Dulu Ditolak, Semerbak Harum ‘Mutiara’ Pantai Selatan Kini Angkat Derajat Nasib Nelayan Jawa Timur
Sebelumnya ditolak keras, semerbak harum ikan tuna yang jadi ‘mutiara’ Pantai Selatan Jawa kini berhasl mengangkat derajat nasib nelayan Jawa Timur
Penulis: Mujib Anwar | Editor: Adrianus Adhi
Menurutnya, para nelayan Sinjai yang punya keahlian khusus memancing tuna menggunakan pancing Tonda masuk Sendangbiru tahun 1996. Waktu itu, saat mereka datang, nelayan lokal langsung memprotes keberadaan mereka, meski sebenarnya niat nelayan Sinjai bagus.
“Karena diprotes, nalayan Sinjai sampai harus diungsikan ke Prigi, Trenggalek,” katanya.
Namun, lambat laun, kesadaran nelayan lokal tumbuh. Mereka akhirnya mau menerima kedatangan nelayan Sinjai dan menyambutnya dengan hangat.
“Terlebih dengan sikap rela berkorban yang ditunjukkan oleh nelayan Sinjai dan juga mau mengajarkan cara menangkap ikan khas mereka,” ucapnya.
Sehingga, pada tahun 2000-an mulai berdatangan para nelayan Sinjai ke Pondokdadap. “Ternyata benar, keberadaan mereka sekarang menjadikan para nelayan bisa lebih sejahtera dengan berkah menangkap ikan tuna,” tegasnya.
Selain nilai jualnya yang tinggi, sumber daya ikan tuna yang menjadi salah satu ‘mutiara’ di lautan ini juga banyak tersedia di Laut Selatan.
“Makanya, saya sangat hormat dengan mereka (nelayan Sinjai),” imbuh Hadi Poernomo.
Kemampuan luar biasa dari nelayan Sinjai dalam menangkap ikan tuna juga diamini oleh Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring. Demikian juga dengan kesediaan mereka mengajari nelayan lokal menangkap tuna.
“SDM mereka (nelayan Sinjai) memang bagus dan mereka sudah sangat terbiasa menangkap ikan tuna di wilayah asalnya, Indonesia Timur. Para nelayan kita harus berterimakasih dengan apa telah mereka ajarkan,” katanya.
Di Pondokdadap, para nelayan Sinjai ada yang sudah menetap dan ada juga menjadi nelayan andon, yakni singgah selama 2-3 bulan saat musim ikan.
“Jumlahnya bisa mencapai 200 sampai 300 kapal dan ABK-nya. Paling besar dari Sinjai,” terang Victor.
Kasi Tata Kelola UPT Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap, Arfan Safarul menambahkan, selain mengajarkan teknik menangkap ikan tuna sebagai salah satu komoditas tinggi di laut, nelayan Sinjai juga mengajarkan cara agar ikan yang ditangkap tetap segar dan tidak stres.
“Inilah yang membuat kemampuan teknis nelayan lokal meningkat, sekaligus meningkatkan nilai ekonomi nelayan Sendangbiru,” imbuhnya.

Mahal Harganya
Harga yang lebih tinggi menjadikan para nelayan lokal mulai beralih menangkap ikan tuna, dibandingkan ikan jenis lain, seperti tongkol dan cakalan. Terlebih tahun ini, harga tuna naik dibandingkan tahun sebelumnya.