VIRAL Aksi Didin Panjat Tiang Bendera meski Sarung Melorot di Hari Santri, Ini 3 Aksi Heroik Lainnya

Tak menhiraukan licinnya tiang bendera, santri kelas 7 Madrasah Tsanawiyah ini memanjat dengan tetap memakai sarung dan peci.

Editor: Musahadah
tangkapan layar
Aksi para pemanjat tiang bendera yang heroik di sejumlah tempat di Indonesia. Salah satunya Didin (foto) kiri, santri Ponpes Al Islam Gorontalo. 

SURYA.CO.ID, KOMPAS - Aksi heroik dilakukan Didin, seorang santri Pondok Pesantren Al Islam Kabupaten Gorontalo

Didin memanjat tiang bendera saat tali penggerek putus di upacara peringatan hari santri, Kamis (22/10/2020). 

Tak menhiraukan licinnya tiang bendera, santri kelas 7 Madrasah Tsanawiyah ini memanjat dengan tetap memakai sarung dan peci. 

Aksi Didin membuat ratusan santri dan dewan guru yang hadir mengikuti perayaan hari santri berdebar-debar. 

“Saat bendera dibentangkan siap untuk dikerek, tiba-tiba tali putus sehingga ujung tali naik ke puncak tiang,” kata Ramli Anwar, pengasuh pondok pesantren Al Islam.

Baca juga: Siapa Aparat yang Terlibat Kebrutalan KKB Papua di Intan Jaya? Pengawas HAM Minta Ungkap Sosoknya

Baca juga: Biodata Mayjen TNI Benny Susianto, Staf Ahli Jenderal Andika Perkasa yang Dimutasi Menjadi Irjenad

Ramli menuturkan, sepekan sebelum hari santri, para santri yang mendapat tanggung jawab sebagai petugas upacara sudah melakukan latihan yang dibimbing oleh anggota purnapaskibraka Gorontalo.

Selama latihan mereka menggunakan bendera yang dikhususkan untuk latihan. Tidak ada masalah selama para santri latihan.

Pada Kamis pagi hari yang dinanti tiba, para santri dan guru sudah berkumpul dihalaman, mereka mengenakan baju upacara berwarna putih.

Pada awal upacara berlangsung normal seperti biasanya, namun saat petugas pengibar bendera membentangkan bendera merah putih, tiba-tiba tali putus yang menyebabkan ujungnya naik ke puncak tiang.

Dari arah barisan santri laki-laki tiba-tiba seorang santri berlari melesat ke arah tiang, ia adalah Didin seorang santri asal Sulawesi Tengah.

Ia kemudian memanjat tiang bendera masih dengan mengenakan sarung dan peci hitam.

Beberapa petugas upacara mencoba memegang tiang bendera agar tidak roboh menahan beban Didin yang tengah memanjat.

Setelah melewati pertengahan tiang, tiba-tiba sarungnya mulai mengendor, ini membuat jepitan kaki Didin terlihat licin karena kain sarungnya berada di antara kaki dan tiang bendera.

Namun tiba-tiba sarung yang dikenakan santri ini terbuka dan meluncur ke bawah diterpa angin.

Lepasnya sarung yang ia kenakan tidak membuat pecah konsentrasi Didin untuk memanjat, ia masih mengenakan celana pendek.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved