Kuliner

Ladu, Kudapan Khas Kota Batu yang Kini Tak Banyak Diproduksi

Ladu berasal dari akronim Langgeng Seduluran, bahasa Jawa itu berarti hubungan persaudaraan yang abadi.

Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/benni indo
Proses pembuatan Ladu oleh warga yang masih menggunakan cara tradisional. 

SURYA.CO.ID, BATU - Kota Batu memiliki jajanan khas, yakni Ladu.

Makanan bertekstur lembut yang terbuat dari bahan beras ketan dan gula pasir.

Biasanya, Ladu banyak dikonsumsi saat hari-hari besar seperti Lebaran.

Membuat Ladu diawali dengan menanak beras ketan hingga matang.
Setelah matang, ketan dijemur di bawah sinar matahari.

Setelah kering, diharuskan dengan menggunakan lumpang.

Gula dipadukan ke ketan yang telah menjadi halus.

Termasuk diberi bumbu, setelah itu diblender dan dipotong-potong menjadi kecil.

Proses pembuatannya bisa mencapai empat hari.

Kudapan yang juga renyah dan manis ini biasanya menghiasi meja-meja ruang tamu warga.

Ladu pernah populer di Kota Batu beberapa puluh tahun yang lalu.

Kini, gaungnya telah meredup. Ladu tidak banyak lagi diproduksi warga.

Meski tidak banyak, bukan berarti tidak ada. Masih ada segelintir warga yang mengolah Ladu.

Di Kota Batu, Desa Gunungsari dikenal sebagai pusat produsen Ladu.

Di era modern seperti saat ini, jajanan tradisional ini tidak banyak diproduksi.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved