Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
UPDATE PEMBUNUHAN SUBANG: Dugaan Pengacara Danu Soal 'Tukar Kepala', Korbankan Orang untuk Dipenjara
Pengacara Muhammad Ramdanu alias Danu, mencurigai adanya misi "tukar kepala" hingga membuat kliennya kerap menjadi sorotan.
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
Karena polisi tidak pernah menegakkan fakta terkait ini, sehingga banyak yang berpendapat ada keanehan.
"Padahal dalam konteks kejahatan itu, kejahatan tidak pernah sempurna dan kejahatan tidak pernah mengikuti logika," ujarnya.
Disinggung apakah pembunuhan ini dilakukan profesional dengan perencanaan yang matang atau tidak? Prof Adrianus berpendapat bisa dua-duanya.
Pendapat ini beralasan karena tersedia waktu yang cukup bagi pembunuh untuk menghilangkan jejak.
"Kalau pembunuhan ini dimulai pada saat Amel terakhir berkomunikasi sekitar pukul 11.00 malam, dan ditemukan jam 05.00, maka 7 jam bisa terjadi," katanya.
Mengenai jasad korban yang diletakkan di dalam mobil Alphard, selama ini fakta itu tidak pernah ditegakkan polisi.
"Ketika jenazah dimasukkan di kendaraan, maksudnya mau dilarikan, atau sempat berpikir tapi berubah, atau pengalih saja? itu tidak dijelaskan polisi," ungkapya.
Terkait jejak pelaku, menurutnya, apakah jejak itu sudah ada atau dapat dibersihkan. Itu yang menarik menurutnya.
Artinya pembunuh ini sudah tahu cara menghilangkan jejak?
Menurut Adrianus, untuk menghilangkan jejak itu tidak harus orang yang profesional.
"Karena orang yang terencana tidak perlu profesional. Tapi, orang profesional pasti terencana," katanya.
Menurut Adrianus, situasi sekarang makin sulit karena ada kemungkinan saksi kasus ini mengarang cerita.
Hal ini bisa dimungkinkan ketika saksi diperiksa berkali-kali, namun pertanyaannya tidak direncanakan matang,
"Orang yang kita duga pelaku, berkali-kali diperiksa tanpa ada perencanaan apa yang mau ditanyakan, maka dia tidak akan menjawab berbasis apa yang diketahui, tapi dia sudah make up story, dia mengarang cerita," katanya.
Jika polisi ini akan terus memeriksa saksi berulang kali, menurut Adrianus polisi justru tidak akan menemukan fakta baru, melainkan opini-opini baru.
"Kalau orang-orang ini orang-orang kunci, maka dia akan mengarang skenario yang membuat jauh dari nya," katanya.