Berita Nganjuk
Cerita Relawan Tanah Longsor di Ngetos Kabupaten Nganjuk, Sempat Dengar Teriakan Minta Tolong Korban
Retakan tanah di lereng bukit Dusun Selopuro Desa Ngetos Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk itu pun longsor saat turun hujan sangat lebat.
Penulis: Ahmad Amru Muiz | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, NGANJUK - Terjadinya musibah tanah longsor di Dusun Selopuro Desa Ngetos Kecamatan Ngetos diawali retakan tanah di lereng bukit, Minggu (14/2/2021).
Bahkan, adanya retakan tanah yang semakin melebar tersebut sudah diantisipasi relawan tagana Desa Ngetos dengan membuat banner tulisan kewaspadaan.
Salah satu relawan Tagana Desa Ngetos bernama Samsul mengatakan, retakan tanah di lereng bukit tersebut cukup panjang.
Umumnya warga dusun Selopuro juga sudah mengetahui kondisi retakan tanah di lereng bukit itu.
"Namun warga tetap merasa aman dan kurang percaya kalau retakan itu bisa menimbulkan longsor," kata Samsul di lokasi tanah longsor, Senin (15/2/2021).
Hingga akhirnya, dikatakan Samsul, retakan tanah di lereng bukit tersebut betul menjadi longsor saat turun hujan sangat lebat.
• UPDATE Jelang Pertandingan Badminton All England 2021, ini Persiapan Kevin Sanjaya/Marcus Gideon
• Tanah Longsor di Ngetos Kabupaten Nganjuk, Tiga Warga Ditemukan Selamat dan Dua Meninggal Dunia
• Update Tanah Longsor di Ngetos Kabupaten Nganjuk, Pencarian 20 Warga Dilanjutkan Pagi Ini
Kejadian tanah longsor malam hari sehabis adzan Maghrib tersebut bersamaan dengan listrik padam.
"Dan memang tidak terdengar suara apapun karena kondisi masih hujan lebat dan gelap," ujar Samsul yang rumahnya tidak jauh dari lokasi.
Namun, ungkapnya, dirinya mendengar suara jeritan dan minta tolong dari warga yang tertimbun tanah longsor.
Dan bersama lima orang warga, dirinya nekat memberikan pertolongan warga yang masih hidup tanpa memperhatikan SOP penyelematan warga yang pernah didapatkanya dari pelatihan Tagana.
"Kami mendengar permintaan tolong dari warga langsung bertindak demi kemanusiaan," tuturnya.
20 Warga Tertimbun Tanah Longsor
Sebelumnya, musibah tanah longsor terjadi di Dusun Selopuro Desa Ngetos Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk.
Sebanyak 20 orang diinformasikan belum ditemukan setelah sejumlah rumah tertimbun tanah longsor.
Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi membenarkan adanya musibah tanah longsor di Dusun Selopuro Desa Ngetos Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk, Minggu (14/2/2021) malam.
"Laporan masuk kejadian tanah longsor kami terima pukul 21.10 tadi malam dari perangkat Desa Ngetos," kata Marhaen Djumadi, Senin (15/2/2021).
Dalam musibah tanah longsor tersebut, dikatakan Marhaen Djumadi, setidaknya ada 20 orang yang hingga kini belum ditemukan setelah sejumlah rumah tertimbun longsoran tanah.
Dan sebanyak 14 orang dirawat di Puskesmas Ngetos serta 16 orang mengungsi ditampung di rumah Kepala Desa Ngetos.
"Pagi ini tim gabungan Tagana, BPBd, Polri, TNI dan relawan warga akan melakukan pencarian di lokasi tanah longsor," tutur Marhaen Djumadi.
Dua Warga Ditemukan Meninggal Dunia
Jumlah korban tanah longsor di dusun Selopuro Desa Ngetos Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk yang belum ditemukan sebanyak 16 orang.
Ini setelah lima warga ditemukan dua orang meninggal dunia dan tiga orang masih hidup yang kini menjalani perawatan di Rumah Sakit.
Wakil Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi mengatakan, saat ini tim gabungan masih berupaya melakukan pencarian warga yang diduga ikut tertimbun tanah longsor.
"Jumlah sementara ada 9 rumah yang tertimbun tanah longsor. Dan karena lokasi longsor masih berbahaya upaya pencarian korban dilakukan dengan hati-hati, " kata Marhaen Djumadi di lokasi tanah longsor, Senin (15/2/2021).
Lebih lanjut dikatakan Marhaen Djumadi, kejadian tanah longsor tersebut setelah terjadinya hujan cukup lebat.
Dan di lokasi saat kejadian dalam kondisi gelap karena listrik padam.
"Jadi saat itu warga kebanyakan sedang bertahan di
Alat berat dikerahkan dalam evakuasi tanah longsor di dusun Selopuro Desa Ngetos Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk. (surya.co.id/ahmad amru muis)
dalam rumahnya masing-masing," ucap Marhaen Djumadi.
Di Dusun Selopuro, menurut Marhaen Djumadi, dihuni 60 KK dengan 180 jiwa.
Dan saat ini seluruh warga dusun Selopuro sekitar 100 orang telah diungsikan ke tiga titik lokasi pengungsian di Kecamatan Ngetos.
"Mereka kebanyakan masih trauma dan Pemkab telah turunkan petugas sosial untuk membantu mereka," tutur Marhaen Djumadi.