Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
UPDATE KASUS SUBANG Danu Banjir Simpati dan Hadiah seusai Dituduh Mirip Sketsa Pelaku, Diwarning Ini
Begini kabar terbaru Muhammad Ramdanu alias Danu yang dipojokkan setelah polisi merilis sketsa wajah pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Ba
SURYA.CO.ID - Begini kabar terbaru Muhammad Ramdanu alias Danu yang dipojokkan setelah polisi merilis sketsa wajah pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jawa Barat.
Banyak yang menuding Danu sebagai sosok di balik sketsa wajah pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu.
Bahkan kuasa hukum Yosef dan Yoris, Rohman Hidayat tak canggung menyebut bahwa sosok di sketsa itu adalah saksi yang diperiksa berlarut-larut serta yang memberikan keterangan yang berubah-ubah.
Statemen Rohman ini langsung terarah ke Danu, mengingat selama ini Danu lah yang paling sering diperiksa dalam kasus ini dan sempat memberikan pengakuan yang berubah-ubah.
Lalu bagaimana kabar Danu terbaru?
Baca juga: TERBARU KASUS SUBANG, Pembunuh Tak Harus Orang Profesional, Kriminolog UI Uraikan Kelemahan Polisi
Ternyata, keponakan Tuti Suhartini ini justru banjir simpati dari netizen maupun para konten kreator youtube.
Bahkan, baru-baru ini Danu mendapat hadiah jaket dari simpatisan di Bandung, Jawa Barat.
Jaket warna hitam itu dipamerkan saat dia tampil di vlog terbaru youtuber Yahya Muhammed, pada Rabu (5/1/2022).
Tak cuma jaket beberapa waktu lalu, Danu juga mendapat hadiah berupa kemeja, celana hingga sepatu oleh istri sang pengacara Achmad Taufan Soedirjo.
Atas hadiah-hadiah ini, dia pun mengucapkan terimakasih dan doa untuk pemberinya.
Danu berharap di tahun baru 2022 ini, segala permasalahan dipermudah.
"Ditambah rejekinya yang sudah membantu untuk semua tim. Dilancarkannya rejekinya, yang sudah suport Danu," ucapnya.
Terpisah, Achmad Taufan Soedirjo berpesan agar Danu tidak sering keluar rumah.
Hal ini seperti yang terlihat dalam tayangan kanal Youtube Heri Susanto.
Dalam kesempatan tersebut, terlihat kuasa hukum Danu, Achmad Taufan bersama tim mengunjungi keluarga Danu di Subang.
Di sana juga hadir sejumlah keluarga korban Tuti Suhartini, yakni kakak Tuti, Lilis Sulastri, Yeti dan lainnya.
Terlihat juga Danu dan beserta kedua orangtuanya.
Dijelaskan, tujuan kuasa hukum Danu datang ke keluarga Tuti itu juga rupanya untuk bersilaturahmi.
Achmad Taufan berterima kasih kepada keluarga korban yang terus memberikan doa dan dukungan kepada pihaknya sebagai kuasa hukum Danu.
Dalam kesempatan itu, Taufan membeberkan pihaknya pun berharap agar mampu terus mengawal Danu dan kasus Subang agar segera terungkap.
Ia mengajak keluarga Tuti agar bersabar dan terus mendukung kepolisian untuk menuntaskan perkara.
Soal sketsa wajah pelaku yang beredar, Taufan mengajak agar keluarga Tuti tetap tenang.
“Terkait info kemarin dari kepolisian dan media-media tentang sketsa, keluarga tetap harus tenang,” ujar kuasa hukum Danu, Achmad Taufan, dikutip Tribunjabar.id, Selasa (5/1/2022).
Taufan menjelaskan sketsa wajah pelaku tersebut merupakan petunjuk agar kepolisian agar dapat mengungkap kasus.
Dari sana, Taufan membeberkan pihaknya berharap agar pula terungkap motif atau hal yang melatarbelakangi kasus perampasan nyawa Tuti dan Amalia tersebut.
Menurutnya, jika motif pelaku sudah terungkap maka akan memudahkan pengungkapan petunjuk lainnya.
Ia bersyukur karena sosok dari sketsa bukan dari keluarga dan pihak kliennya.
“Satu petunjuk dari sketsa dan disitu disampaikan kriterianya, dan alhamdulillah kita semua meyakini, Insya Allah dari keluarga kita bukan sosok yang mirip dengan sketsa tersebut,” ujarnya.
Taufan berharap sketsa tersebut dikembangkan dan sosok pelaku segera ditangkap.
Menurutnya jika pelaku dalam sketsa sudah ditangkap maka akan ada perkembangan kasus lainnya mengarah pada pelaku lainnya, mulai dari dalang hingga orang yang membantu merampas nyawa korban.
Lebih lanjut, Taufan memberikan pesan sementara ini Danu ditinggalkan dirinya ke Jakarta.
Ia juga berpesan agar Danu tak sering keluar rumah.
Hal ini dijelaskan Taufan karena mengingat perkara kasus Subang belum selesai.
Taufan berpesan agar Danu banyak beribadah dan berdoa.
“Danu harus tetap rajin ibadah, kita perlu ingat bahkan perkara ini belum selesai,”
“Jadi Danu tetap jangan sering ada acara-acara di luar dulu atau apa,”
“Sudah pokoknya di rumah, kalau ada apa-apa telepon kita tim kuasa hukum,” ujar Achmad Taufan, kuasa hukum Danu.
