Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang
DANU Temukan Bukti Baru Tercecer di TKP Pembunuhan di Subang, Benarkah Ada Motif Rebutan Yayasan?
Saksi Muhammad Ramdanu alias Danu menemukan bukti baru berupa benda tercecer di TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang.
SURYA.CO.ID, SUBANG - Saksi Muhammad Ramdanu alias Danu menemukan bukti baru berupa benda tercecer di TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Diduga, benda yang ditemukan keponakan korban Tuti Suhartini itu berkaitan dengan motif ekonomi, yakni rebutan Yayasan Bina Prestasi Nasional.
Yayasan itu didirikan oleh suami Tuti sekaligus ayah korban Amalia Mustika Ratu, yakni Yosef Hidayah. Rebutan yayasan sempat mencuat di awal-awal kasus Subang ini.
Saat ini, yayasan itu diketuai oleh Yoris Raja Amanullah. Yoris merupakan anak pasangan Yosef dan Tuti.
Adapun Danu merupakan pegawai di yayasan tersebut. Danu lah orang kepercayaan Yoris dan yang sering berhubungan dengan Amalia.
Lantas apa benda yang tercecer dan bisa dijadikan bukti baru oleh penyidik untuk mengungkap kasus Subang ini?
Diceritakan Danu, sehari setelah pembunuhan itu atau tanggal 18 Agustus 2021, dia sengaja berada di sekitar lokasi untuk menjaga rumah korban.
Baca juga: Anak Kiai Jombang Tersangka Cabuli Santriwati Gugat Kapolda Jatim Rp 100 Juta dan Minta Kasusnya SP3
Saat itu lah dia melihat seseorang yang belakangan diketahui sebagai oknum bantuan polisi dui Polsek Jalancagak mendekati rumah kejadian.
Dia pun turun unt uk melihat oknum banpol itu.
Tiba-tiba oleh oknum banpol itu dia disuruh masuk dan membersihkan bak mandi.
Dia melihat saat itu, air di bak mandi penuh dan kondisinya keruh, agak kecoklatan.
Banpol itu meminta Danu untuk mencari barangkali ada barang tertinggal di dalam bak mandi.
Danu pun menurut. "Posisi air sudah sedikit, udah. Injek dari pertama juga gunting. diraba dikit ketemunya cutter," sebut Danu dikutip dari channel youtube Yahya Mohammad, Sabtu (11/12/2021).
Selain gunting dan cutter, Danu yang diminta bersih-bersih lokasi kejadian juga menemukan cap yayasan BIna Prestasi Nasional, dimana korban Tuti menjadi bendahara dan Amel menjadi sekretaris.
"Ada cap yayasan segala macam. Laporan-laporan SPD ada juga di situ," ungkapnya.
Temuan Danu ini seolah menguatkan dugaan bahwa pembunuhan ini dilatarbelakangi masalah yayasan.
Sebelumnya, dugaan ini muncul saat polisi memanggil saksi dari yayasan untuk diperiksa pada Selasa (30/11/2021).
Dia adalah Kosasih dan Wahyu merupakan orang dekat keluarga Yosef.
Baca juga: NASIB MIRIS 3 Santriwati, Dirudapaksa & Dikeluarkan Sekolah, Ini Siasat Herry Wirawan Tutupi Aksinya
Baca juga: KASUS SUBANG: Setelah Bekas Luka Diperiksa, Danu Mendadak Diminta Lakukan 2 Hal Ini Oleh Polisi
Untuk Kosasih, ia merupakan pegawai dari SMK Bina Prestasi Nasional yang dimiliki Yosef (55) suami sekaligus ayah korban.
Kosasih dalam agenda pemanggilan pemeriksaan tambahan tersebut ditanyai perihal aktivitas dari SMK Bina Prestasi Nasional.
Sementara Wahyu diketahui merupakan kepala sekolah SMP maupun SMK dari Bina Prestasi Nasional.
Rabu (1/12/2021) saat wartawan TribunJabar menyambangi kediaman Wahyu yang berada di Kecamatan Ciater, ia tidak berada di kediamannya sejak pagi hari.
Asumsi yang beredar di masyarakat, kasus kematian Tuti Suhartini (55) serta Amalia Mustika Ratu (23) menyangkut dari yayasan milik Yosef.
Kenapa Banpol Tak Juga Diperiksa?
Di bagian lain, Danu mengaku bingung karena kesaksiannya soal oknum bantuan polisi (banpol) diragukan penyidik.
Danu meyakinkan bahwa apa yang dikatakan tentang sosok banpol di kasus tewasnya Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu itu benar adanya.
Baca juga: Identikkah Bekas Luka Danu dengan Petunjuk Emas di Kuku Amalia Korban Pembunuhan di Subang?
