PDIP vs Partai Demokrat

PENGAMAT Sebut AHY Blunder, 3 Fakta Ini Ungkap Pembangunan Era Jokowi Jauh Lebih Baik dari SBY

Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas menyebutkan setidaknya 3 fakta pembangunan infrastruktur era Jokowi jauh lebih baik dari SBY.

Editor: Iksan Fauzi
DPP Partai Demokrat
PIDATO KEBANGSAAN – Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato kebangsaan di hari kedua Rapimnas Partai Demokrat, di Plenary Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (16/9/2022). PENGAMAT Sebut AHY Blunder, 3 Fakta Ini Ungkap Pembangunan Era Jokowi Jauh Lebih Baik dari SBY 

Ada 18 bendungan yang dimulai konstruksinya pada era SBY.

Seluruhnya diselesaikan di era Jokowi.

Jokowi juga diketahui membangun 12 bendungan sejak menjabat.

Jika diakumulasi, ada 30 bendungan yang selesai dibangun pada era Jokowi.

Di era Jokowi, ditargetkan ada 27 bendungan lagi hingga 2024.

“Seluruh masyarakat tahu dan berdasarkan data-data yang sudah banyak muncul di publik, kan sangat jelas bahwa pada masa pemerintahan Pak Jokowi lah lebih banyak pembangunan infrastruktur," katanya.

"Data itu berdasarkan tahun-tahun memulainya pekerjaan sampai pada tahap seremonial peresmian, dan sangat jelas di situ,” ujarnya.

Fernando pun menduga ada kesengajaan memanipulasi data untuk kepentingan elektabilitas AHY menuju Pemilu dan Pilpres 2024.

Padahal, para kader Partai Demokrat ini tidak menyadari ada beban besar masa Pemerintahan SBY yang tidak selesai dibangun, yakni Wisma Atlet Hambalang.

“Ini sengaja ada manipulasi data kalau saya melihat, ada manipulasi untuk kepentingan," bebernya.

"AHY harus menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Indonesia, karena kegagalan Pak SBY yang tidak menuntaskan kerjanya membangun Hambalang, justru itu lebih dihormati oleh masyarakat Indonesia dibandingkan mengklaim kerja-kerja Pak Jokowi menjadi kerja-kerja keberhasilannya Pak SBY,” ucapnya.

Menurut Fernando, selama Pemerintahan Jokowi tidak pernah mengklaim hasil kerja SBY sebagaimana dilakukan oleh AHY.

Harusnya, kata Fernando setiap tokoh bangsa, tokoh-tokoh politik atau elit-elit politik bagaimana memberikan pendidikan politik yang dengan memberikan informasi yang benar kepada masyarakat, bukan saling mengklaim kerja-kerjanya.

“Sebaiknya mas AHY berjuang supaya bagaimana bisa mendapat perhatian dari partai politik, dan berhasil diusung menjadi Capres 2024 dan melakukan kerja kerja agar bisa meneruskan apa yang digagas oleh Pak SBY, bukan cara mengklaim apa yang dilakukan oleh Pak Jokowi. Saya melihat ini sangat membodohi masyarakat dengan tindakan-tindakan seperti itu,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata Fernando, jika AHY membandingkan SBY dan Jokowi berarti dirinya ingin melihat kelemahan kepemimpinan orang lain dan menonjolkan dirinya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved