Berita Bangkalan
141 Sapi di Bangkalan Dikarantina Sejak 6 Mei, Sebagian Malah Memburuk; Ada Yang Terpaksa Disembelih
Pasalnya, ke-141 sapi itu sudah dititipkan di kandang Balai Karantina, Pelabuhan Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi sejak 6 Mei 2022.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Kalau manusia dikarantina karena terpapar Covid-19, sekarang giliran sapi yang harus diisolasi saat penularan penyakit mulut dan kuku (PMK). Dan bagaimana nasib sekitar 141 ekor sapi yang terisolasi di kandang Balai Karantina, Pelabuhan Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi Bangkalan, tetap jadi misteri.
Para peternak dan pemilik sapi di Bangkalan pun mulai gelisah. Karena kabar tentang hasil uji laboratorium atas sampel darah sapi-sapi hingga saat ini belum dibuka secara transparan. Tidak hanya peternak dan para pedagang sapi, bahkan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan pun tidak tahu bagaimana hasil uji lab itu.
Pasalnya, ke-141 sapi itu sudah dititipkan di kandang Balai Karantina, Pelabuhan Telaga Biru, Kecamatan Tanjung Bumi sejak 6 Mei 2022.
Pihak Balai Karantina yang berada langsung di bawah Kementerian Pertanian mengeluarkan kebijakan pengetatan sebagai upaya pencegahan terkait penyebaran PMK pada hewan berkuku belah. Seperti sapi, kerbau, hingga kambing.
Akibatnya, arus distribusi hewan ternak, khususnya sapi dan kambing di Pelabuhan Kelas III tujuan Kalimantan, Sumatera, dan Sulawesi saat ini macet. Distribusi ternak tak bisa dilakukan sebelum ada hasil uji sample darah sapi Bangkalan yang dikirim ke Laboratorium Balai Besar Veteriner Yogyakarta.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Peternakan Bangkalan, drh Ali Makki mengungkapkan, total sapi yang masuk kandang Balai Karantina ada 141 ekor. Dan semua sapi itu masih terisolasi sejak kebijakan pengetatan arus pengiriman sapi diberlakukan.
“Sampai sekarang kami belum menerima hasil laboratorium sehingga (pengiriman) sapi-sapi tidak bergerak sejak 6 Mei. Kami tidak mau menunggu karena ada indikasi bahwa peternak dan pedagang mulai gelisah melihat perkembangan suspect ternak-ternak yang kondisinya semakin memburuk,” ungkap Makki kepada SURYA, Senin (16/5/2022).
Ia menjelaskan, seharusnya kondisi sapi-sapi di kandang Balai Karantina kondisi semakin membaik dengan catatan ditangani dengan baik. Namun kegelisahan para peternak dan pedagang dipicu kondisi sapi yang semakin memburuk, sehingga terpaksa menyembelihnya.
Sementara pihak karantina, lanjut Makki, kurang terbuka dan tidak pernah terus terang hingga Dinas Peternakan Bangkalan menawarkan diri bahkan menanyakan kebutuhan apa yang menjadi keperluan untuk penanganan 141 ekor sapi itu.
“Jawabannya masih berbelit, dikatakan bahwa akan dikoordinasikan dengan pimpinan. Terpaksa kami mengambil keputusan dengan menurunkan semua tim dokter hewan sejumlah delapan orang, lengkap dengan obat-obatan. Karena sapi itu tidak cukup hanya diberi vitamin tetapi disuntik dengan antibiotik,” tegasnya.
Dari 141 ekor sapi yang disekap di kandang Balai Karantina, 138 ekor di antaranya ditangani Tim Dokter Hewan Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Sabtu (14/5/2022). Kandang Balai Karantina terdiri dari 4 blok. Sejumlah 22 ekor sapi persilangan dari luar Madura, ditempatkan terpisah.
Menurut pihak karantina, lanjut Makki, 12 ekor sapi di antaranya diduga memiliki tanda-tanda klinis yang mengarah ke PMK. Maka sampel darah telah diambil namun hingga sekarang hasilnya belum diumumkan.
“Delapan dokter hewan turun semua bersama pihak kepolisian. Kami bagi karena ada 4 blok kandang, di mana ada satu kandang untuk (sapi) yang kondisinya parah. Masing-masing kandang dipantau dua atau empat dokter. Kami tekankan bahwa tidak ada dokter yang pindah kandang hewan, biar lebih fokus,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Bangkalan, Ahmat Hafid mengungkapkan, saat ini ada sejumlah 37 sapi di kandang Balai Karantina yang dinyatakan suspect atau diduga terpapar virus PMK.
“Belum positif karena masih menunggu hasil uji laboratorium dari Badan Karantina Pusat,” ungkap Hafid kepada SURYA.
Ia mengimbau para peternak dan pedagang sapi agar tidak panik karena kondisi itu bisa ditangani dan bisa disembuhkan dengan penanganan sejak dini oleh petugas peternakan dan para dokter hewan Dinas Peternakan Bangkalan.
“Sebagian besar sapi itu berasal dari luar Bangkalan. Setelah mendapatkan penanganan cepat dari petugas, Insya Allah sekarang sudah mulai pulih kembali,” pungkasnya. *****