Hepatitis Misterius
UPDATE Hepatitis Akut Misterius Menular lewat Asupan Makanan, Ini Penjelasan Menkes Budi Gunadi
Hepatitis akut atau hepatitis misterius saat ini menjadi momok bagi anak-anak. Baru-baru ini, seorang anak di Tulungagung meninggal diduga terjangkit.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun melaporkan adanya kasus hepatitis akut misterius yang menginfeksi anak-anak di Amerika, Eropa dan Asia, sejak 15 April 2022.
Berikut gejala, bahaya dan cara mencegah hepatitis misterius yang telah merengut nyawa tiga anak di Indonesia.
"Penyebabnya bukan virus hepatitis yang sudah dikenal selama ini." Demikian kata Prof. Dr. dr. Zubairi Djoerban, Sp.PD, KHOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi Hematologi Onkologi Medik kepada Kompas.com, Rabu (4/5/2022).
Penyebab tersering terjadinya hepatitis, yaitu virus hepatitis A, B, C, D dan E, namun penyebab tersebut tidak terdeteksi pada pasien-pasien ini.
Namun para ahli tengah menyelidiki penyebab pasti dari hepatitis misterius tersebut.
Sebagian ditemukan adanya Adenovirus tipe 41, sebagian lagi ditemukan SARS-CoV-2 (virus corona).
Sebagian dari kombinasi dua virus tersebut, masih memungkinkan dipicu oleh penyebab lainnya.
"Mungkin sekali penyebabnya Adenovirus tipe 41, yang sebelumnya tak pernah bikin kerusakan hati, kecuali yang imunitasnya buruk," papar dia.
WHO menyebutkan keluhan awal dari infeksi hepatitis misterius ditandai dengan sakit perut, muntah dan diare.
Kemudian berkembang menjadi peradangan hati yang berat, diikuti dengan peningkatan enzim hati, yang membuat pasien berwarna kuning (mencakup mata dan kulit).
Berdasarkan data yang dikeluarkan otoritas kesehatan Inggris, 10 dari 145 pasien dengan hepatitis akut ini memerlukan transplantasi hati.
Rentang usia pasien yang teridentifikasi sejauh ini antara bayi berusia satu bulan sampai remaja berusia 16 tahun.
"Yang sekarang ini menyerang pada bayi dan anak yang sebelumnya imunitasnya bagus," jelas dia.
Dikarenakan penyebab pastinya belum diketahui, hepatitis misterius tergolong sebagai penyakit yang serius.
"Penyakitnya serius, gawat, sampai ada yang meninggal dan beberapa yang cangkok liver," tutup Guru Besar Spesialis Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut.
