Biodata Jarot Subana Bos PT Waskita Beton yang Dijemput Paksa KPK, Pernah Ditempatkan di Timor Timur

Berikut profil dan biodata Jarot Subana, Direktur Utama PT Waskita Beton Precast yang dijemput paksa oleh KPK pada Kamis (23/7/2020)

Kolase Kontan/Achmad Fauzie dan ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Jarot Subana Direktur Utama PT Waskita Beton yang Dijemput Paksa KPK 

Meskipun orang tua menginginkan Jarot menjadi guru, tapi ia mengaku tetap diberikan kebebasan dalam memilih disiplin ilmu di luar yang diharapkan orang tua.

Lantaran bercita-cita bekerja di proyek, ia lalu memilih mengambil kuliah jurusan teknik sipil di UGM.

Dalam benaknya saat itu, ingin meniti karier dengan menjadi pekerja proyek lapangan di luar Pulau Jawa, khususnya di daerah Indonesia bagian timur.

Lulus kuliah tahun 1991, setahun kemudian ia resmi bergabung dengan Waskita Karya.

Di perusahaan ini, cita-citanya menjadi pekerja proyek lapangan di Indonesia bagian timur terkabul.

Setelah menjalani training di Waskita, Jarot langsung dikirim ke Bali.

Tak lama ini ia dikirim ke Flores, Nusa Tenggara Timur untuk mengerjakan proyek pasca terjadinya bencana alam di wilayah itu.

"Itu tepatnya sekitar tahun 1993," ujarnya.

Jarot bekerja di Flores sebagai staf teknis sampai tahun 1995. Pada 1996, ia dipromosikan menjadi Kepala Seksi Pengendalian dan dipindah ke daerah Kupang NTT.

Tidak lama berkerja di Kupang, Jarot kembali dipindah ke Timor Timur, sekarang menjadi negara Timor Leste dengan jabatan yang sama.

Namun karena di Timor Timur ada referendum untuk memisahkan diri dari Indonesia, pada 1999 Jarot kembali dipindah. Kali ini ia ditempatkan di Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga tahun 2006 dengan jabatan sebagai Kepala Proyek.

Selamat bekerja di luar Pulau Jawa, sempat terbersit dalam benaknya untuk keluar dari perusahaan karena merasa peluangnya untuk kembali ke Jawa sangat tipis.

Sementara bila terus berada di luar Jawa, maka prospek kariernya sulit berkembang. Namun berkat nasihat salah seorang seniornya, Jarot mengurungkan niat tersebut.

Setelah 14 tahun berkarya di luar Pulau Jawa, akhirnya Jarot mendapat kesempatan bekerja di proyek rehabilitasi Sungai Bengawan Solo di Sukoharjo, Jawa Tengah mulai pertengahan tahun 2006. Kesempatan ini menjadi titik balik karier Jarot,

setelah ia sempat khawatir kariernya tidak berkembang selama bekerja di Indonesia bagian timur.

Sumber: Kontan
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved