Berita Lumajang
Pembunuh Guru Ngaji Supriyo di Lumajang Diduga Saling Kenal, Motif Diperkirakan Dendam Kesumat
Melihat sejumlah luka yang diderita korban, pelaku dendam. Punggung terluka sayat benda tajam, kaki kanan hampir putus, kepala sebelah kanan hancur.
Penulis: Tony Hermawan | Editor: Anas Miftakhudin
SURYA.co.id | LUMAJANG - Pembunuhan terhadap guru ngaji, Supriyo (50) asal Dusun Baka Utara, Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang masih misteri.
Pelaku pembunuhan diduga kuat kenal dengan korban. Bahkan pelaku tahu gerak-gerik korban setiap harinya.
Karena saat kejadian berlangsung, korban tengah mengendarai motor untuk berangkat yasinan, Kamis (25/3/2021) malam.
Korban lalu dihadang pelaku di area perkebunan dekat rumahnya.
Lokasi penghadangan sekitar 200 meter dari rumah korban.
Tubuh korban dicacah dengan senjata tajam yang diduga celurit.
Punggungnya terluka sayat benda tajam, kaki kanannya hampir putus, kepala sebelah kanan hancur seperti dihantam benda tumpul.
Melihat sejumlah luka yang diderita korbam, pelaku memiliki dendam dengan korban.
Jenazah korban kali pertama ditemukan di jalan setapak areal perkebunan oleh keponakannya, Misli pada sekira pukul 21.30 WIB.
Untuk menguak misteri pembunuhan, penyidik Satreskrim Polres Lumajang telah menerjunkan Unit K-9.

Tujuannya mencari jejak pelaku lewat barang-barang yang dikenakan korban saat terbunuh.
Namun, dari rentetan-rententan upaya tersebut polisi belum menemukan titik terang siapa pelaku pembunuh guru ngaji itu.
Kapolsek Ranuyoso, Iptu Ari Hartono, menuturkan pihaknya telah memeriksa 3 saksi.
Namun, ia enggan menyebutkan siapa saja saksi-saksi yang telah diperiksa.
"3 saksi ini kami tanyai tentang sehari hari korban," katanya, Senin (29/3/2021).
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Fajar Bangkit Sutomo, dari pemeriksaan 3 saksi sejauh ini belum bisa mengerucutkan nama pelaku.
Penyidik kini tengah memelototi warga sekitar yang dicurigai.
Tengara itu muncul karena jika
dikaitkan dengan waktu pembunuhan, pelaku diyakini hafal rutinitas sehari-hari korban.
"Kami belum bisa menyimpulkan pelaku, tapi bisa jadi pelaku adalah orang dekat karena bisa tahu pukul berapa korban lewat di jalan sepi," ungkapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, guru ngaji Supriyo asal Dusun Baka Utara, Desa Jenggrong, Kecamatan Ranuyoso, Kabupaten Lumajang ditemukan terbunuh saat berangkat yasinan di desanya.
Peristiwa yang dialami pria 50 tahun pada Kamis (25/3/2021) malam, cukup tragis.
Pasalnya, luka yang diderita korban sangat parah.
Punggungnya ada luka sayat benda tajam, kaki kanannya hampir putus, kepala sebelah kanan hancur seperti dihantam benda tumpul.
Jenazah korban kali pertama ditemukan di jalan setapak areal perkebunan oleh keponakannya, Misli pada sekira pukul 21.30 WIB.
Begitu ada berita Supriyo dibunuh, warga sekitar langsung geger.
Apalagi Supriyo meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan.
Seketika itu, peristiwa mengenaskan dilaporkan ke Polsek Ranuyoso diteruskan ke Satreskrim Polres Lumajang.
Misli yang ditemui di rumah duka, bibirnya terlihat gemetar. Matanya berkaca-kaca ketika diminta bercerita kronologi jenazah pamannya ditemukan.
Ia tak menyangka Supriyo yang dikenal sosok panutan meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan.

"Itu semua badannya kena darah, mulutnya keadaan terbuka mungkin saat kejadian teriak minta tolong tapi nggak ada yang tahu karena memang jalannya sepi," kata Misli, Jumat (26/3/2021).
Misli mengatakan, pihak keluarga masih menebak-nebak siapa pembunuh Supriyo.
Tapi itu sulit, sebab semasa hidup Supriyo tak pernah berkeluh kesah memiliki musuh.
Sehari-harinya Supriyo dari pagi hingga siang hari hanya beraktivitas di sawah.
Sore hari mengajar mengaji 50 anak didiknya di rumah.
"Orangnya pendiam nggak pernah marah," ujarnya.
Kini keluarga berharap polisi bisa segera menangkap pelaku dan memberi hukuman yang setimpal.
"Ya tentu kami sangat terpukul. Keluarga inginnya kalau pelaku ketangkap bisa dihukum mati," pungkasnya.
Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Fajar Bangkit Sutomo, mengatakan
pihaknya tengah mencari siapa pembunuh Supriyo.
Jumat (26/3/2021) sore, penyidik menurunkan Unit K-9 ke TKP untuk mendeteksi jejak pelaku.
Karena kondisinya hujan, regu pemburu itu kesulitan mencium jejak pelarian pelaku.
Anjing pelacak itu malah berlari menuju rumah korban yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi kejadian.
"Anjing pelacak itu malah lari ke rumah korban. Itu lari kesana karena sample yang dicium anjing darah korban," ujar Fajar, Jumat (26/3/2021).
Ketika kejadian berlangsung, kata AKP Fajar, tidak ada warga yang mengetahui.
"Kami sudah tanya ke warga setempat tidak ada yang tahu ketika Supriyo dibunuh," ujarnya.
Jika dikaitkan dengan lokasi ditemukannya korban terbunuh sekitaran tidak ada pemukiman warga.
Kanan kiri hanya ladang perkebunan pepaya, dimana kondisinya saat malam hari sangat gelap karena tidak ada lampu penerangan.

Bahkan, jarak lokasi kejadian dengan permukiman rumah warga juga cukup jauh kira-kira 200 meter.
"Jadi bisa dibayangkan kalau malam hari pasti kawasan situ sangat sepi," ujarnya.
Dari hasil penyelidikan sementara, AKP Fajar menduga sebelum korban terbunuh sempat mencoba melarikan diri.
Sebab motor korban dengan tempat jenazah ditemukan berjarak sekitar 20 meter.
"Kayaknya korban masuk ke lahan perkebunan itu untuk melarikan diri, mungkin pertamanya dihadang di jalan," ungkapnya.
Sementara alat yang digunakan pelaku untuk membunuh guru ngaji, Fajar belum bisa menyimpulkan.
"Kami belum tahu itu kepalanya hancur kena batu atau kayu. Begitu juga dengan luka sayat di tubuh korban," katanya.
Kini, pihaknya sedang mencari cara lain untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan keji itu dengan mengidentifikasi barang-barang korban yang dikenakan saat terbunuh.
"Kami amankan motor korban, pakaian, dan Al quran miliknya," jelas Kasat Reskrim.