KKB Papua

Meski Prajuritnya Berguguran Akibat KKB Papua, Danrem Jebolan Kopassus ini Teguh Ikuti Perintah

Danrem jebolan Kopassus, Brigjen Izak Pangemanan, tetap teguh menjalankan perintah meski prajuritnya banyak berguguran akibat KKB Papua.

Puspen TNI
Brigjen TNI Izak Pangemanan saat jadi Komandan Grup 3 Kopassus. Danrem 172/PWY itu tetap ikuti perintah Jenderal Andika Perkasa meski prajuritnya bergugura akibat KKB Papua. 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Komandan Korem ( Danrem) jebolan Kopassus, Brigjen Izak Pangemanan, tetap teguh menjalankan perintah meski prajuritnya banyak berguguran akibat KKB Papua.

Danrem 172/PWY Brigjen Izak Pangemanan tetap berpegang teguh pada perintah atasannya yaitu Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Arahan Jenderal Andika Perkasa kepada seluruh jajarannya di Papua adalah mengubah pola pendekatan dengan tak lagi mengedepankan upaya represif.

"Kalau kita saling membunuh tidak akan selesai," kata Izak, melansir dari Tribun Papua, Kamis (9/12/2021).

Menurut Izak, sesuai arahan Panglima TNI, pihaknya lebih mendorong upaya damai ketimbang kontak tembak.

Baca juga: Sepak Terjang Undius Kogoya Pimpinan KKB Papua yang Kehilangan Anggota, Serukan Perang di Intan Jaya

"Tapi kami juga butuh kerjasama lintas sektor yang melibatkan Pemda, Tokoh Agama, Tokoh Adat dan semua pihak agar tak ada lagi pertumpahan darah," ujarnya.

Disisi lain, kata Izak, pihaknya berharap kelompok yang dicap teroris oleh negara tersebut untuk menghentikan aksinya.

"Tugas kami ada dua, yaitu, melakukan pembinaan terotorial dan melakukan komunikasi sosial sembari berharap mereka ( KKB Papua) tak lagi menyerang," tukasnya.

Terkait kontak tembak di Intan Jaya, kata Izak, pihaknya sudah mengidentifikasi pelakunya.

"Penyerangan di Suru-Suru adalah kelompok Penme Kogoya yang mrupakan bagian dari kelompok Egianus Kogoya," ungkapnya.

Diketahui, Letak Suru-suru yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Asmat dan Nduga, memungkinkan untuk dijangkau oleh kelompok yang berasal dari Nduga.

Menurut Izak, jumlah kekuatan KKB Papua di Suru-Suru tidak terlalu besar, hanya saja mereka lebih menguasai kondisi di lapangan.

"Kekuatan mereka yang teridentifikasi oleh kita sekitar 20 orang dengan senjata kita perkirakan tiga sampai lima pucuk saja, jenisnya kita belum tahu tapi kalibernya 5,56 milimeter," tutur Izak.

Tokoh Adat Papua Minta Presiden Buka Ruang Dialog Atasi KKB

Sementara itu, Tokoh adat Papua atau Ondofolo Kampung Babrongko, Sentani, Ramses Wally meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka ruang dialog bersama Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Hal ini guna mengatasi konflik bersenjata yang berakibat jatuhnya korban sipil dan militer di Bumi Cenderawasih.

"Bapak Presiden Jokowi perlu mengambil langkah netral dengan melibatkan pemerintah pusat dan kelompok yang memiliki perbedaan ideologi baik di dalam maupun luar negeri untuk berdialog, dan membicarakan serta menyelesaikan seluruh pertikaian di atas tanah Papua," kata Ramses, Rabu (8/12/2021), melansir dari Tribun Papua.

Menurut Ramses, inti dari seluruh aksi yang dilakukan KKB Papua adalah soal ideologi.

Cara mengatasinya, lanjut dia, hanya dengandialog melibatkan pihak ke-tiga atau mediator.

"Jangan melihat perjuangan mereka sebagai ancaman karena bagaimanapun mereka adalah warga negara Indonesia, oleh sebab itu perlu dilakukan pola pendekatan dan komunikasi dengan pemimpin mereka, baik di dalam maupun luar negeri."

"Saya pikir cara tersebut, semuanya akan menemukan titik persoalan yang menguntungkan.

Sebab perjuangan mereka ini soal ideologi, tidak bisa dengan pola kekerasan," jelas Ramses yang juga Sekretaris Nasional Jaringan organisasi komunitas warga Indonesia pendukung Jokowi (Seknas-Jokowi).

Apabila negara mengatasi KKB Papua dengan pola kekerasan, kata Ramses, maka akan menimbulkan jalan buntu.

"Kalau kita lakukan dengan cara kekerasan, saya rasa mungkin sulit. Sebab ideologi yang ditanamkan sudah bertumbuh subur, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri dengan bentuk membangun kekuatan yang didukung oleh negara-negara lain," katanya.

