Berita Surabaya
Hasto Kristiyanto Sidang Doktor, PDIP Kota Surabaya : Selamat, Pak Sekjen!
Hadir Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, sejumlah politisi PDIP di antaranya Djarot Saiful Hidayat, Bambang DH, Whisnu Sakti Buana.
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Titis Jati Permata
Antusiasme juga ditunjukkan Armuji. “Selamat Pak Sekjen. Lancar semuanya,” ujarnya.
Termasuk, juga dari mantan Wakil Wali Kota Surabaya, Whisnu Sakti Buana.
"Selamat Pak Sekjen, semoga sidang doktornya berjalan sukses,” papar Whisnu Sakti Buana.
Dalam studi doktoralnya, Hasto menulis disertasi berjudul “Diskursus Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya terhadap Pertahanan Negara”.
Hasto mengambil tema soal geopolitik Bung Karno karena terinspirasi dari dialog-dialognya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Adi menyebut sidang promosi doktor Hasto menunjukkan bahwa pemikiran dan tindakan Bung Karno selalu relevan dengan berbagai tantangan zaman.
Termasuk saat ini di mana situasi geopolitik dunia dalam situasi yang tidak menentu seiring hadirnya perang Rusia melawan Ukraina.
Pemikiran Bung Karno yang menggalang Gerakan Non-Blok, memperjuangkan kemerdekaan negara-negara Asia-Afrika menjadi inspirasi untuk terus berjuang demi berkeadilan dan bebas dari invasi serta imperialisme.
"Sampai kapan pun ini relevan, termasuk dalam situasi geopolitik dunia yang memanas saat ini,” ujar Adi yang juga ketua DPRD Surabaya.
Sehingga, ide yang diangkat oleh Hasto dalam studi doktoralnya juga mampu memberi perspektif yang luas terhadap makna pertahanan negara.
Yang mana sistem pertahanan harus didesain melibatkan seluruh komponen rakyat Indonesia.
Adi menambahkan, kegigihan Hasto dalam menuntut ilmu patut diapresiasi dan dijadikan teladan oleh generasi muda, khususnya para kader PDI Perjuangan.
Hasto dalam kondisi penuh kesibukan karena menjalankan agenda politik kerakyatan tetap membagi waktu untuk belajar secara formal hingga hari ini menjalani sidang promosi doktor.
“Ini menjadi inspirasi bahwa belajar haruslah sepanjang hayat, ilmu yang diabdikan untuk kepentingan kemanusiaan. Ilmu yang bukan berada di menara gading, tapi menggerakkan publik bahkan bangsa untuk menempuh langkah progresif demi kemajuan peradaban,” pungkas Adi.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA