Surya Militer
DUARR! Markas KKB Hancur Tak Tersisa Dibombardir Mortir Batalyon Infanteri 5 Marinir di Pasuruan
Markas KKB Hancur Tak Tersisa Dibombardir Mortir Batalyon Infanteri 5 Marinir di Pasuruan, Jawa Timur.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Secara keseluruhan, sekitar 25 negara menggunakan tank PT 76.
Nama lengkap dari PT-76 ialah Plavayushchiy Tank–76 (Tank Apung-76).
Nomor 76 merujuk pada kaliber senjata utama tank amfibi ini, yaitu meriam D-56T kaliber 76,2 mm.
Tank ini difungsikan dalam misi pengintaian dan bantuan tempur.
Rangka dasarnya berfungsi sebagai basis pengembangan kendaraan tempur lainnya, seperti kendaraan angkut pasukan BTR-50, kendaraan antipesawat gerak sendiri ZSU-23-4 Shilka, kendaraan artileri gerak sendiri khusus linud ASU-85, dan kendaraan peluncur sistem misil antipesawat 2K12 Kub.
Setelah Perang Dunia II, konsep tank ringan dihidupkan kembali di Uni Soviet.
PT-76 digunakan dalam unit pengintaian dan karena itu kemampuan amfibi menjadi esensial.
Persyaratan yang diminta adalah tank mampu melintasi rintangan air dengan persiapan sedikit.
Banyak prototipe tank-tank sejenis dibangun pada akhir 1940-an.
Yang paling sukses adalah "obyekt 740" (objek 740) didesain oleh insinyut N. Shashmurin yang bekerja pada institusi VNII-100 di Leningrad (sebuah lembaga riset pada Pabrik traktor Chelyabinsk ChTZ) pada 1949-1950, di bawah pengawasan Zh. Kotin dari Industri Kirov.
Kendaraan tersebut sukses karena desain yang sederhana, kemampuan yang baik dalam navigasi dan lintas negara.
Pada saat itu, desain jet airnya termasuk inovatif.
Pada tahun 2020, perusahaan Indonesia PT Lumindo Artha Sejati telah meningkatkan tank amfibi ringan buatan Soviet yang digunakan oleh Korps Marinir Indonesia sejak 1960-an.
PT-76 tersebut kini digerakkan dengan mesin Detroit Diesel buatan AS dan dipersenjatai dengan John Cockerill (sebelumnya CMI Defense) meriam kaliber Mk III 90mm Mk, serta sistem kontrol penembakan baru.
2. Tank BMP 3F