Bahkan, dengan gamplang dia menjelaskan ciri-ciri banpol yang menyuruhnya masuk TKP pembunuhan dan menguras bak mandi hingga dia mendapati barang bukti gunting dan cutter.
Danu mengatakan secara pribadi dirinya tak mengenal sama sekali dengan sosok Banpol tersebut dan belum pernah melihatnya di Polsek Jalan Cagak.
Ia mengaku bertemu Banpol itu hanya pada saat kejadian masuk ke TKP dimintai bantuan menguras bak mandi TKP.
Danu juga menyebut sosok Banpol itu memiliki kunci akses ke rumah TKP.
Berdasarkan keterangannya, oknum Banpol itu mengenakan pakaian kaos seperti polisi.
Oleh karena itu Danu mengira saat itu orang yang menyuruhnya masuk ke TKP itu adalah polisi.
Kemudian, Danu pun mengurai ciri-ciri Banpol tersebut.
Danu menjelaskan ciri-ciri Banpol itu serupa dengan pria tua.
Baca juga: Nasib Danu Setelah Lukanya Disorot, Tes Kejiwaan Serta Disebut Dekat Korban Pembunuhan di Subang
Ia juga menyebut sosok Banpol itu berkumis serta memiliki kulit sawo matang atau hitam manis.
“Ciri-cirinya itu tua lah gitu,”
“Terus berkumis, Danu juga kurang ingat, tapi hitam manis,” ungkap Danu dikutip dari channel youtube Yahya Mohammed.
Demikian, itulah kesaksian Danu terkait sosok Banpol yang saat itu menyuruhnya menguras bak mandi di TKP.
Meski begitu, pengakuannya itu selama ini seolah belum ditanggapi polisi.
Adapun saat diminta tanggapan soal kesaksiannya yang diragukan polisi, diakui Danu bingung.
“(Tanggapannya) Apa yaa, bingung juga sih,”
“Ya itu mah, apa yang Danu lihat itu sih yang Danu sampaikan ke polisi, apa adanya gitu,” ungkap Danu.
Bukti Rekaman Perkuat Alibi Danu
Di bagian lain, kuasa hukum Danu, Achmad Taufan Soedirjo mengaku memiliki bukti rekaman pengakuan banpol saat menceritakan kejadian masuknya dia ke TKP itu kepada seseorang.
Hal itu diungkap ketua tim pengacara Danu, Achmad Taufan Soedirjo seperti dikutip dari channel youtube Heri Susanto, Sabtu (3/12/2021).
"Rekaman itu berisi pengakuan banpol pada saat itu dia datang ke sana. Dia ketemua Danu. Dia buka pintu," terang Taufan.
Taufan mengungkapkan, bukti rekaman ini bisa meyakinkan bahwa kejadian Danu masuk TKP pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu karena disuruh banpol itu benar adanya.
"Menurut kami kejadian banpol masuk lokasi itu benar adanya. Kami punya bukti rekaman, pengakuan banpol menceritakan kejadian tersebut sedang berkomunikasi sama seseorang.
Tidak ada lagi alasan untuk menilai kejadian banpol ini tidak ada," tegasnya.
Karena itu, Taufan meminta agar oknum banpol ini segera diperiksa.
Baca juga: Danu Dijampi-jampi Sebelum Ngaku Lihat 2 Orang saat Malam Pembunuhan di Subang? Ini Kata Pengacara
"Segera periksa banpol tersebut, apa, kenapa, tujuannya apa masuk ke TKP. Seandainya tidak ada danu dia akan masuk ke TKP dan menguras kamar mandi sendiri dong," desaknya.
Menurut Taufan, sosok banpol bernama Uci ini sehari-hari berada di Polsek Jalancagak.
"Ketika ada kejadian ini banpol tidak ada tugas tanpa instruksi atasan.
Untuk apa, kenapa, kita tidak tahu.
Ini bisa dijadikan sebagai petunjuk polisi menemukan siapa pelaku," kata Taufan.
Disinggung reaksi polisi yang menyangkal sosok banpol ini, menurut Taufan hal itu sah-sah saja.
"Kita menyampaikan temuan yang bisa kami pertanggungjawabkan.
Kita serahkan bukti rekaman pengakuan banpol ke penyidik polda Jabar.
Kita hanya berikan temuan, siapa tahu berguna.
Terlepas itu digunakan atau tidak, itu terserah penyidik," pungkas Taufan.
Pernyataan Taufan ini juga pernah dibenarkan Kepala Desa Jalancagak Indra Zainal Alim.
Indra mengakui jika sosok banpol itu memang ada.
"Banpol itu memang ada. Iya memang ada," tegas Indra dikutip dari channel youtube Fredy Sudaryanto Sport, Jumat (19/11/2021).
Indra juga memastikan foto banpol U yang disebarkan Yoris Raja Amanullah itu memang benar adanya.