Virus Corona di Madiun
Pemanfaatan Lahan Kosong untuk Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi Covid-19
Menyadari hal tersebut, seorang petani di Kota Madiun, Muhammad Fajar, mencoba membuat inovasi dengan memanfaatkan lahan kosong di Kota Madiun.
Penulis: Rahadian Bagus | Editor: Parmin
Fajar mengatakan, dari satu pohon cabai dapat menghasilkan 2 kilogram, sedangkan terong sekitar 2-3 kilogram, brokoli sekitar 0,5 kilogram, tomat sekitar 5 kilogram.
Tidak hanya menjual hasil panen, bibit yang sudah berusia sekitar dua minggu juga dapat dijual Rp 7.500 per polybag.
“Dari hasil panen 2.000 polybag, kira-kira hasil atau omset untuk sekali panen sekita Rp 15 juta,”jelasnya.
Dia berharap, metode perkebunan menggunakan polybag yang ia terapkan dapat menginsipirasi warga di Kota Madiun, agar mau menjadi petani di kota. Sedangkan hasil panen dari perkebunannnya dapat memenuhi kebutuhan sayuran bagi warga di Kota Madiun.
Lahan pertanian produktif di Kota Madiun setiap tahun berkurang.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Madiun Muntoro Danardono, mengatakan saat ini luas lahan pertanian produktif sekitar 898 hektar. Setiap tahun, kata Muntoro, lahan pertanian di Kota Madiun berkurang atau mengalami penurunan sekitar satu persen akibat alih fungsi lahan.
“Saat ini lahan pertanian produktif di Kota Madiun hanya tinggal 898 hektar, akibat alih fungsi lahan untuk pemukiman,” kata Muntoro.
Ia mengatakan, lahan pertanian produktif di Kota Madiun sebagian besar ditanami padi. Mayoritas lebih memilih menanam padi dibandingkan jenis tanaman hortikulutra. “Mungkin karena persoalan iklim,” katanya.
Muntaro menambahkan, berkurangnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan dialami semua daerah perkotaan. Berbeda dengan daerah kabupaten yang bisa menambah luasan lahan pertanian dengan membuka hutan atau tegalan.
Ia mengatakan, beberapa inovasi seperti metode penanaman menggunakan polybag sudah dicoba namun kurang mendapat respons yang baik dari para warga di Kota Madiun.
“Sistem polybag itu memungkinkan sebenarnya. Tetapi persoalannya, misalnya, ada dibantu (polybag) tidak diopeni, persoalannya warga kita tidak seperti petani yang sesungguhnya,” imbuhnya.
Hidupkan kembali lahan tidur di Kota Madiun untuk perkebunan
Tidak hanya padi, selama ini kebutuhan sayuran, buah, dan palawija warga Kota Madiun, dipenuhi kabupaten tetangga, seperti Magetan, Madiun, dan Ngawi.
Padahal, petani yang bermukim di Kota Madiun bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut jika lahan yang ada dimaksimalkan.
Untuk itu, Wali Kota Madiun Maidi, menghidupkan 30 hektar lahan tidur milik Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun untuk disulap menjadi lahan produktif perkebunan palawija, sayur, dan buah-buahan.