Kemudian Taufan menyinggung agar Danu bisa move on dan lebih tegar menghadapi kasus Subang.
Ia juga meminta Danu berkonsentrasi karena tak menutup kemungkinan adanya pemeriksaan lain yang dibutuhkan penyidik.
Kasus perampasan nyawa Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) masih ditangani Polda Jabar.
Hampir 5 bulan berlangsung belakangan ini penyidik dari Polda Jabar memberikan perkembangan kasus.
Lewat Ditreskrimum dirilis sketsa wajah pelaku perampasan nyawa Tuti dan Amalia pada 18 Agustus 2021 lalu.
Kapolda Jabar, Irjen Pol Suntana mengatakan, dalam mengungkap satu perkara tidak selalu cepat.
"Memang dalam pengungkapan satu perkara itu tergantung bukti-buktinya, ada yang cepat dan lama, seperti kasus perampokan my bank itu cepat," ujar Suntana, di Polda Jabar, Rabu (29/12/2021).
Sementara untuk peristiwa di Subang, Ia menargetkan secepatnya terungkap di awal tahun 2022.
"Untuk kejadian di Subang mohon doanya target saya awal tahun ini penyidik sedang mengumpulkan fakta-faktanya. Mohon kesabarannya, saya berkomitmen terhadap kasus ini," katanya.
Kriminolog Ungkap Kelemahan Penyelidikan

Meski polisi sudah merilis sketsa wajah terduga pelaku pembunuh Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, namun hal itu tidak cukup untuk bisa membawa perkara ini berlanjut ke persidangan.
Kriminolog Universitas Indonesia, Prof Adrianus Meliala mengungkapkan sketsa itu membutuhkan fakta pendukung lain seperti gerakan tubuh, adanya pakaian yang bisa meyakinkan bahwa dialah dia.
"Ceritanya akan jadi lain, kalau polisi beranggapan cukup, lalu sketsa itu diterima jaksa. Karena pada saatnya jaksa yang akan berjuang meyakinkan hakim bahwa dialah dia.
Selagi tidak ada fakta tambahan. maka jaksa akan mengembalikan berkas tersebut itu," terang Adrianus Meliala dikutip dari tayangan Aiman, yang diunggah channel youtube Kompas TV, Selasa (4/1/2022).
Baca juga: TERBARU KASUS SUBANG, Pengakuan Ayah Danu yang Bingung Mikir Nasib Anaknya, Untung Ada Perempuan Ini
Disinggung apakah pembunuhan ini dilakukan profesional dengan perencanaan yang matang atau tidak? Prof Adrianus berpendapat bisa dua-duanya.
Pendapat ini beralasan karena tersedia waktu yang cukup bagi pembunuh untuk menghilangkan jejak.
"Kalau pembunuhan ini dimulai pada saat Amel terakhir berkomunikasi sekitar pukul 11.00 malam, dan ditemukan jam 05.00, maka 7 jam bisa terjadi," katanya.
Mengenai jasad korban yang diletakkan di dalam mobil Alphard, selama ini fakta itu tidak pernah ditegakkan polisi.
"Ketika jenazah dimasukkan di kendaraan, maksudnya mau dilarikan, atau sempat berpikir tapi berubah, atau pengalih saja? itu tidak dijelaskan polisi," ungkapya.
Terkait jejak pelaku, menurutnya, apakah jejak itu sudah ada atau dapat dibersihkan. Itu yang menarik menurutnya.
Artinya pembunuh ini sudah tahu cara menghilangkan jejak?
Menurut Adrianus, untuk menghilangkan jejak itu tidak harus orang yang profesional.
"Karena orang yang terencana tidak perlu profesional. Tapi, orang profesional pasti terencana," katanya.
Adrianus lalu membeber kelemahan dalam penyelidikan kasus ini. Pertama, hasil pemeriksaan forensik oleh dokter yang dilakukan kurang tepat.
Lalu, olah TKP rumah yang menurut dia jorok.
"Pada yang kedua ini, common situation atau sering terjadi, apalagi di satuan-satuan wilayah bukan perkotaan, dimana jarang mengalami kasus besar. Dimana tidak terlatih anggotanya. Semua orang ingin berkontribusi, berbuat baik. Tapi mengacaukan TKP, merusak TKP. sehingga ada jejak-jejak kaki. ada hal-hal yang harusnya diperhatikan malah tidak diperhatikan," katanya.
Menurut Adrianus, situasi sekarang makin sulit karena ada kemungkinan saksi kasus ini mengarang cerita.
Hal ini bisa dimungkinkan ketika saksi diperiksa berkali-kali, namun pertanyaannya tidak direncanakan matang,
"Orang yang kita duga pelaku, berkali-kali diperiksa tanpa ada perencanaan apa yang mau ditanaykan, maka dia tidak akan menjawab berbasis apa yang diketahui, tapi dia sudah make up story, dia mengarang cerita," katanya.
Jika polisi ini akan terus memeriksa saksi berulang kali, menurut Adrianus polisi justru tidak akan menemukan fakta baru, melainkan opini-opini baru.
"Kalau orang-orang ini orang-orang kunci, maka dia akan mengarang skenario yang membuat jauh dari nya," katanya. (Tribun Jabar/Berbagai sumber)
>>>> Update berita terbaru pembunuhan ibu dan anak di Subang