususnya nelayan yang ada di wilayah Malang selatan bisa semakin sejahtera dan terangkat derajat kehidupannya.

Keindahan Pantai Gatra yang berada di sekitar Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap, Sendangbiru, Kabupaten Malang, Selasa (22/11/2022). Pasir putih yang bersih dengan deburan ombak Pantai Selatan menarik perhatian wisatawan untuk datang.
Keindahan Pantai Gatra yang berada di sekitar Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap, Sendangbiru, Kabupaten Malang, Selasa (22/11/2022). Pasir putih yang bersih dengan deburan ombak Pantai Selatan menarik perhatian wisatawan untuk datang. (Surya.co.id/Mujib Anwar)
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved