Biodata Haidir Anam Kuli Bangunan yang Berjuang Jadi TNI AD, Jenderal Andika Perkasa Lakukan ini

Ini profil dan biodata Haidir Anam, kuli bangunan di Mabes AD yang berjuang keras menjadi prajurit TNI AD. Menarik perhatian Jenderal Andika Perkasa

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Youtube TNI AD
Jenderal Andik perkasa saat menemui Haidir Anam (kanan) yang tengah bekerja. Anam adalah kuli bangunan yang bertekad menjadi prajurit TNI AD. Profil dan biodatanya ada di artikel ini 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Simak profil dan biodata Haidir Anam, seorang kuli bangunan di Mabes AD yang berjuang keras menjadi prajurit TNI AD.

Sosok Haidir Anam pun menarik perhatian Jenderal Andika Perkasa, hingga membuat sang KASAD menyempatkan diri untuk menghampirinya saat bekerja.

Melansir dari tayangan di channel youtube TNI AD, Sabtu (26/12/2020), diketahui juga kalau Haidir Anam merupakan teman dekat Sandi Rihata.

Baca juga: Rekam Jejak Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, Dukung Jenderal Andika Perkasa Kirim Prajurit ke Australia

Baca juga: 1300 US Army Dikerahkan untuk Garuda Shield, Jenderal Andika Perkasa Beber Lokasinya, ini 6 Faktanya

Sekadar mengingatkan, Sandi Rihata merupakan kuli bangunan di Mabes AD yang sempat jadi sorotan karena makan siang bersama Jenderal Andika Perkasa.

Sandi Rihata pun sangat mendukung cita-cita Haidir Anam untuk menjadi prajurit TNI AD.

Berikut rangkuman fakta tentang profil dan biodata Haidir Anam, dilansir dari Sripoku dalam artikel 'Kisah Kuli Bangunan Jadi Prajurit TNI AD, Sempat Utarakan Keinginannya ke Jenderal Andika Perkasa'

1. Putus sekolah saat SMP

Anam mengaku awalnya sempat minder karena gagal dalam pendidikannya yakni putus sekolah di bangku SMP.

Pria asal Cirebon ini kini tengah bekerja sebagai kuli bangunan di area Markas Besar TNI AD ( Mabes AD).

Anam mendapat tugas memperbaiki saluran, memasang udit, memasang keramik hingga mengecat.

Upah yang diterima olehnya hanya Rp 120 ribu, namun diakui oleh Haidir uang tersebut cukup untuk menghidupi keluarganya.

"Setiap minggu saya ngirimin buat keluarga saya, saya cuma bisa buat makan doang," ungkapnya.

"Dulu itu kan saya sekolah MTS, saya kasian sama bapak saya, dia juga kan kerja buat 9 orang yang di rumah sendirian," ungkap Anam.

Diketahui jika Anam, sapaan akrabnya, harus putus sekolah dan tak bisa melanjutkan pendidikan karena harus menjadi tulang punggung keluarga.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved