Kecelakaan Maut di Tol Sumo

BENOWO BERDUKA LAGI, Nazwa Meninggal Susul Ibunya, Sopir Tidur Pulas saat Bus Maut Tabrak Guardrail

Duka masih menyelimuti warga Jl Benowo Krajan, Gang 2 Kelurahan Benowo, Kecamatan Pakal, Kota Surabaya yang menjadi korban kecelakaan maut di Tol Sumo

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Musahadah
surya/mohammad romadoni
Nazwa, korban bus maut di tol Mojokerto akhirnya meninggal dunia setelah 4 hari dirawat di rumah sakit. 

Wildan menambahkan, kecepatan bus saat melaju normal.

Data ini diperoleh dari pantauan kamera CCTV jalan tol perjalanan dari Saradan, Jombang, Mojokerto.

"Kecepatan kendaraan normal, tidak ada pelanggaran. Masih di bawah 100 kilometer per jam," ucap Wildan.

2. Kejanggalan saat berangkat

BENOWO BERDUKA, Riski cium gelagat aneh kru bus sebelum terjadi kecelakaan di Tol Surabaya-Mojokerto. Riski juga sempat melarang anaknya ikut piknik ke Dieng, Jawa Tengah.
BENOWO BERDUKA, Riski cium gelagat aneh kru bus sebelum terjadi kecelakaan di Tol Surabaya-Mojokerto. Riski juga sempat melarang anaknya ikut piknik ke Dieng, Jawa Tengah. (SURYA.co.id/Bobby Koloway)

Kejanggalan bus pariwisata Ardiansyah yang mengangkut rombongan warga Benowo Krajan berwisata ke Dieng baru terungkap dua hari setelah kecelakaan maut yang menewaskan 14 orang. 

Ternyata sebelum kecelakaan maut di Tol Surabaya-Mojokerto, KM 712.400/A, Senin (16/5/2022) pagi, kondisi bus sudah mencurigakan. 

Riski Dwi Laksono, salah satu keluarga korban mengungkap sempat ragu ketika melihat kru bus sebelum berangkat.

Riski yang kehilangan kakak perempuan dan kakak ipar dalam kecelakaan maut itu menuturkan, kru bus terkesan tergesa-gesa. 

"Mereka seakan mengejar jadwal. Sebab berdasarkan yang kami dengar, ada jadwal (Wisata Religi) Wali Limo pada Senin tersebut," katanya saat ditemui, Selasa (17/5/2022).

Hal ini pun diperkuat dengan kondisi bus yang seakan disiapkan untuk rombongan banyak bus.

"Ada simbol huruf "D" ditempel di kaca yang sepertinya memang disiapkan untuk rombongan bus setelah dari Dieng. Sebab, kalau untuk rombongan ke Dieng cuma satu bus," katanya.

Dengan asumsi padatnya jadwal tersebut, ia menduga kru bus pun bisa mengalami kelelahan.

"Penumpang saja pada tidur kan," katanya.

Atas keanehan tersebut, Riski pun sempat mencegah keluarganya, termasuk anaknya berangkat.

"Anak saya saja mau ikut akhirnya saya larang. Sebab, terkesan dipaksakan sejak awal," kata Bapak dua orang anak ini.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved