Gunung Semeru Meletus
Kapan Terakhir Gunung Semeru Meletus Tahun 2020? Berikut Catatan Lengkap Sejarah dan Kondisi Terkini
kapan terakhir gunung semeru meletus pada 2020? Ini Catatan Sejarah dan Kondisi Terkini jika gunung semeru meletus
SURYA.co.id - Gunung Semeru Meletus hari ini. Gunung berapi yang selalu jadi jujukan para wisatawan itu memuntahkan lahar panas pada Selasa, 1 Desember 2020.
Letusan Gunung Semeru itu bukan kali pertama di tahun 2020. Catatan SURYA.co.id, sepanjang tahun ini Gunung Semeru sudah mengalami erupsi sebanyak 7 kali.
Erupsi pertama terjadi pada 17 Januari 2020. Di hari itu, Semeru erupsi sebanyak dua kali. masing-masing mengeluarkan kolom abu setinggi 400 dan 600 meter di atas puncak.
Sehari berikutnya, Gunung Semeru juga erupsi kembali.
Erupsi terakhir pada Bulan Januari, terjadi pada 20 Januari 2020. Ketika itu erupsi pada Senin pagi, sekitar pukul 05.35 WIB.
Di seismograf, erupsi Semeru hari ini terekam dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 120 detik.
Baca juga: Kronologi Gunung Semeru Meletus, Bergolak Pukul 01.23, Awan Panas Meluncur 3 Jam dan Kondisinya Kini
Baca juga: Gunung Semeru Meletus, Truk dan Alat Berat Penambang Pasir di Lumajang Terjebak Lahar Panas
Laman Magma Indonesia menginformasikan, letusan Gunung Semeru pada Senin pagi telah memicu kolom abu yang setinggi 300 meter di atas puncak.
Letusan Kedua Gunung Semeru
Setelah itu, Gunung Semeru 'tertidur' lagi. Gunung Semeru kemudian meletus lagi pada Sabtu (11/4/2020) pagi.
Erupsi disertai lontaran awan panas putih di puncak yang mengarah ke timur.
Data Magma Indonesia pada Sabtu pagi dalam rentang waktu pukul 06.00-12.00 WIB menunjukkan terjadi 17 kali gempa letusan dengan amplitudo 11-22 milimeter (mm).
Walau demikian, dua letusan Gunung Semeru ketika itu tidak separah dengan letusan yang terjadi pada 2 Desember 2020 dini hari.
Untuk diketahui, pada Selasa 1 Desember 2020, Gunung Semeru meletus kembali. Seluruh warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru, diperintahkan untuk mengungsi.
Baca juga: Alasan Sebenarnya Ali Kalora Cs Bantai Warga dan Bakar Rumah, BNPT Sebut MIT Semakin Tersudut
Baca juga: UPDATE Ali Kalora cs di Ujung Tanduk, Menyerah Atau Mati, Kini Diburu Kostrad, Marinir dan Tontaika
Aisyah warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo mengatakan, terpaksa sementara waktu harus meninggalkan rumah sebab hujan abu Gunung Semeru kini telah melanda pemukiman warga.
"Ngungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini," kata Aisyah kepada SURYA.co.id, Selasa (2/12/2020).
Kesaksian Aisyah, sebelum hujan abu terjadi pada sekitar pukul 02.00 dirinya mendadak terbangun dari tidur lantaran mendengar suara letusan dari Gunung Semeru.
"Memang ada suara letusan Gunung Semeru," ujarnya kepada SURYA.co.id
Sementara itu, terpantau di Desa Supiturang ribuan warga juga terlihat panik. Terlihat beberapa warga ada yang berboncengan motor hingga menumpang mobil pik ap untuk mencari tempat yang lebih aman.
Sementara itu, menurut dari data BPBD Kabupaten Lumajang ada dua kecamatan yang terdampak akibat awan panas letusan Gunung Semeru. Keduanya adalah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.
Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, seluruh warga dari dua kecamatan itu akan dievakusi di Lapangan Kamar Kajang, Candipuro.
Baca juga: Cek info.gtk.kemendikbud.go,id, BLT Guru Honorer Sudah Cair ke 1,7 Rekening, ini Rinciannya
"Kami jadikan satu biar lebih mudah kontrolnya kesehatan dan kebutuhan logistik pengungsi," katanya.
Berikut video kesaksian warga kepada SURYA.co.id:
Sementara itu karena dikhawatirkan Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas, pihaknya mengimbau bagi masyarakat yang masih bertahan di rumah diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Detik-detik Letusan Gunung Semeru
Bupati Lumajang Thoriqul Haq menjelaskan aktivitas Gunung Semeru terpantau normal hingga Senin (30/11/2020) pukul 23.55 wib.
"Jadi normal seperti hari-hari biasa, tetapi mulai pukul 01.23 mulai awan panas terlihat hingga berjarak 1 kilometer," ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq kepada SURYA.co.id Selasa (1/12/2020).

Namun pada pukul 01.45 wib aktivitas itu meningkat secara signifikan. Hingga akhirnya setelah mengeluarkan letupan berkali-kali hingga pukul 04.33 wib.
"Jadi hampir tiga jam awan panas sampai akhirnya guguran disertai letusan awan jaraknya sampai 11 kilometer sampai daerah Curah (Besuk Kobokan)," imbuhnya kepada SURYA.co.id
Namun kata Thoriq, mulai pukul 04.33 wib, aktivitas Gunung Semeru mengalami penurunan, hingga saat ini.
"Saya memantau dari pos memang betul reda, tapi bukan berarti bisa dijamin reda. Karena pada tahun 1994 Semeru meletus terus mereda tapi selang dua hari meletus kembali," pungkasnya kepada SURYA.co.id
(Tony Hermawan/SURYA.co.id/surabaya.tribunnews.com)