Biodata Marsekal TNI Djoko Suyanto, Eks Panglima TNI yang Telah Rawat 16 Orang Positif Covid-19
Berikut profil dan biodata Marsekal TNI Djoko Suyanto, mantan panglima TNI yang telah merawat 16 orang positif Covid-19.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Marsekal TNI Djoko Suyanto, mantan panglima TNI yang telah merawat 16 orang positif Covid-19.
Marsekal TNI Djoko Suyanto telah merawat 16 dari 24 anggota keluarga dan karyawannya yang dinyatakan positif Covid-19 pada pertengahan November 2020.
Dalam upayanya, Djoko melakukan berbagai cara supaya mereka mendapat perawatan maksimal.

Baca juga: Berita Terbaru Korban Kekejaman Ali Kalora Cs, Masih Takut dan Mohon TNI-Polri Tetap Ada di Desanya
Baca juga: Pesan Haru Jenderal Andika Perkasa dan Istri untuk Sang Ajudan yang Baru Menikah: Titip Anak Saya
Salah satunya adalah merawat sejumlah anggota keluarganya yang menjalani isolasi mandiri.
Ia mengaku sempat merasakan kepanikan ketika mengetahui ada belasan orang yang dinyatakan positif Covid-19 di lingkungannya.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Cerita Mantan Panglima TNI Djoko Suyanto Rawat 16 Anggota Keluarga dan Karyawan Positif Covid-19'
"Terus terang di minggu-minggu awal itu saya sangat panik dan sangat khawatir.
Mengingat, banyaknya keluarga dan karyawan (16 orang termasuk anak, menantu, dan cucu) yang positif," ujar Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (27/12/2020).
Djoko berupaya menyiapkan ruangan yang memungkinkan untuk menjalani isolasi mandiri.
Kemudian menyiapkan berbagai jenis vitamin sesuai resep yang dianjurkan tenaga medis.
Lalu juga ia berinisiatif untuk selalu menyediakan obat herbal China, Lianhua Qingwen.
Ia juga selalu menyiapkan berbagai suplemen, mulai dari madu hingga minyak kayu putih.
Akan tetapi, yang tak kalah penting adalah selalu memberikan perhatian, simpati, dan komunikasi untuk bisa menguatkan kepercayaan diri mereka.
"Beruntung, saya masih bisa berbagi tugas dengan istri yang mengelola urusan logistik mereka, terutama yang isolasi mandiri di rumah masing-masing karena mereka tidak bisa ke mana-mana," kata Djoko.
Berbagai upayanya perlahan membuahkan hasil.
Terhitung sejak 25 Desember 2020, sudah 13 anggota keluarga dan karyawan sudah dinyatakan negatif.
Kini, hanya tersisa tiga orang yang masih mendapat perawatan.
Profil dan biodata Marsekal TNI Djoko Suyanto
Melansir dari Wikipedia, Marsekal TNI Djoko Suyanto lahir di Madiun, Jawa Timur pada tanggal 2 Desember 1950.
Djoko pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia mulai 22 Oktober 2009 sampai 20 Oktober 2014.
Sebelumnya ia pernah menjabat Panglima TNI dari 13 Februari 2006 sampai 28 Desember 2007.
Lalu ia digantikan oleh Jenderal TNI Djoko Santoso.
Dari 23 Februari 2005 hingga 13 Februari 2006, Djoko memegang jabatan sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (TNI-AU).
Ia juga merupakan Panglima TNI pertama yang berasal dari kesatuan TNI AU sepanjang sejarah Indonesia.
Djoko Suyanto adalah lulusan Akademi Angkatan Udara tahun 1973, seangkatan dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Ia adalah penerbang pesawat tempur F-5 Tiger II yang berpangkalan di Pangkalan Udara Iswahyudi, Magetan.
Baca juga: Kehebatan Pesawat Nirawak yang Buru Ali Kalora Cs, Mampu Tembus Kelebatan Hutan, ini 5 Fakta Terbaru
Baca juga: Biodata Haidir Anam Kuli Bangunan yang Berjuang Jadi TNI AD, Jenderal Andika Perkasa Lakukan ini
Suyanto pernah mengikuti kursus di USAF Fighter Weapon Instructor School di Pangkalan Udara Nellis, Las Vegas, Nevada.
Ia kemudian berturut-turut menjabat sebagai Komandan Skadron Udara 14, Komandan Lanud Iswahyudi, Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional, Komandan Komando Pendidikan TNI-AU, Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara, dan kemudian Kepala Staf TNI-AU sebelum akhirnya menjadi Panglima TNI.
Selama berada di Skadud 14, itulah Djoko menjadi salah satu penerbang pesawat tempurnya dengan call sign “Beetle” dan “Thunder-35.”
Berikut riwayat pendidikannya:
- AKABRI Akademi Angkatan Udara (1973)
- Sekolah Penerbang XX (1975) - Lulusan Terbaik
- Royal Australian Air Force (RAAF) Flying Instructor Course (Australia) (1980)
- Test Pilot Course (1982)
- Sekolah Komando dan Kesatuan TNI AU (Sekkau) (1982)
- US Air Force F-5 Fighter Weapon Instructor School, Pangkalan Udara Nellis, Las Vegas, Nevada (1983)
- Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) (1989) - Ketua Senat
- Sarjana FISIP, Universitas Terbuka (1990)
- Australian Joint Services Staff Colleges (1994)
- Suskatjemen Modern Hankam (1997)
- KRA XXXII Lembaga Ketahanan Nasional (1999)
Riwayat Jabatan Militer
- Instruktur penerbang F-5 Lanud Iswahyudi (1981-1982)
- Instructor advanced fighter training course (1983-1990)
- Komandan Skadron Udara 14 Lanud Iswahyudi) (1990-1992)
- Komandan Lanud Jayapura (1992-1994)
- Asisten Operasi Kosekhanudnas I Halim Perdanakusumah (1994-1997)
- Komandan Lanud Iswahyudi, Magetan (1997-1999)
- Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasional I (Pangkosekhanudnas) (1999-2001)
- Panglima Komando Operasi TNI AU II (Pangkoopsau II) (2001)
- Komandan Komando Pendidikan TNI AU (Dankodikau) (2001-2002)
- Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Udara (2002-2004)
- Kepala Staf TNI Angkatan Udara (2005-2006)
- Panglima Tentara Nasional Indonesia (2006-2007)
Penghargaan dan Tanda Jasa
- Bintang Yudha Dharma Pratama
- Bintang Yudha Dharma Nararya
- Bintang Swa Bhuwana Paksa Pratama
- Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya
- Satyalencana Kesetiaan VIII
- Satyalancana Kesetiaan XVI
- Satyalancana Kesetiaan XXIV
- Satyalancana Dwidya Sistha
- Satyalancana Dwidya Sistha Ulangan I
- Satyalancana GOM VII (Aceh)
- Satyalancana GOM IX Raksaka Dharma (Papua)
- Satyalancana Seroja (NTT)
- Medali Pingat Jasa Gemilang dari Menteri Pertahanan Republik Singapura Mr.Theo Chee Hean, 2006.(*)