Pemprov Jatim
Gubernur Khofifah Gelar Misi Dagang Jatim di Sulawesi Utara, Catatkan Transaksi Rp 159 Miliar
Misi dagang Jatim di Provinsi Sulawesi Utara, hanya dalam waktu delapan jam, transaksi perdagangan yang dicatatkan mencapai Rp 159 miliar.
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terus mengembangkan perdagangan antar provinsi lewat kegiatan Misi Dagang dan Investasi.
Hari Kamis (25/8/2022), giliran Provinsi Sulawesi Utara yang menjadi jujugan program Misi Dagang. Berbuah manis, hanya dalam waktu delapan jam, transaksi perdagangan yang dicatatkan mencapai Rp 159 miliar.
Gubernur Khofifah mengatakan, sejauh ini, Misi Dagang sukses mengungkit neraca perdagangan dan kerja sama strategis antar daerah.
Tak hanya itu, program ini juga menjadi salah satu harapan bagi daerah untuk mengendalikan laju inflasi.
Sesuai arahan Gubernur Bank Indonesia, ia mengatakan bahwa laju inflasi dapat dikendalikan antara lain melalui peningkatan kerjasama antar daerah.
“Sebelum arahan ini muncul, Jatim sudah keliling. Kami terus gerilya untuk memperkuat kerja sama antar daerah melalui misi dagang sejak tahun 2019,” ungkapnya.
Selama misi dagang ini dilaksanakan, Khofifah mengakui adanya antusiasme yang kuat baik dari pelaku usaha maupun buyer. Antusiasme juga tampak dalam misi dagang dan investasi di Kota Manado Sulawesi Utara ini.
"Alhamdulillah, dalam waktu delapan jam, transaksi ditutup, tercatat total 40 transaksi mencapai Rp 159 miliar," tegas Khofifah.
Dalam misi dagang kali ini, Khofifah membawa 38 pelaku usaha asal Jatim untuk memasarkan hasil usahanya. Antara lain produk tas anyam, produk tile (granit dan keramik), batik tulis, jasa kepelabuhanan, olahan ikan, olahan kopi dan cokelat, beragam produk holtikultura dan sebagainya.
Sementara dari Provinsi Sulawesi Utara menghadirkan sebanyak 100 pelaku usaha yang bergerak diberbagai bidang. Di antaranya, olahan ikan atau frozen food, arang batok kelapa, rempah, produk holtikultura, gula aren, sarang burung walet dan masih banyak lagi.
“Tahun 2021 kita sempat mengalami defisit perdagangan ekspor luar negeri karena kelangkaan kontainer, sehingga ekspor ke luar negeri Jatim agak terhambat. Namun di tahun yang sama, tahun 2021 neraca perdagangan antar daerah surplus Rp 233,02 triliun,” jelasnya detil.
“Sedangkan pada semester I tahun 2022, neraca perdagangan Jatim dengan antar provinsi dan pulau telah mencapai Rp 151 triliun,” tambahnya.
Di sinilah Khofifah melihat besarnya potensi yang harus dimanfaatkan antar masing-masing daerah se Indonesia. Sebab jika tidak, maka pasar kita akan dibanjiri produk luar negeri sementara kita memiliki kemampuan untuk mrmenuhinya.
“Kita harus saling proaktif mendatangi daerah-daerah. Karena pasar kita sangat besar potensinya. Jika tidak kita manfaatkan, maka pihak luar negeri yang akan menguasai pasar kita, sementara kita punya kemampuan untuk memenuhinya,” ungkap gubernur perempuan pertama di Jatim ini.
Ia juga menyampaikan, industri manukfaktur di Jatim memiliki kontribusi besar yakni lebih dari 30 persen. Hal tersebut disampaikannya bisa menjadi potensi kerjasama strategis antara Jatim dengan Sulut.