Ritual Maut di Pantai Payangan Jember

Ritual Berujung Maut di Jember, Pemimpin Tunggal Jati Nur Hasan Dikenal Warga Sebagai Paranormal

Nurhasan di lingkungannya dikenal sebagai seorang paranormal. Tetangga kanan kirinya sudah biasa melihat rumah Hasan sering dikunjungi banyak tamu.

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Tony Hermawan
Suasana rumah pimpinan Kelompok Tunggal Jati, Nur Hasan tampak sepi pasca terjadi peristiwa ritual berujung maut di Pantai Payangan, Jember, Senin (14/2/2022). 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Dinding tembok berwarna putih dan bangunan rumahnya menghadap selatan adalah rumah Nur Hasan (38), ketua Kelompok Tunggal Jati Nusantara.

Rumah itu berada di Dusun Botosari, Desa Dukuh Mencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember. Rumah tersebut persis di pinggir jalan raya.

Nur Hasan dua hari terakhir ini menjadi topik pembicaraan, sebab telah mengkoordinir 28 orang melakukan ritual di Pantai Payangan, Jember, hingga berujung maut.

Dalam peristiwa itu, 11 orang meninggal dunia tergulung ganasnya ombak pantai selatan ketika melakukan ritual.

Disebut, hampir setiap hari rumah Hasan dikunjungi tamu. Entah dari mana saja asal mereka. Apalagi kalau malam Jumat, jumlah tamu yang datang bisa sampai 20-an orang.

Tetangga kanan kirinya mengaku sudah biasa melihat rumah Hasan sering dikunjungi banyak tamu.

Maklum, Hasan di lingkungannya dikenal seorang paranormal. Cerita yang beredar, dia dianggap punya kekuatan spiritual sehingga mampu menerawang nasib orang di masa depan, termasuk mengajak orang meraih ketenangan jiwa.

"Dia kalau ke mana-mana pakai selendang hijau," kata Budi Harto, Sekretaris Desa Dukuh Mencek, Senin (14/2/2022).

Paranormal sangat begitu melekat di diri Hasan. Tamu-tamu yang datang bukan hanya dari kalangan bawah. Cukup banyak tamunya datang membawa mobil.

Saking eksisnya, kemampuan ini sudah dijadikan dirinya sebagai pekerjaan. Sampai-sampai, dia bisa menghidupi dua istri dan dua anak.

"Kalau Pak Hasan dulunya ini kerja di Malaysia. Terus 2010 itu pulang. Kayaknya setelah itu, dia dikenal sebagai paranormal," ujar Budi.

Sementara itu, Kapolres Jember, AKBP Hery Purnomo mengatakan, hasil penyelidikan sementara Kelompok Tunggal Jati ini merupakan tempat pengobatan alternatif.

Akan tetapi, terkadang tujuan orang yang datang ke Hasan juga bermacam-macam. Ada yang ingin konsultasi masalah ekonomi, rumah tangga atau pun kesehatan.

"Nah ini kesehatan secara fisik maupun batin. Bermacam-macamlah alasan orang yang datang dan bergabung," beber Hery.

Kebanyakan, pengikut Hasan dulunya adalah seorang pasien. Banyak pasien mengaku sembuh setelah datang ke Hasan.

Keberhasilan itu sering diceritakan pasien-pasien ke orang lain. Sehingga cukup banyak yang tertarik menjadi pengikutnya.

"Eksisnya dari getok tular," pungkas Hery.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved