TERBARU Mahfud MD Sebut Ferdy Sambo Nangis-nangis Merasa Terhina dan Terdzolimi, 3 Orang Dihasut

Mahfud MD membongkar fakta baru di balik pembunuhan Brigadir J alias Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat yang diskenario Irjen Ferdy Sambo.

Editor: Musahadah
kolase tribunnews/youtube Deddy Corbuzier
Menkopolhukam Mahfud MD menyebut Ferdy Sambo nangis-nangis untuk memberikan jebakan psikologis pihak-pihak tertentu agar mempercayainya di kasus Pembunuhan Brigadir J. 

Dalam program Kontroversi Metro TV, Kamis (11/8/2022), Kamaruddin Simanjuntak membeberkan motif pembunuhan versinya. 

"Si bapak diduga melakukan perkawinan di luar undang-undang dengan yang cantik-cantik itu. Dan diduga ada pertanyaan dari ibu, kemana bapak kenapa tidak pulang. Biasanya bapak kalau bintang 2, istri bintang 3, yang jadi repot sopir dan ajudannya," kata Kamaruddin.

Lalu, lanjut Kamaruddin, diduga Bigadir J memberitahu bahwa si bapak menemui yang cantik-cantik itu hingga akhirnya terjadilah pertengkaran rumah tangga.

"Sejak saat itu almarhum diancam sampai tanggal 21 Juni 2022," terang Kamaruddin.

Ancaman itu lalu diberitahukan kepada sang kekasih, Vera Simanjuntak. 

"Diberitahu dia akan dibunuh atau dihabisi. carilah pria lain, saya tidak mungkin lagi menikahi kamu karena saya mau dibunuh.
Dia juga minta maaf, kalau saya salah mohon dimaafkan. Si kekasih bertanya, yang sakitnya kau bang. Si kekasih sampai ikut menangis juga," ungkap Kamaruddin. 

Kemudian pada tanggal 1 Juli 2022, Putri Candrawathi mengundang adik Brigadir J, Reza Hutabarat dan memberinya uang Rp 5 juta, dompet Pedro dan dijanjikan akan dipindah ke Jambi. 

Lalu, pada tanggal 2, Brigadir J bersama Putri Cnadrawathi dan ajudan lain berangkat ke Magelang. 

"Di Magelang terjadi keributan rumah tangga karena di sana diduga si wanita cantik mengadu ke si bapak, bahwa dia akan mundur dari instansi. Ini membuat si bapak emosional.  Terjadi pertengkaran dan nangis. Si bapak pulang duluan, dengan ajudan yang selama ini sering menghasut," ungkap Kamaruddin. 

Tanggal 7 Juli 2022 atau sehari sebelum pembunuhan, Brigadir J kembali mendapat ancaman pembunuhan, jika dia naik ke atas maka akan dibunuh. 

"Tanggal 7 telpon lagi ke kekasih kalau dia naik ke atas akan dibunuh. Cuma kekasih tidak bertanya apa yang dimaksud naik ke atas," ungkap Kamaruddin. 

Lalu, sehari setelahnya terjadi lah pembunuhan itu. 

Disinggung tentang pengakuan Ferdy Sambo bahwa Brigadir J telah melakukan pelecehan terhadap Putri Candrawathi, menurut Kamaruddin itu menandakan bahwa mantan Kadiv Propam itu terlalu muda. 

"Belum memahami ilmu hukum mengenai tempo delicty dan locus delicty. Kalau kejadiannya di magelang, laporkan ke Magelang," katanya. 

Kamaruddin juga menyoroti kejadian sebelum pembunuhan dimana saat itu Brigadir J masih kompak bersama berjalan ke Jakarta dengan Putri Candrawathi

"Adakah wanita yang sudah dilecehkan mau berjalan bersama dikawal ajudannya yang sudah melecehkan dia yang juga anak dia," katanya. 

Kamaruddin justru melayangkan sindiran mengenai pembohong. 

"Ada seorang pengarang cerita bekerja sebagai staf ahli kapolri yang membuat skenario., Ternyata skenario pertama gampang dipatahkan, diganti skenario kedua. Pembohong menggali lobang untuk berbohong lagi. Siapa yang percaya denagn orang yang suka berbohong.  Di kampung kami di Batak, sekali berbohong, dia tidak dipercaya lagi," tegasnya. 

Reaksi Keluarga Brigadir J

Di bagian lain, Samuel Hutabarat, ayah Brigadir Yosua atau Brigadir J angkat bicara terkait hasil pemeriksaan Ferdy Sambo yang menyatakan motif pembunuhan karena adanya tindakan asusila.

"Apa mungkin Yosua bisa berbuat begitu, sedangkan di Magelang kan bukan berdua, ada juga yang lain," ucapnya, Kamis (11/8/2022).

Ia menuding pernyataan Ferdy Sambo hanya sandiwara karena sejak awal pernyataannya berubah-ubah.

"Itu menurut versi mereka, karena sandiwara mereka selalu berubah-ubah dari awal, di skenario pertama katanya Yosua masuk ke kamar Ibu Putri melakukan pelecehan sekarang skenario kedua dikatakan bahwa pelecehan sudah terjadi di Magelang, jadi mana yang benar, saya sebagai orang tua bingung," jelasnya.

Sebelumnya Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan hasil pemeriksaan Ferdy Sambo terkait dengan motif pembunuhan yang dilakukan kepada Brigadir Yosua, Kamis (11/8/2022).

Dedi Prasetyo mengatakan berdasarkan hasil BAP, yang dikatakan Ferdy Sambo alasan dirinya merencanakan pembunuhan ini karena tersulut emosi setelah mendapat cerita dari istrinya bahwa ada tindakan asusila yang dilakukan Brigadir Yosua kepada Istrinya saat di Magelang.

Samuel merasa kecewa, heran dan bingung dengan pernyataan tersebut.

Kalaupun seandainya benar Brigadir Yosua melakukan kesalahan, apakah pantas jika harus diperlakukan seperti itu.

"Apakah seandainya salah, apa harus disiksa seperti itu, seandainya salah anak saya ya udah lumpuhkan, penjarakan, bila perlu pecat, jangan membabi buta, manusia anak saya itu, ada haknya untuk hidup," tutupnya.

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beda Respons Polri dan Keluarga Brigadir J Soal Pengakuan Ferdy Sambo di Mako Brimob

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved