Arisan bodong di Surabaya
13 Orang Kehilangan Rp 1,1 Miliar Kena Tipu Arisan Bodong, Ini Sosok Pelaku Anggrita Putri Khaleda
Seorang korban arisan bodong membongkar modus Anggrita Putri Khaleda menarik nasabah agar tergiur dengan sistem investasi yang ditawarkan.
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Iksan Fauzi
Kedua, Sistem Arisan Reguler
Sistem tersebut bekerja, apabila seorang member menanamkan uangnya untuk 20 slot, dan pada berjalannya waktu sang member tidak sanggup dibayarnya, tersangka bakal menawarkan cara pembayaran secara mengangsur.
"Yang kedua, sistem reguler. Apabila saya dapat 20 slot. Nanti berjalannya tidak sanggup dibayarnya. Dia akan menawarkan lagi dengan sistem cicilan. Jadi beda lagi. Korban ini ditawarkan lagi. Untuk membayar yang slot itu, pengakuannya," ungkapnya.
Ketiga, Sistem Simpan Pinjam
AKBP Wildan menerangkan, sistem tersebut berjalan saat mendapati seorang member tidak mampu melunasi pembayaran arisan dengan sistem sebelumnya.
Member yang tidak mampu melunasi cicilan arisannya akan diminta menyetor kepada pihak pengelola arisan, sejumlah surat ataupun benda berharga sebagai jaminan.
"Nah apabila ada kendala lagi akan dilanjutkan lagi dengan sistem simpan pinjam. Nah dia tidak sanggup membayar, dia akan ada sistem simpan pinjam. Dan korbannya juga ada. Itu simpan pinjam itu kita menggadaikan BPKB, itu contohnya," jelasnya.
Para member akhirnya tergiur menanamkan modalnya dalam arisan tersebut secara bertahap, lantaran pihak tersangka memberikan keuntungan yang besar kepada member yang menanamkan uangnya dengan jumlah slot yang banyak.
"Kalau slot itu misalnya 10 slot. Adanya 10 slot. Yang slot pertama kita dapatnya lebih sedikit. (Slot) ketiga, keempat apalagi slot itu yang kita ambil kesepuluh itu, bunganya akan lebih. Seandainya saya untungnya lebih, saya masukkan sepuluh juta kalau nomor 10, itu dapatnya 15 juta," terangnya.
"Dengan banyaknya untung, saya simpan, saya ajak lagi teman saya sepupu saya, keluarga saya untuk ikut. Semakin lama semakin banyak dan tersangka tidak sanggup untuk mengembalikan uangnya, beserta bunganya," tambahnya.
Praktik bisnis dengan sistem lancung tersebut, mulai diinisiasi oleh tersangka sejak Mei 2019 silam.
Tersangka ditangkap oleh penyidik di sebuah rumah yang disewa secara kontrak di Kota Denpasar, Bali, pada Selasa (24/5/2022).
Berdasarkan hasil penyidikan sejak hari penangkapan hingga Selasa (31/5/2022).
Tersangka yang merupakan ibu rumah tangga itu, diketahui menjalankan bisnis tersebut seorang diri.
Sebelum ditangkap, AKBP Wildan mengungkapkan, tersangka sudah berumah tangga yang berasal dari Kecamatan Wiyung, Kota Surabaya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/sebanyak-13-orang-yang-menjadi-korban-ngaplo-ditipu-anggrita-putri-khaleda.jpg)