Berita Mojokerto
Kelanjutan Kasus Esek-esek Siswi Cantik di Mojokerto, Polisi Bekuk 2 Muncikari di Penginapan Pacet
Tersangka menjalin komunikasi intens dengan korban yang berakhir di ranjang penginapan vila Pacet Mojokerto.
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Anggota Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Mojokerto membongkar kasus esek-esek prostitusi online terselubung yang melibatkan dua tersangka muncikari dengan siswi sekolah.
Dua siswi cantik yang berbeda sekolah di Mojokerto dan Jombang itu, usianya sekitar 18 tahun dan 16 tahun. Mereka ditawarkan oleh muncikari pada lelaki hidung belang melalui akun media sosial Facebook dan percakapan diteruskan melalui WhatsApp.
Muncikari memasang tarif kencan dengan siswi sekolah itu senilai Rp 700 ribu hingga Rp 1 juta dengan durasi selama tiga jam.
Tersangka muncikari dua orang yaitu Sofyan Maulana (18) warga Desa/Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto dan M Agung Mulyono (20) warga Desa Wonorejo, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.
Bisnis esek-esek yang menjadikan anak di bawah umur sebagai objek memuaskan nafsu pria hidung belang ini terungkap dari informasi masyarakat terkait maraknya praktik penjualan wanita atau prostitusi di kawasan Pacet.
Polisi melakukan penyelidikan yang akhirnya berhasil menangkap tersangka saat transaksi di salah satu penginapan Pacet, Kabupaten Mojokerto, pada Senin (28/9/2020).
Kapolres Mojokerto, AKBP Dony Aleksander menjelaskan, pelaku muncikari menjalankan praktik prostitusi online dengan menawarkan layanan kencan bersama siswi sekolah kepada lelaki hidung belang melalui media sosial.
Bahkan sebelumnya, tersangka juga melakukan bersetubuhan dengan para korbannya.
"Telah diamankan tersangka SM dan MA dengan modus menawarkan layanan jasa pada lelaki hidung belang untuk melakukan berhubungan layaknya suami istri dengan anak di bawah umur," ungkapnya di Mapolres Mojokerto, Rabu (7/10/2020).
Dony menyebutkan, tersangka muncikari memperoleh keuntungan dari hasil transaksi prostitusi itu yang nominalnya bervariasi senilai Rp200 ribu hingga Rp 300 ribu.
Peran muncikari menghubungkan dan mencari pelanggan sekaligus menerima uang pembayaran jasa layanan kencan dengan anak di bawah umur ini.
"Tersangka memberikan uang dari hasil prostitusi dan diserahkan kepada korban yang telah dikurangi nominalnya pertama Rp700 ribu dan yang kedua Rp 800 ribu," terangnya.
Dari pengakuan tersangka, prostitusi ini bermula dari perkenalan dengan korban di media sosial satu tahun lalu.
Singkat cerita, tersangka menjalin komunikasi intens dengan korban yang berakhir di ranjang penginapan vila Pacet Mojokerto.
Setelah tersangka berhubungan layaknya suami istri dengan korban dan membayar separuh dari tarif kencan. Kemudian dia menawarkan korban saat ada pria hidung belang yang menginginkan layanan plus-plus.
Korban mengiyakan, diduga lantaran faktor perekonomian yang ditambah adanya permasalahan dalam keluarganya.