Ramses lalu mengatakan, ideologi dimaksud sudah tertanam dan bertumbuh dengan sendirinya bagi setiap generasi di Papua sejak 1961.

"Biarpun saat ini semua sudah dibangun di Papua, tetapi menurut mereka itu tidak ada arti, berarti ada sesuatu diinginkan. Oleh sebab itu perlu dialog, dengan begitu Papua, Indonesia dan dunia akan damai." pungkas Ramses.

Jenderal Andika Perkasa Diminta Tempatkan Prajurit dengan Kriteria Khusus

Aksi KKB Papua semakin beringas dan menjadi sorotan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Konflik terkait Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) memang menjadi fokus utama Jenderal Andika perkasa saat ini.

Mengingat aksi teror mereka semakin brutal dan mengakibatkan TNI-Polri hingga warga sipil menjadi korban.

Seperti yang terbaru, KKB Papua di Yahukim menggencarkan lagi serangannya hingga melukai prajurit TNI pada Sabtu (27/11/2021).

Untuk mengatasi masalah ini, Jenderal Andika Perkasa diminta agar menempatkan perwira serta prajurit yang peka soal Papua.

Untuk menghindari munculnya masalah baru di tengah masyarakat asli Papua, khususnya dalam penanganan KKB Papua.

Hal ini disampaikan Alumni Universitas Pertahanan (Unhan) asal Papua, Habelino Sawaki, merespon keinginan Jenderal Andika Perkasa melakukan pendekatan humanis dalam penanganan persoalan di Bumi Cenderawasih.

"Tempatkanlah orang-orang yang berkepribadian baik dan peka pada permasalahan Papua," ujar Sawaki, Minggu (28/11/2021), melansir dari Tribun Papua.

Ia menyarankan perlu dipertimbangkan penempatan personel pada berbagai jabatan strategis TNI di Papua.

Menurut Sawaki, penempatan perwira yang kurang tepat, dapat membuat persoalan Papua semakin runyam.

Kedua, ia  berharap agar para perwira yang ditempatkan bisa membawa kesejukan di Papua.

"Ini bukan ditentukan oleh pangkat yang telah memenuhi syarat, tetapi lebih karena hati nurani luhur dan kesediaan untuk melayani rakyat Papua," katanya.

Sawaki mengatakan, penempatan perwira TNI di Papua haruslah yang cukup visioner, sehingga bisa melihat secara jauh ke depan.

"Jangan sampai saran yang diberikan oleh Perwira TNI di Papua, hanya sekadar saran yang bersifat normatif atau bersifat jangka pendek saja," pungkasnya.

Apalagi, kata dia, saran seperti itu hanya menyelesaikan persoalan sesaat, tetapi malah menjadi bumerang di kemudian hari.

"Kami berharap, kepedulian nyata terhadap rakyat Papua tercermin dalam tindakan TNI dan Polri, sehingga dapat terus memenangkan hati, kepercayaan, dan cinta rakyat Papua," ujarnya.

Dia menegaskan, jangan hanya melihat loyalitas seorang perwira kepada atasan.

"Tetapi yang terpenting adalah bagaimana yang bersangkutan bisa mendapatkan kepercayaan dan memenangkan hati rakyat Papua," pungkasnya.

"Contoh pembelajaran yang baik adalah Jenderal Acub Zainal dan Jenderal JB Wenas."

Menurutnya, kedua tokoh tersebut dikenal sebagai perwira yang loyal kepada NKRI, serta dicintai rakyat Papua.

"Keduanya berhasil menetapkan standar dan code of conduct perwira TNI atau Polri di Papua," katanya.

Ia juga mengaku prihatin dengan kondisi konflik Papua.

"Situasi saat ini, jika dipandang sebelah mata bisa menjadi ledakan besar di masa mendatang," katanya.

Karenanya, perwira dengan hati nurani luhur, peka, mampu berempati, dapat menjadi panutan yang dibutuhkan.

"Serta mau melayani menjadi kriteria utama personel yang ditugaskan di Papua," sambungnya.

Selain mampu memberikan contoh bagi bawahannya, para pejabat ini juga diharapkan memiliki kedekatan hati dengan rakyat Papua, serta tidak sekadar menjalankan tugas.

"Kami berharap kembali, Papua dapat menjadi daerah yang berkontribusi pada NKRI yang damai, maju, dan sejahtera," tandasnya.

Ia berharap, dengan percepatan pembangunan yang ada, Papua bisa lebih berperan serta dan menjadi barometer pembangunan Indonesia bagian timur.

Bersama alumni Unhan, pihaknya siap untuk membantu Panglima TNI, manakala diperlukan dan diharapkan Papua bisa menjadi tempat yang lebih sejuk, damai dan sejahtera.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved