Kudeta di Myanmar
Militer Myanmar Makin Brutal, Tembaki Demonstran, 249 Orang Tewas, Duduki Gereja, Sekolah dan Rumah
Kebrutalan junta militer Myanmar terhadap rakyat yang melakukan demonstrasi menjadi-jadi, hingga kini sudah ada 249 orang tewas, terbaru ada 2 korban.
SURYA.co.id| YANGON - Kebrutalan junta militer Myanmar terhadap rakyat yang melakukan demonstrasi menjadi-jadi, hingga kini sudah ada 249 orang tewas.
Militer Myanmar juga dikabarkan telah menduduki tempat-tempat orang sipil, yakni rumah penduduk, gereja dan sekolah-sekolah.
Sejak kudeta Myanmar terjadi pada 1 Pebruari 2021 oleh junta militer terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi, aksi demonstrasi terus menerus dilakukan.
Kudeta Myanmar tersebut mengakhiri reformasi demokrasi yang terjadi di negara itu sejak 10 tahun lalu.
Baca juga: Ratusan Polisi Membelot Lawan Junta Militer Myanmar, Komandannya Bingung, Pilih Gabung Demonstran
Baca juga: Junta Militer Myanmar Gerebek Kantor Media, 35 Jurnalis Ditangkap, Media: Ini Suram, Ini Mengerikan
Korban terus berjatuhan
Pada Minggu (21/3/2021), dua demonstran tewas ditembak polisi Myanmar.
Seperti dilansir Reuters, Senin (22/3/2021), satu orang ditembak mati dan beberapa terluka ketika polisi menembaki kelompok yang membuat barikade di kota pusat Monywa.
Seorang dokter di sana, hal itu terjadi ketika kelompok masyarakat mengeluarkan seruan di Facebook untuk donor darah.
Baca juga: Dooorr ! ! Oknum TNI Tembak Leher Driver Taksi Online lalu Dibuang di Perkebunan Sawit, Ini Motifnya
Kemudian, satu orang tewas dan beberapa terluka ketika pasukan keamanan menembaki kerumunan di kota kedua Mandalay, portal berita ‘Myanmar Now’ melaporkan.
Setidaknya 249 orang sekarang telah terbunuh sejak kudeta, menurut tokoh-tokoh dari Kelompok Aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.
Myanmar telah mengalami kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintahan terpilih yang dipimpin oleh penerima nobel perdamaian Aung San Suu Kyi pada 1 Februari lalu, mengakhiri 10 tahun reformasi demokrasi.
Tindakan brutal penuh kekerasan aparat keamanan itu telah memaksa banyak warga untuk memikirkan cara-cara baru untuk menyatakan penolakan mereka terhadap kembalinya militer ke pemerintahan sipil.
Baca juga: KLB Kubu Moeldoko Disahkan? Pengamat Soroti Wewenang Jabatan SBY Dinilai Langgar UU Partai Politik
Pengunjuk rasa di sekitar 20 tempat di seluruh Myanmar menggelar aksi protes menyalakan lilin pada malam hari selama akhir pekan, dari kota utama Yangon hingga komunitas kecil di Negara Bagian Kachin di utara, kota Hakha di barat dan kota paling selatan Kawthaung, menurut sejumlah laporan di media sosial.
Ratusan orang di kota kedua Mandalay, termasuk banyak tenaga medis dengan mantel putih, berbaris dalam "aksi protes Fajar" sebelum matahari terbit pada hari Minggu, video yang diposting kantor berita Mizzima menunjukkan.
Para demonstran di beberapa tempat bergabung dengan para biksu Buddha yang menyalakan lilin, sementara beberapa orang membentuk lilin dengan simbol aksi protes tiga jari.
